Sarada terdiam, pagi ini tiba-tiba Boruto mengabari akan menjemputnya. Tapi Sarada mengiyakan saja.
Melepas mukena dan menatanya.
Tok tok tok!
Tok tok!
"Masuk! Nggak dikunci!"
Sarada segera masuk saat mendapatkan izin, terlihat Sakura yang baru selesai mandi.
"Mah, udah ada uang belanja?" Sakura maupun Isamu masih belum memberikan uang untuk keperluan belanja mereka.
Sakura mengambil sesuatu dari dalam lemarinya. "Belum Sarada." Dia berjalan menyerahkan segepok uang pada Sarada.
Sarada menatap bingung uang itu.
Seakan mengerti tatapan Sarada, "Kemarin Papamu yang berikan, gunakan untuk dirimu dan Abangmu. Jangan dibelikan kebutuhan rumah, cukup pakai untuk kalian berdua, entah itu makan di luar atau yang lain-lain. Yang penting Mama nggak ikut campur memakai."
"Kalian bisa gunakan uang ini untuk makan di luar, atau jaga-jaga ketika keadaan kita lagi kelaparan seperti sekarang. Untuk Mama nggak perlu kalian pikirkan, Mama bisa cari makan dengan cara lain," Sakura menjelaskan dengan perlahan. Dia sangat tau jika Sarada cukup sensitif jika mengenai Sasuke.
Sarada menunduk sebentar, memejamkan matanya. "Mah ... Sarada nggak mau, kembalikan saja bagian Sarada. Kalo Bang Is terserah saja, itu hak dia," Sarada menolak dengan halus.
"Tapi itu juga hak kamu Salad. Kamu berhak menerima uang ini, kamu juga anaknya Sasuke," Sakura mencoba membujuknya.
"Aku menolak, Mah," tegas Sarada. "Kalo Mamah nggak mau balikin uang ini, biar Sarada yang balikin sendiri." Sarada mengambil uang tersebut dari tangan Sakura, kemudian langsung keluar.
"Abang! Abang!" Sarada berdiri di depan pintu kamar Abangnya.
"Masuk, Salad!" Sarada langsung masuk saat mendapatkan izin.
"Kenapa?" Isamu terlihat sudah siap berangkat bekerja.
Sarada memberikan uang itu. "Uang dari Papah."
Isamu menatapnya dengan alis terangkat.
"Mama bilang, uang ini untuk kebutuhan kita kecuali kebutuhan rumah. Kita bisa gunain apapun, tapi Mama nggak mau ikut campur memakai. Salad akan kembalikan lagi bagian Salad, Salad nggak mau apapun lagi dari laki-laki itu. Kalo Abang mau ambil bagian Abang, silakan." Sarada menyodorkan segepok uang tadi.
Ternyata Isamu juga menggeleng. "Kamu kembalikan saja semuanya, siapapun dari kita nggak butuh uang dia."
Sarada mengangguk kemudian langsung keluar.
Kembali ke kamarnya. Bersiap-siap dengan cepat karena Boruto akan menjemput dirinya.
Memakai tote bag nya, Sarada membuka handphone. Membuka chat dari salah satu nomor yang Sarada tidak save.
+812356*******
Salad
Mari bertemu papa kangen+812356*******
Salad datanglah ke rumah papah
Setidaknya jenguklah, calon adikmu+812356*******
Papa minta maaf Salad plissItu adalah pesan-pesan beberapa hari lalu yang tidak pernah Sarada buka. Tanpa ditanya-pun, Sarada sudah tau siapa pemilik nomor itu.
Anda
Kirimkan alamat rumah mu, tunggu aku datang pulang sekolah-MANTAN-

KAMU SEDANG MEMBACA
-MANTAN- (BORUSARA (REVISI))
Teen Fictionapa pandanganmu tentang masa lalu? Hanya kenangan? Hanya pelajaran? Atau ... hanya sesuatu yang tidak patut di ingat? Setiap orang mempunyai sisi pandang yang tidak sama. Bagiku, masa lalu itu ... adalah kenangan sekaligus pelajaran. Yang baik bisa...