04. Beradaptasi

3.1K 463 45
                                    

Jangan lupa vote komen~
Happy Reading~

***

Setelah mengadu pada teman-temannya dan bercerita tentang banyak hal, Bagas segera pulang ke rumah. Saat hampir sampai dia melihat mobil civic keluar dari pekarangan rumah Tiara, kemudian dia sendiri segera masuk dan memarkirkan motornya di garasi.

"Astaga." Bagas memegang dadanya, karena terkejut saat melihat Tiara yang kepalanya masih tertutup hoodie berada di ujung tangga.

"Lo kira gue setan?!" ketus Tiara.

"Mirip." Bagas segera berlalu begitu saja, dia tidak mau mendengarkan ocehan Tiara malam ini.

Bagas kembali menghentikan langkahnya saat melihat ada beberapa paket di atas meja. Dia segera melihatnya lalu membawa beberapa paket masuk ke kamar.

***

Hari berikutnya, seperti hari-hari biasanya Bagas akan berkeliling mencari pekerjaan. Dia menghentikan motornya di depan gerbang perusahaan yang memiliki gedung tinggi. Kemarin saja dia ditolak di berbagai perusahaan menengah, apa lagi perusahaan ini, perusahaan pengiriman terbesar di Indonesia yaitu First Empire.

Bagas meyakinkan dirinya lalu segera turun dari motor dan mengambil amplop coklat di tasnya. Dia melangkahkan kaki menuju meja satpam yang ada di dekat pintu utama.

"Selamat siang, Pak."

Dua orang yang sedang berbincang menoleh bersama, mereka melihat Bagas dari ujung kaki hingga kepala.

"Maaf, sedang tidak buka lowongan pekerjaan." Laki-laki yang memakai setelan jas tersenyum sebentar lalu kembali berbincang dengan satpam di depannya.

"Tapi Pak, saya mau mencoba mendaftar di sini. Saya sudah keliling mencari pekerjaan selama satu minggu." Bodoh, kenapa Bagas terlihat mengemis pekerjaan? Mungkin karena dia sudah lelah mencari pekerjaan ke sana kemari.

"Tapi maaf, di sini sedang tidak buka lowongan. Lebih baik Anda pergi saja." Kali ini satpam yang berbicara.

Tapi Bagas masih berdiri tegap di depan pos satpam. Dia masih berpikir bagaimana caranya agar dia bisa di terima bekerja.

"Setidaknya tolong liat CV saya dulu, Pak."

Laki-laki yang menggunakan setelan jas menatap Bagas lalu mendekat. "Kebetulan saya HRD di sini. Biar saya lihat sebentar CV Anda." HRD itu menerima amplop coklat yang di ulurkan Bagas.

Dengan penuh harap, Bagas menatap HRD First Empire di depannya.

"Maaf, lebih baik Anda pergi sekarang." HRD itu kembali memberikan amplop coklat milik Bagas.

Namun, Bagas masih kukuh. Entah kenapa dia tidak mau pergi, entah kenapa dia bertahan di depan perusahaan besar itu. Dia tetap berdiri tegap sambil memohon agar di beri kesempatan. Dari HRD dan satpam yang berbicara secara halus kini berbicara kasar dan terkesan merendahkan Bagas. Seorang anak dari pemilik perusahaan makanan kini sedang memohon agar lamarannya di terima di perusahaan lain.

Bahkan Bagas menjadi bahan tontonan karena jam istirahat baru berlangsung, tapi beruntung dia memakai masker jadi wajahnya tidak terekspos.

"Ada apa ini ribut-ribut?!" Suara yang sangat Bagas kenal, membuat dirinya terdiam lalu menatap sosok yang membelah kerumunan.

Bagas terdiam melihat sosok yang seketika bisa membuat suasana menjadi hening. Bagas bahkan tidak mendengar apa yang di ucapkan laki-laki di depannya dengan HRD yang tadi mengusirnya.

"Kamu umur berapa?" Bagas tidak menjawab, justru dia membuka maskernya.

"Bagas."

"Jadi omongan lo waktu bilang jadi bos itu nggak Cuma ngarang, ya?"

The Subtitute GroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang