16-MANTAN-

127 16 6
                                    

Sarada duduk bersama ketiga sahabatnya, mereka bertiga mendadak datang. Katanya Boruto menyuruh mereka menemani Sarada di sini, lagian mereka juga ingin tau.

"Jadi Kak Bolt nyuruh kalian?"

Mereka mengangguk.

"Aslinya sih gue udah enak-enak rebahan di rumah, males banget. Tapi keponya lebih gede." Chocho mengeluarkan jajan yang mereka bawa sewaktu datang ke sini. Boruto menyuruh mereka kemari tidak gratis begitu saja. Tentu harus mengeluarkan cuan.

"Emang gimana sih, Sar?"

"Bentar, kita buka seblaknya dulu." Chocho membagikan sebungkus seblak punya mereka masing-masing.

Sarada kembali menceritakan semuanya, mereka mendengarkan sambil menikmati seblak.

"Anjir! Si Code ggs!"

"Dia ganteng, tapi bukan serigala, Him! Serigala ganteng itu cuma Galang!"

"Ganteng-ganteng sengklek, maksud gue njir!"

"Bagus lo jauhin dia, Sar!"

Mereka memang terlena akan ketampanan Code sesaat, tapi setelah mendengar cerita Sarada mereka menjadi ilfil.

"Eh ini harganya berapa?" Sarada melihat seblaknya yang sudah tinggal setengah, akan mengeluarkan uangnya dari tasnya.

"Heh nggak usah bayar! Ini pacar lo yang traktir!"

"Beneran?" tanya Sarada merasa tak enak.

"Iya."

"Hei, mumpung kita lagi kumpul cewek-cewek berempat punya waktu sendiri, boleh nggak sih aku mau ngomong sesuatu?" Sarada bergantian menatap mereka.

"Apaan-apaan?"

"Gapapa ngomong aja."

"Kenapa, Sar?"

Sarada bergerak turun dari kasur, mengambil sebuah kursi kayu yang tersedia. Membuka sedikit celah pintu, ia melihat inti Andromeda sepertinya sedang membicarakan sesuatu, dan di sana ada Naruto juga. Dia pikir sudah pulang setelah Himawari bilang diantar olehnya, ternyata masih ikut duduk bersama para laki-laki. Sarada lalu menaruh kursi kayu tadi di belakang pintu, sebagai penahan dan ganti karena Sarada tak memiliki kunci kamar ini.

"Lhah ngapain digituin, Sar?"

Mereka bingung kenapa Sarada sampai mengunci pintu, sebenarnya ada apa ini?

"Lo mau ngomongin apa? Keknya serius banget."

Sarada menatap mereka. "Him, ada nggak cewek yang lagi atau pernah deket sama Kak Boruto?"

Himawari mencoba berpikir mengingat-ingat.

"Kenapa lo tanya gitu, Sar?" tanya Yodo.

"Beberapa hari yang lalu, waktu Kak Boruto nggak masuk sekolah, pas pulang aku lihat dia boncengan sama cewek, dan nggak tau itu siapa. Bukan aku curiga, over thinking, mau ngekang atau gimana, tapi kenapa dia harus nggak masuk sekolah, nggak kasih kabar, tapi aku liat boncengan sama cewek itu abis itu dia pun nggak ada penjelasan tentang—kenapa dia nggak masuk sekolah hari itu," Sarada menceritakan semuanya.

"Kamu tau sesuatu nggak, Him?" Sarada kembali bertanya.

"Siapa ya? Cewek yang pernah dekat sama Bang Bolt?" Dia masih mengingat-ingat.

"Nggak ada sih Sar," Seingat Himawari memang tidak ada.

"Beneran?" Sarada memastikan lagi.

"Iya."

Lantas siapa cewek yang di boncengan Boruto itu? Apa cuma orang yang kebetulan ketemu di jalan?

"Tapi kalian jangan ada yang bocor ke anak Andromeda dulu ya, kita belum tau yang sebenarnya," pinta Sarada. Mereka mengangguk mengerti.

-MANTAN- (BORUSARA (REVISI))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang