Isamu melongo dan dengan patah-patah menoleh pada Adiknya.
"Siapa?"
"e ...," Sarada bingung mau menjawab apa. Perempuan itu menggaruk kepalanya. "Itu ... temen aku aja Bang, iseng. U-udah, kita pulang aja yuk! Salad laper." Sarada menepuk-nepuk pundak pria itu supaya cepat melajukan motornya.
Lima menit perjalanan hanya ada keheningan. Isamu melirik adiknya melalui kaca spion, terlihat Sarada yang sedang memainkan kukunya dengan senyum-senyum tidak jelas.
Pikiran Isamu langsung tertuju pada kejadian tadi. Isamu bisa menebak jika Sarada sedang memikirkan kejadian tadi. Siapa laki-laki tadi yang sanggup membuat adiknya tersenyum-senyum tidak jelas seperti itu? Akan Isamu korek nanti.
-MANTAN-
Sampai di depan rumah sederhana itu, Sarada segera turun.
"Mama nggak pulang awal juga Bang?" Melihat pintu rumah yang terkunci, Sarada sudah bisa menebak jika Mamanya tetap pulang malam seperti biasanya.
"Hm, Mama paling kayak biasanya, Dek." Isamu menaruh motornya di teras depan rumah.
Sarada mencari kunci pintu di bawah rak sepatu yang ada di sebelah pintu, kemudian membuka pintu rumah sederhana tersebut.
Melepas sepatu dan kaos kakinya lalu menaruhnya di rak. "Assalamualaikum!" Walau tidak ada orang tetap mengucapkan salam.
"Waalaikumsalam," Isamu yang menjawabnya.
"Tunggu ya Bang, aku aja yang masak." Sarada berlari kecil memasuki kamar guna menaruh tasnya. Kemudian keluar dengan seragam yang masih melekat tetapi sudah tidak dimasukkan. Bersiap membuat hidangan untuk makan siang sekaligus makan malam mereka.
Sarada bergegas memasak dengan bahan-bahan yang ada di kulkas.
Beberapa menit kemudian ....
Yang lainnya sudah siap, kini tinggal satu menu lagi. Ikan Lele. Sarada dengan takut-takut menceburkan ikan Lele yang sudah dibersihkan itu ke dalam wajan berisi minyak. Setelah ikan tercebur, seketika langsung terdengar bunyi letupan-letupan minyak yang membuat Sarada refleks menjauh sejauh-jauhnya.
Dengan mengendap, Sarada mengambil sutilnya. Kemudian dengan takut-takut mengolak-alik ikan Lele itu.
Beberapa menit kemudian ....
Setelah perjuangan memasak ikan Lele yang sangat panjang, akhirnya masakannya telah siap. Perempuan itu menatanya di atas meja makan mereka.
"Abang! Makan ayok!" Sarada berteriak memanggil Isamu.
Isamu keluar dari kamarnya dengan penampilan yang sudah lebih bersih dan lebih rapi daripada tadi.
"Harum banget, kamu masak apa?" Isamu bisa mencium bau harum dari masakan Sarada.
Sarada cuma tersenyum dan mengedikkan bahunya. "Cuma sayur asem isi kangkung sama pecel Lele."
Merek langsung duduk di tempatnya. Sarada mulai mengambilkan makanan untuk Abangnya.
"Abang mau pakek kerupuk nggak? Ada kerupuk," Sarada menawarkan.
"Boleh, sayur asemnya sama sambelnya banyakin ya." Sarada melakukan sesuai keinginan Isamu.
Mereka makan dengan nikmat. Seperti biasa, masakan Sarada akan selalu jadi yang ternikmat.
"Sal." Isamu memanggilnya.
"Hm?"
"Yang tadi siapa?" Isamu menatapnya.
Sarada menghentikan sendoknya. "Yang mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
-MANTAN- (BORUSARA (REVISI))
Teen Fictionapa pandanganmu tentang masa lalu? Hanya kenangan? Hanya pelajaran? Atau ... hanya sesuatu yang tidak patut di ingat? Setiap orang mempunyai sisi pandang yang tidak sama. Bagiku, masa lalu itu ... adalah kenangan sekaligus pelajaran. Yang baik bisa...