18. Sidang Kedua (Pembuktian)

2.4K 392 34
                                    

Jangan lupa vote komen 💚
Happy reading~

***

Setelah pertemuan di kafe dan memberikan hadiah, kini Bagas dan Tiara kembali bertemu disidang kedua. Tepatnya tanggal 06 Oktober 2023, sidang kedua kasus pembunuhan terhadap Sania Dierja akan dilakukan.

Sepasang suami istri itu kini sudah duduk di tempatnya masing-masing bersiap untuk sidang kedua. Hakim ketua mengetuk palunya sebanyak tiga kali tanda sidang telah di mulai.

"Kuasa hukum terdakwa, apakah Anda membawa saksi hari ini?" tanya Hakim ketua.

Juan, pengacara terdakwa, mengangguk. "Iya, yang mulia."

"Panggil untuk duduk di kursi saksi."

Juan terdiam sesaat lalu kembali berkata, "Yang mulia, izinkan saya mengajukan beberapa bukti untuk menyangkal tuduhan penuntut."

"Keberatan, yang mulia," sanggah Tiara, jaksa penuntut.

"Keberatan ditolak." Hakim memotong ucapan Tiara. "Kuasa hukum terdakwa, tunjukan bukti-bukti itu," lanjutnya.

Juan mengangguk, kemudian berdiri dan memberikan beberapa bukti penyangkalan lalu berbalik menghadap hadirin. "Saudara Diki memang melakukan pencurian dan kekerasan terhadap korban, tapi saudara Diki tidak melakukan pembunuhan," jelasnya.

Semua orang di dalam ruang sidang ribut mereka bertanya-tanya kenapa bisa seperti itu? Lalu siapa yang melakukannya? Karena pada pukul 12.00-13.00 tidak ada yang datang ke rumah Sani selain Diki.

Tok! Tok! Tok!

Hakim mengetuk palu karena suasana memanas. "Semuanya tenang atau sidang ini ditunda?" Seketika ruangan sidang kembali tenang setelah mendapat peringatan dari hakim ketua.

"Kuasa hukum terdakwa, apa ada bukti lain?" tanya hakim ketua.

Juan menoleh lalu mengangguk. "Iya, yang mulia," tuturnya kemudian memberikan flasdisk pada panitera agar diputarkan lewat layar lebar yang ada di ruangan.

"Rekaman apa itu?" tanya hakim ketua.

"Rekaman CCTV milik tetangga korban yang ada di dalam rumah, yang mulia. Walau sedikit tidak jelas saya akan membuktikannya," tutur Juan kemudian hakim mengangguk.

Beberapa waktu lalu, Juan ke lokasi setelah mendapat izin dari kepolisian. Dia benar-benar bekerja keras hingga menemukan bukti itu. Saat rekaman CCTV diputar semuanya kembali gaduh. Bahkan sang putra korban kini semakin bingung dan bertanya-tanya, jika bukan sepupunya lalu siapa?

Tiara hanya diam dan memperhatikan, ini jauh dari apa yang dia pikirkan.

"Biar saya jelaskan dengan cepat," ujar Juan.

"Terlihat jelas kalau di situ menunjukkan pukul dua belas lewat lima, yang mana terdakwa sudah masuk ke rumah korban. Terlihat bayangan hitam tersebut naik ke lantai dua yang jelas itu tentu terdakwa," ujar Juan. "Kita percepat," titahnya.

"Stop." Juan menyuruh panitera untuk menjeda rekaman. "Pukul dua belas lewat dua puluh dua, terdakwa turun tampak terburu-buru. Itu karena dia sudah mencuri tentunya," jelas pengacara laki-laki itu dengan sangat hati-hati

"Lihat, ada bayangan hitam jatuh dari lantai dua. Korban jatuh setelah terdakwa keluar rumah yaitu pada pukul dua belas lewat dua puluh tiga," papar Juan lagi yang tentu itu membuat suasana semakin memanas. "Sebelumnya maaf jika terpotong-potong, karena waktu itu beberapa kali terjadi mati listrik," lanjutnya.

"Kuasa hukum terdakwa, maksud Anda ada pelaku lain?"

Juan menatap hakim ketua. "Benar, yang mulia. Pelaku melakukannya sangat rapi, sampai-sampai Jaksa khusus kita yang hebat seperti Tiara Anjeli salah mendakwa," tuturnya sembari kembali menoleh ke arah Tiara lalu menatapnya dengan remeh dan sedikit tersenyum miring.

The Subtitute GroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang