Mata Sarada terbuka perlahan, semalam dirinya pingsan sebab saat memberontak langsung di bekap kain yang terdapat bius.
Sarada mencoba bangun karena dirinya tergeletak dengan tangan dan kaki terikat. Sarada melihat sekeliling, dirinya ada di sebuah kamar dan berada di atas kasur. Kamar mewah ini milik siapa? Di mana ini?
"Mamah," Sarada teringat Mamanya. Sarada mencoba melepas ikatannya.
Cklek!
Sarada menoleh pada pintu yang terbuka.
Code berjalan ke arahnya dengan membawa nampan berisi makanan dan segelas air.
"Kak lepasin aku!" Sarada memintanya.
Code menaruh nampan itu di nakas kemudian duduk di ranjang samping.
"Nggak, nanti kamu kabur lagi," Nada bicara Code melembut.
"Aku nggak mau di sini plis!" Sarada ingin bebas.
"Makan dulu ya." Code mengambil makanan yang tadi dia bawa.
"Nggak! Aku mau bebas!" Sarada merengek ingin dibebaskan.
"Nggak boleh Sarada, lo harus sama gue," Code tidak ingin Sarada pergi lagi.
"AKU NGGAK MAU! AKU MAU BEBAS! KAMU NGGK BISA KURUNG AKU!" Tangis Sarada pecah.
"GUE NGGAK AKAN BEBASIN LO! LO CUMA PUNYA GUE!" Dengan kasar, Code menyerahkan piring berisi makanan itu ke depan Sarada.
"Kak! Cinta itu nggak kayak gini! Kalo kamu cinta sama aku,bkamu nggak bakal bikin aku tersiksa seperti ini. Kalo kamu memang benar cinta sama aku, caramu salah, Kak! Harusnya bukan seperti ini!"
"Lalu gue harus pakai cara apa, biar lo bales cinta gue?"
"Nggak perlu, Kak!" Sarada menunduk. "Maaf aku nggak akan bisa balas cinta kamu, tolong lepaskan aku!"
"Nurut, atau Mama lo celaka." Setelah mengatakan itu Code langsung keluar.
"LEPASIN AKU! JANGAN APA-APAIN MAMA!" Sekarang Sarada tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
Sarada menatap sekitar kamar ini, mencoba melepaskan ikatan kaki dan tangannya. Cukup susah, tapi Sarada berhasil walau tangannya harus sakit. Bahkan Sarada masih memakai seragam sekolah, kusut dan kotor.
Sarada menatap sekitarnya, sepertinya akan sulit untuk keluar dari sini. Sarada menghela napasnya, sepertinya sementara ini Sarada harus nurut terlebih dahulu demi keselamatan Sakura.
Sarada ingat semalam Boruto dikeroyok puluhan anak buah Code, ekarang bagaimana keadaan laki-laki itu? Sarada sangat khawatir.
Sekarang Sarada hanya bisa duduk menunggu Code datang, ini semua perlu waktu. Sarada harus melakukan rencana secara pelan dan halus supaya tidak gagal.
Sarada mencoba menenangkan hati dan pikirannya, dia sangat khawatir dengan kondisi laki-laki yang dicintainya.
"Tenang Salad. Kak Bolt kuat, dia pasti nggak apa-apa."
-MANTAN-
Sarada mendengar langkah kaki yang menuju ke ruangannya. Matanya menatap sekitarnya, mencari sesuatu yang sekiranya bisa dia gunakan.
Sarada melihat sebuah vas kaca berisi setangkai bunga mawar merah di atas nakas. Dengan sigap Sarada langsung mengambil vas itu, kemudian berdiri di belakang pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
-MANTAN- (BORUSARA (REVISI))
Teen Fictionapa pandanganmu tentang masa lalu? Hanya kenangan? Hanya pelajaran? Atau ... hanya sesuatu yang tidak patut di ingat? Setiap orang mempunyai sisi pandang yang tidak sama. Bagiku, masa lalu itu ... adalah kenangan sekaligus pelajaran. Yang baik bisa...