Pagi ini udara masih segar. Terasa lebih dingin karena Sarada berada di atas motor yang melaju dengan kecepatan sedang.
"Kamu ikut tour nggak?" Boruto sedikit berteriak.
"Nggak!" Sarada juga agak berteriak, takut tidak kedengaran karena laju motor.
Boruto lebih memelankan lagi laju motornya. "Kenapa kamu nggak ikut?"
Sarada mengeratkan pelukan tangannya di perut Boruto. "Aku nggak ada dana, Kak Bolt. Lebih baik uangnya dibuat kebutuhan daripada aku ikut tour, kasian Mama sama Bang Is," jawab Sarada pelan.
"Aku bayarin aja ya kalo gitu, biar kamu ikut."
Sarada melebarkan matanya. "Nggak! Nggak usah, Kak!" Tentu Sarada menolak.
"Nggak apa-apa kalo kamu mau ikut, aku bayarin sekalian uang saku."
"Makasih banyak Kak, tapi aku tetep nggak mau. Nanti rencananya aku bakal bicarain sama Pak Kakashi."
"Beneran?"
"Iya."
-MANTAN-
Semenjak kepergian Boruto dari kelasnya, Sarada merasa ada yang mengawasi. Perempuan itu celingukan.
"Lo ngeliatin apa, Sar?"
"Hah?"
"Lagi ngeliatin apaan elah? Dari tadi celingak-celinguk mulu!" Chocho melihatnya malas.
"Nggak ada, liatin kelas doang." Sarada nyengir.
-MANTAN-
Sarada berjalan bersama Boruto menuju ruangan Kakashi. Istirahat ini inti Andromeda datang menjemput mereka di kelas, dan karena Sarada harus berbicara dengan Kakashi dahulu karena tidak ikut acara touring tanggal 16 nanti, jadi dia harus ke ruangannya. Dan Boruto ikut menemaninya.
"Assalamualaikum! Permisi!" Sarada membuka pintu rung kantor guru.
"Waalaikumsalam," Kurenai yang sedang duduk di sofa menjawab.
Sarada dan Boruto masuk. "Pak Kakashi ada, Bu?" tanya Sarada.
"Itu, dia ada di mejanya." Sarada melihat arah tunjuk Kurenai, lalu menuju meja Kakashi.
"Permisi, Pak!" Sebenarnya Sarada bingung ingin mengucapkan selamat siang atau pagi, karena ini jam 10 tidak pagi tidak juga siang.
"Ya?" Kakashi beralih dari laptopnya.
Sarada dan Boruto kemudian duduk di dua bangku yang tersedia di depan meja Kakashi.
"Saya mau berbicara, Pak," ucap Sarada.
"Mau bicara apa? Silakan saja."
"Ini mengenai tour minggu depan, saya tidak bisa ikut serta dalam kegiatan."
"Kenapa, Sarada?" tanya Kakashi.
"Saya ada masalah pribadi Pak, mungkin saja Bapak sudah tau kondisi keluarga saya." Sarada menunduk.
"Tapi Sa-"
"Saya mohon Pak, saya tidak ingin memberatkan Mama saya, Pak. Setidaknya jika saya tidak bisa membantu, saya tidak menambah beban mereka." Tatapan Sarada begitu lekat.
Kakashi menghela napas. "Baiklah, pengecualian untuk kamu."
Sarada menghela napas lega dan tersenyum. "Makasih banyak, Pak. Kami permisi."
"Permisi, Bang!" Boruto mengikuti langkah Sarada.
-MANTAN-
"Udah?" Dua orang itu menyusul teman-temannya di kantin.
"Udah" Sarada tersenyum. Alhamdulillah Kakashi memberinya izin.
"Nggak seru Sar nggak ada lo."
Sebenarnya para gadis ingin Sarada ikut dalam kegiatan ini, tapi mereka menghargai keputusan Sarada.
"Hari ini, Codot ada ganggu kamu lagi, nggak?" tanya Boruto.
Sarada menggeleng. "Alhamdulillah nggak."
Boruto bernafas lega.
-MANTAN-
Siang ini, Sarada kembali diajak berkunjung ke kediaman Dhanurendra. Siang ini dia bersama Hinata asyik bermain dengan Mimi-kucing kesayangan Hinata. Dan malah mencuek-kan Boruto yang saat itu hanya bisa pasrah.
"Mimi ini perempuan apa laki-laki, Mah?" Sarada menggendong kucing itu.
"Laki-laki," jawab Hinata.
Sarada sedikit terkejut, ia kira kucing ini perempuan, "Aku kira perempuan. Kenapa dikasih nama Mimi?"
Hinata menoleh ke belakang padanya. Saat ini wanita itu tengah duduk di sofa sambil menonton film China. "Ya daripada Mama kasih nama Mama, mending ya bagusan Mimi lah. Lagian kenapa juga?"
"Namanya kay-"
"Namanya kayak cewek? Iya, Mama tau! Banyak juga kok orang yang tau Mimi yang bilang gitu juga, mulai dari Omanya Bolt sama Hima, terus Kakeknya mereka, Papanya mereka, Om Tantenya mereka, Bibiknya mereka, sampai temen-temen mereka juga gitu."
Sarada tertawa kecil. Geleng-geleng kepala, ada-ada saja.
-MANTAN-
Malam ini Boruto mengantarkannya pulang setelah sesorean Sarada berada di rumahnya.
Sarada turun dari motor besar itu. Keadaan rumahnya terang.
"Kamu mampir dulu?"
"Nggak usah lah udah malem juga."
"Makasih ya, Kak." Sarada langsung berjalan ke depan pintu utama rumah.
"Assalamualaikum! Ma-MAMA!" Sarada berteriak begitu membuka pintu. Sarada menutup mulutnya dengan syok.
"Kenapa, Salad?" Boruto berlari mendengar dirinya berteriak.
Mereka terkejut bukan main. Di ruang tamu, terdapat Sakura yang terikat kuat dengan keadaan mengenaskan.
Code duduk santai di sofa ditemani bersama beberapa anak buahnya yang berdiri di sana. "Sarada, Sarada, Sarada. Kalo lo kabur lagi, gue pastiin lo dan keluarga lo bakal tersiksa."
"Kak! Apa yang udah Kakak lakuin ke Mamah aku?" Sarada hendak memeluk Sakura, tapi dua orang anak buah Code menahannya.
"Lepasin dia anjeng!" Boruto mendekat, tapi dengan sigap Code langsung menendangnya.
Mereka beradu jotos. Sementara itu empat anak buah Code berusaha membawa pergi Sarada dan Sakura.
Sarada berteriak. "KAKAK TOLONG!"
Boruto berusaha akan menolongnya. "LEPASIN MEREKA!"
Tapi Code masih menghalangi, "Bacot lo, ini balesan buat lo karena udah berani ngusik pusatnya Kara, dan udah berani pacarin Sarada!"
Berpuluh anak buah Code datang ke sana, Sarada dan Sakura sudah tidak terlihat lagi.
TBC
Woee! Kiwww kiww😘😘kenyang nggak neih,kurang baik apa coba aku,ngasih asupan MANTAN 2X sehari😎😌😂😘Siapaaa yang makin membara haiyiioooo??!!apa yang terjadi yaaa??ada apaan neih???
KAMU SEDANG MEMBACA
-MANTAN- (BORUSARA (REVISI))
Teen Fictionapa pandanganmu tentang masa lalu? Hanya kenangan? Hanya pelajaran? Atau ... hanya sesuatu yang tidak patut di ingat? Setiap orang mempunyai sisi pandang yang tidak sama. Bagiku, masa lalu itu ... adalah kenangan sekaligus pelajaran. Yang baik bisa...