Sarada bersaman Sakura dan Isamu langsung bergegas ke rumah sakit malam ini, saat mendapatkan kabar jika Boruto sudah sadar dan di pindahkan ke ruang rawat.
"Assalamualaikum!" Saat pintu terbuka, di sana sudah ada teman-teman Boruto juga keluarganya.
"Kak Bolt!" Sarada langsung berlari memeluknya.
"Hei." Boruto masih kaku untuk bergerak, tangan laki-laki itu berusaha balas memeluk Sarada.
"Lo na-nangis?" Mungkin Boruto dapat merasakan jika bajunya basah di bagian bahu.
Sarada malah semakin menyembunyikan wajahnya. Boruto mengelus rambut gadis itu.
Naruto ikut merangkul Hinata. "Ini apa ... lagi." Hinata memejamkan matanya dan menarik napas.
"Ehmr! ehmrr!"
"Hargailah jomblo, karena jomblo adalah orang terhormat."
Sarada melepas pelukannya saat sadar bukan hanya dirinya dan Boruto saja yang berada di sini. Sarada menghapus air matanya, tersenyum pada Boruto. "Keadaan Kakak gimana? Ada yang sakit nggak?"
"Nggak usah khawatir, pacarmu nggak selemah itu." Boruto tersenyum.
"Heleh modus!" cibir Shinki.
"Heh, sejak kapan lo di sini? Nggak tau gue."
"Bucin akut mana sadar keadaan kalo udah sama pacarnya!"
"Om sama Tante pamer mulu! Anak sama orang tua sama aja."
Naruto melepaskan pelukannya. " Iri itu tanda tak mampu, dan syirik itu sahabatnya syaithon."
"Boruto." Sakura berdiri di samping putrinya.
"Kalian nggak apa-apa 'kan?" tanya Boruto, mengingat kejadian yang lalu.
"Kami baik-baik saja. Terima kasih ya." Sakura tersenyum.
"Kak, makasih banyak ya," Sarada juga ikut berterimakasih.
"Nggak usah berterima kasih. Kalian masih tetap diculik, gue gagal."Boruto menunduk.
"Nggak, Kak! Kakak nggak gagal! Kakak udah nyelametin kami!" Sarada tidak setuju dengan omongan Boruto.
"Boruto." Sakura mengelus rambut Boruto. "Jangan pernah merasa seperti itu, kamu sudah melakukan yang terbaik. Tanpa kamu dan teman-temanmu mungkin saja Mama dan Sarada nggak akan bisa ada di sini."
"Makasih ya udah jagain Sarada sama Mama." Semua menoleh pada Isamu.
"Nggak papa Bang, tugas gue," jawab Boruto.
"Kak Boruto kapan bisa keluar?"
"Mungkin besok," jawab Boruto.
-MANTAN-
Hari ini Boruto sudah di perbolehkan untuk pulang. Sarada langsung ke rumah sakit dan ikut mengantarnya. Sedangkan yang lain, mereka bilang menunggu Boruto di rumah. Dan hari ini juga anak-anak yang ikut dalam acara tour akan pulang.
"Makasih." Mereka saling pandang. Sarada menuntun Boruto untuk bisa turun dari ranjang rumah sakit.
"Kalo ke-beratan, gue udah bisa jalan sendiri," Boruto sepertinya tau jika Sarada kesusahan memapah tubuhnya yang lebih besar dari ukuran tubuh gadis itu.
"Nggak, aku nggak beratan, Kakak jangan jalan sendiri," Sarada menolak.
Naruto datang membawa kursi roda, membantu Boruto duduk pada kursi roda.
"Kamu kontrolnya minggu depan, satu minggu sekali. Sementara ini, nggak usah masuk sekolah dulu," Naruto memberitahu.
-MANTAN-
KAMU SEDANG MEMBACA
-MANTAN- (BORUSARA (REVISI))
Teen Fictionapa pandanganmu tentang masa lalu? Hanya kenangan? Hanya pelajaran? Atau ... hanya sesuatu yang tidak patut di ingat? Setiap orang mempunyai sisi pandang yang tidak sama. Bagiku, masa lalu itu ... adalah kenangan sekaligus pelajaran. Yang baik bisa...