10.2-MANTAN-

94 13 25
                                    

Boruto menuruni tangga seperti biasa untuk sarapan bersama keluarga.

"Weh! Ada Bang kampret nih!" Boruto mendekat pada Naruto, Hinata, dan Himawari yang sedang berkumpul menatap layar handphone Naruto.

"Cie yang baru punya pacar!"

"Nggak ak kayak lo, jomblo mulu!" Boruto tersenyum mengejeknya.

"Ye ... ngeremehin lo, liat aja nanti gue pulang bawa pacar."

"Iya gue tandai omongan lo!"

"Udah sarapan belum kamu, Haru?" tanya Hinata.

"Ini Mah, baru mau sarapan." Haruto menunjukkan sarapannya yang tersedia di piring.

Mereka bertelepon video sambil sarapan.

"Anjir! Lo makan kek orang kerasukan reog, Bang," ucap Himawari yang melihat Haruto makan dengan sangat lahap.

Haruto tidak menjawab dan terus makan.

"Ya udah, ya udah Papa matiin aja deh, sarapan semua!" Naruto kemudian mematikan panggilan video tersebut.

-MANTAN-

Jalanan pagi ini lumayan lah, seperti biasa ramai tapi Alhamdulillah tidak sampai macet.

Boruto sedang menyetir, biasa menuju rumah Sarada untuk menjemput perempuan itu.

Boruto melihat ke arah spion motornya saat dia merasa ada sesuatu.

"WOI! ITU BORUTO!" Dua pengendara motor di belakangnya kini mengejar dirinya. Boruto menambah kecepatan, mereka kejar-kejaran.

Boruto menghentikan motornya ketika sebentar lagi akan dekat dengan jalan menuju rumah Sarada. Laki-laki itu turun. "Apa yang kalian inginkan?" Boruto memilih menghadapi saja mereka di sini, daripada dia dikejar sampai ke rumah Sarada.

Dua orang itu turun dan melepas helm mereka, ternyata mereka adalah anak-anak dari sekolah sebelah jika dilihat dari seragamnya dan Boruto tau, mereka itu dua orang inti dari geng Serigala.

Dua orang itu langsung saja memukul Boruto, mereka berkelahi di sana.

Agak kewalahan, karena harus melawan dua orang. Tapi untuk seorang Boruto, keadaan seperti ini masih sanggup dia kuasai. Tapi ada kalanya kesempatan bagi dua orang itu dan membuat Boruto terpojok. Mundur perlahan, Boruto membungkuk mengrawuk pasir yang ada di jalanan dan melemparkannya pada kedua wajah orang itu.

"ANJING INI APAAN?"

"SIALAN MATA GUE!"

Boruto menyerang brutal mereka hingga tepar, laki-laki itu tersenyum miring melihat dua cowok di depannya yang sudah dia tumbangkan. "Pagi-pagi udah ngajak tinju aja lo berdua. Makasih ya, bukannya gue makin bonyok malah makin sehat. Thanks." Boruto melambaikan satu tangannya kemudian melaju pergi dari sana.

-MANTAN-

Boruto duduk di sofa rumah yang bisa Boruto amati-sangat berbeda dengan rumahnya. Jika rumah Boruto adalah megah, maka rumah Sarada ini adalah sederhana, jika rumah Boruto berisi berbagai kemewahan, maka rumah Sarada estetik dengan barang-barang pajangannya yang terkesan biasa tetapi mampu menyatu dengan aura ruangan, dan jika rumah Boruto diisi dengan kehangatan keluarga Dhanurendra, maka dalam rumah Sarada hanya ada hening yang dia rasakan setiap dirinya menjemput perempuan itu. Semua sibuk dengan aktivitas dan pekerjaan mereka masing-masing, entah itu Mama Sakura atau Bang Isamu.

Mungkin ini hanyalah rumah kontrakan yang mereka tempati, tapi tak mengelak jika ini juga adalah rumah yang menjadi saksinya ketika pertama kali dia meminta izin kepada Ibu dari gadisnya untuk membawa gadis itu pergi keluar, rumah ini juga menjadi saksi saat setiap Boruto singgah untuk menjemput atau mengantar Sarada.

-MANTAN- (BORUSARA (REVISI))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang