Pagi ini Sarada sudah bersiap ingin kembali ke rumah sakit, tapi niatnya tertunda karena kedatangan seseorang.
"Waalaikumsalam! Ya? Kenapa ya, Bu?" Sarada menyambut ramah, ternyata yang datang adalah Ibu-ibu pemilik rumah yang mereka sewa.
"Kamu anaknya Bu Sakura?"
Sarada mengangguk. "Iya."
"Uang kontrakan untuk bulan ini belum dibayar, saya datang untuk menagihnya." Ibu itu menengadahkan tangan kanannya.
Sarada tersenyum tidak enak. "Sebelumnya aku minta maaf ya Bu, kami belum ada uang untuk membayar sewa. Untuk makan saja kami masih sulit, Bu."
Terlihat ekspresi tidak mengenakkan dari wajah Ibu-ibu itu, "Miskin, waktu lalu sudah membuat keributan di sini pula. Siapa laki-laki yang waktu itu tergeletak berdarah di sini? Pacarmu?"
Ekspresi Sarada berubah datar. "Iya dia pacar saya. Maaf jika sebelumnya memang sudah membuat keributan di sini, dan banyak yang merasa terganggu. Tapi Bu, jangan campurkan urusan itu,itu tidak ada hubungannya dengan keterlambatan kami membayar uang sewa."
Ibu itu bersedekap dada, memandang Sarada dengan sinis. "Tentu ada. Kamu gadis miskin, mintalah kepada pacarmu yang kaya itu untuk sekedar membayar kontrakanku. Kheh! Kamu pelet apa laki-laki kaya itu, hingga mau dengan gadis miskin sepertimu. Bilang dengan Ibumu itu untuk cepat membayar." Ibu itu langsung pergi begitu saja.
Sarada mengusap dadanya. "Sabar." Lalu mengunci pintu dan kembali ke-niat awal untuk pergi ke rumah sakit.
-MANTAN-
"Assalamualaikum Kak, aku dateng lagi. Nggak bosen 'kan?" Sarada meletakkan tasnya di nakas lalu duduk seperti biasa.
"Jangan pernah bosen ya Kak, kalo kamu bosen aku rela perbaiki diri, asal kamu nggak pergi."
"Hei!" Sarada melihat ke arah pintu ruangan, di sana menyembul kepala Shikadai.
"Aku ke luar bentar ya Kak, ada temen-temen kamu tuh di depan." Sarada menemui teman-teman Boruto.
"Masih belum sadar juga, Sar?" tanya Kawaki.
"Goblok! Kalo udah sadar ya pasti dia di kamar rawat biasa, bukan di ICU gini." Shikadai memutar bola matanya malas.
"Yaelah, biasa aja dong!"
"Yow! Bro!" Mereka semua menoleh ke arah orang yang baru datang.
"Kak Shinki!"
"Halo Chan!" Inojin dan Shinki beradu tos.
"Weh Shinchan. Gimana kabar lo, Chan?" Kawaki juga melakukan hal yang sama. Mereka bertiga beradu tos, tentu berbeda dengan Mitsuki.
Mitsuki mengangkat kedua tangannya saat Shinki akan melakukan hal yang sama juga kepadanya. "Sialan, masih sama aja li beruang kutub." Mereka hanya sekedar berjabat tangan.
Tatapan Shinki kemudian tertuju padanya, "Sarada?" Shinki menunjuk dirinya.
"Apa kabar?" Shinki berjalan menghampirinya.
Sarada tersenyum ramah. "Baik, Kak. Kakak sendiri?"
"Seperti yang lo liat."
"Ngapain lo di sini?" tanya Shinki.
"Pacarnya Boruto, Chan." Kawaki duduk di kursi tunggu depan ruangan.
"Apa?" Shinki berbalik pada mereka.
"Sarada pacarnya Boruto, Chan." Shikadai menepuk sebelah bahu Shinki.
Shinki tampak mematung, kemudian menatap Sarada.
KAMU SEDANG MEMBACA
-MANTAN- (BORUSARA (REVISI))
Teen Fictionapa pandanganmu tentang masa lalu? Hanya kenangan? Hanya pelajaran? Atau ... hanya sesuatu yang tidak patut di ingat? Setiap orang mempunyai sisi pandang yang tidak sama. Bagiku, masa lalu itu ... adalah kenangan sekaligus pelajaran. Yang baik bisa...