19. K.O

2.4K 389 45
                                    

Jangan lupa vote komen 💚
Happy reading~

***

Tiara mengerakkan tubuhnya saat ponselnya berdering, tapi dia hanya menarik selimut sampai wajahnya tenggelam di dalam selimut. Perempuan itu mendengus kasar, karena tidurnya terganggu saat ponselnya terus berdering.

"Aduh." Tiara geram. "Perasaan gue baru tidur deh. Siapa si yang telefon? Hari ini juga hari minggu," gerutu Tiara, dia bahkan mengumpat dalam hatinya. Lagian siapa si yang menelefon tengah malam? Dan sepenting apa sampai mengganggu jam tidur orang.

Namun, akhirnya Tiara meraih ponselnya yang ada di atas nakas lalu meletakan di telinga.

"Halo."

"Selamat malam, bisa bicara dengan Mbak Tiara."

"Maaf salah sam—"

"Mbak, Bagas masuk rumah sakit."

Mata Tiara langsung terbuka lebar. Bagas masuk rumah sakit? Kemudian Tiara mendengarkan apa yang di bicarakan orang yang menelefonnya. Setelah panggilan terputus, pengacara wanita itu segera bangkit dari tempat tidur dan segera bersiap.

Wanita cantik yang selalu mengutamakan penampilan saat pergi, kali ini hanya menggunakan celana jeans, dan kaos saja. Dia mengambil hoodie, dompet, tas, dan kunci mobil lalu segera keluar dari kamar.

Pikirannya tiba-tiba kacau, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa bisa sampai masuk rumah sakit? Dia sangat khawatir pada Bagas kali ini.

***

Disisi lain, di depan ruang UGD. Chandra dan Bryan terlihat sangat khawatir. Bahkan Chandra berkali-kali mengusak wajahnya dengan kasar, dia terlihat sangat gelisah.

Chandra menoleh temannya yang sejak tadi berjalan ke sana kemari. "Lagian, Bry, kenapa lo nggak larang Bagas, si?"

Bryan menghela nafasnya kasar. "Sorry, Chan. Gue juga udah larang si Bagas," sanggahnya. "Eh, tiba-tiba gue di hubungi manajernya si Tiko," lanjutnya mencoba memberi pembelaan terhadap dirinya sendiri karena sejak tadi dia disalahkan. Meski dia juga merasa sangat bersalah juga.

Sebenarnya yang terjadi, kenapa Bagas bisa sampai masuk rumah sakit itu karena dia tumbang setelah permainan berakhir malam ini.

Bagaimana tidak tumbang? Petinju pemula itu bahkan melakukan dua pertandingan dalam dua malam. Terdengar biasa bagi yang sudah profesional. Namun tidak dengan Bagas, meskipun kemampuannya meningkat, tapi fisiknya belum terbiasa.

Saat Jumat malam setelah mengantar Tiara pulang, Bagas dijemput Chandra dan dia langsung melakukan pertandingan yang berakhir dia kembali mendapatkan uang taruhan sebesar 50 juta. Kemampuan Tinju Bagas meningkat, hingga banyak yang memujinya.

Sampai akhirnya banyak petinju yang menaruhkan uang untuk melawan petinju pemula itu.

Satu jam sebelum Bagas dilarikan ke rumah sakit, Bagas berdiri di atas ring tinju dengan keadaan yang sudah sangat lemah. Ujung matanya sudah mengeluarkan darah, bahkan nafasnya sudah berbunyi seperti peluit yang sudah terdengar lemah. Tubuhnya sudah basah penuh dengan keringat, bahkan pandangannya sudah kabur. Namun, dia tetap berdiri kokoh untuk melawan lawannya yang malam ini bertaruh 100 juta.

Laki-laki itu bahkan berkali-kali menggelengkan kepalanya. Suara peluit pun terdengar samar, sorakan penonton sudah tidak lagi menyemangatinya, hingga satu pukulan di dada membuatnya tumbang.

Tiko menaiki tubuh Bagas lalu menghajarnya berkali-kali, terlihat seperti bukan pertandingan, melainkan seperti ada dendam pribadi. Jika iya, Bagas tidak tahu kenapa Tiko harus dendam padanya. Laki-laki berumur 22 tahun itu pasrah saat wajah, kepala, dan dadanya dipukul berkali-kali.

The Subtitute GroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang