Jangan lupa vote komen 💚
Happy Reading~***
"Bagas, kamu harus menjadi pengantin pengganti untuk menggantikan kakak kamu."
Pemuda bernama Bagas itu menatap ibunya. Dia tidak menyangka wanita paruh baya yang sangat dia sayangi tiba-tiba menyerangnya dengan menyuruhnya untuk duduk di kursi pelaminan menggantikan kakaknya yang kabur di hari pernikahan.
Tidak pernah Bagas pikirkan sama sekali, kalau ibunya akan menyuruhnya untuk menggantikan kakaknya berdiri di alatar dan mengucapkan janji suci kepada wanita yang bahkan dia sendiri tidak mengenalnya. Bahkan Bagas tidak pernah melihatnya sekali pun.
"Bu, bahkan Bagas nggak kenal wanita itu," ucap laki-laki berbadan bongsor yang sedang bersimpuh di depan Ibunya yang menangis.
"Bagas, kali ini Ibu minta tolong sama kamu," lirih Ibunya Bagas sembari memegang dadanya.
Tubuh tegap berbalut kemeja batik berwarna abu-abu bercorak biru itu menunduk. Tangannya masih setia mengelus punggung tangan ibunya yang sedang menangis sejak setengah jam yang lalu. Bagas melirik jam dinding lalu menghela nafasnya pelan, 30 menit lagi acara pernikahan kakaknya akan segera di mulai, tapi kakaknya menghilang dan tidak bisa dihubungi.
"Bagas, jika acara ini gagal. Ibumu akan malu. Bukan hanya pada calon besan, tapi juga para tamu undangan," ujar pamannya Bagas yang sejak tadi berdiri di ambang pintu.
"Paman, kenapa harus Bagas?" Bagas tidak tahu lagi bagaimana caranya bicara agar dia tidak dijadikan pengantin pengganti. Dia tidak mau menikah dengan pacar kakaknya yang tidak dia kenal.
Bagaimana mau kenal? Dia saja tidak dekat dengan kakaknya. Dia tidak pernah akur dengan kakaknya, karena faktanya kakaknya lahir dari rahim yang berbeda dengannya. Ya, mereka memiliki ibu yang berbeda.
Bagas bahkan tidak pernah berkomunikasi secara langsung dengan kakaknya. Apa lagi sejak ayahnya meninggal, bahkan sepertinya kakaknya hanya menghubungi ibunya seperlu saja.
"Bagas, ..." lirih Sani memecah keheningan. "Kamu tidak mau mempermalukan nama mendiang Ayahmu, kan?"
Bagas mendengus pelan, dia sangat menghormati ayahnya. Dia tidak mau mempermalukan nama mendiang ayahnya, tapi apa harus dengan seperti ini?
"Bu, kenapa tiba-tiba Mas Bayu kabur saat hari pernikahannya? Padahal mereka sepertinya sudah dekat sejak satu tahun yang lalu. " Pemuda berusia 22 tahun itu mengelus punggung tangan ibunya, dia sedang mencoba merayu.
"Kamu tahu, kan? Mereka dekat awalnya juga karena sebuah perjodohan antara mendiang ayah kamu dan sahabatnya, Om Adi."
Bagas mengangguk, dia tahu soal perjodohan itu. Dia memang tidak tertarik dengan kehidupan Kakaknya, tapi dia sering mendengar ibunya bercerita. Sebenarnya saat itu kakaknya punya pacar, tapi kakaknya di paksa untuk dekat dengan wanita yang di pilih ayahnya.
"Maaf mengganggu." Semua orang di dalam ruangan menoleh.
"Mbak Tiara siap menikah dengan siapa pun asal acara ini tidak gagal."
Pernyataan itu membuat Bagas mendengus pelan. Tangannya mengusap wajahnya dengan kasar. Apakah dia benar-benar akan menjadi pengantin pengganti?
Bagas bahkan baru wisuda bulan Juni lalu, dia belum memiliki pekerjaan. Dia juga masih suka main ke sana kemari dengan teman-temannya. Dia sendiri bahkan tidak pernah berpikir wanita seperti apa yang akan jadi istrinya.
Terlebih lagi Bagas tidak pernah berpacaran dengan siapa pun. Bukan polos, karena nyatanya Bagas suka keluyuran saat malam. Dia hanya tidak mau mempermainkan wanita karena dia sangat menyayangi ibunya. Dia juga tidak tahu caranya mengagumi seorang wanita. dia hanya bisa bilang, 'Dia cantik, aku suka'.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Subtitute Groom
Fanfiction[Collaboration To Celebrate NCT Dream's Anniversary] Menikah di usia muda adalah sesuatu hal yang tidak pernah terpikirkan oleh seorang Bagas Navarro yang masih suka main ke sana kemari. Bahkan dia tidak pernah memikirkan bagaimana wanita yang akan...