15. Sidang Pertama

2.4K 385 59
                                    

Jangan lupa vote komen 💚
Happy reading~

***

Satu minggu setelah penangkapan pelaku pembunuhan terhadap Sani Dierja. Tepatnya tanggal 28 September 2023, sidang pertama akan dilaksanakan secara terbuka yang artinya siapa pun boleh menyaksikan jalannya sidang. Beberapa hari yang lalu sempat dilakukan mediasi, tapi gagal karena pihak dari korban menolak untuk berdamai.

Setengah jam sebelum sidang di mulai, Tiara dan Ana berada di depan ruang sidang. Tiara mengedarkan matanya ke sana kemari seperti mencari seseorang.

"Nyari siapa, Ra?" tanya Ana.

Tiara menoleh lalu menggeleng. Pengacara itu mengambil ponselnya lalu menatap nomor telepon Bagas, yang tidak sengaja dilihat Ana juga.

"Bagas lagi di jalan," celetuk Ana.

"Kok, lo tau?"

"Dia kasih tau gue," sahut Ana.

Tiara menoleh Ana sebentar kemudian meletakan ponsel di tas. "Gue siap-siap dulu, ya," ujarnya lalu diangguki oleh Ana.

Tiara berjalan menjauhi temannya lalu memasuki sebuah ruangan. Dia terlihat bersiap dengan beberapa berkas di depannya. Setelah itu dia segera menggunakan jubah jaksa yang sudah lama tidak dia gunakan.

Tiara berdiri di depan cermin lalu tersenyum dan menghela napasnya pelan. Tangannya mengikat rambutnya yang tergerai. Setelah itu dia segera keluar dan masuk ke ruang sidang.

Dia duduk dengan beberapa jaksa yang merupakan rekan lamanya. Tangan dan matanya terlihat sangat sibuk menyiapkan berkas-berkas yang akan diberikan pada hakim.

Setelah semua siap, dia menoleh ke arah Ana yang ternyata sudah ada seseorang yang sejak tadi dia tunggu. Seorang laki-laki yang tidak muncul dan tidak menghubunginya beberapa hari terakhir, kini sedang menatapnya.

Tiara mengerutkan keningnya setelah melihat wajah Bagas dengan seksama. Lagi-lagi Bagas muncul dengan lebam di wajahnya, laki-laki itu juga tidak memakai kemeja kerja siang ini. Apa lagi yang terjadi padanya? Lalu apakah dia tidak masuk kerja hari ini? itu yang ada di pikirannya.

Tiara berdehem dan menatap ke arah lain saat Bagas memiringkan kepalanya seorang bertanya, kenapa terus melihatnya?

Namun itu hanya sebentar, karena setelahnya Tiara kembali menatap Bagas. Kedua netra suami istri itu bertemu.

"Hakim memasuki ruang sidang, hadirin dimohon untuk berdiri," titah panitera yang membuat dua insan yang tengah saling melempar tatapan itu segera tersadar lalu berdiri.

(Panitera adalah Pejabat Pengadilan yang dalam struktural membantu Pimpinan yaitu Pengadilan dan memimpin di bidang Kepaniteraan).

Seluruh hadirin berdiri termasuk penasihat hukum pun ikut berdiri, kemudian hakim masuk ke ruang sidang melalui pintu khusus lalu segera duduk.

"Hadirin, di persilakan duduk kembali," titah panitera, kemudian seluruh hadirin segera duduk kembali.

"Sidang pengadilan negeri Jakarta yang memeriksa perkara pidana nomor..." Hakim ketua membuka sidang dengan membacakan perihal soal persidangan yang akan berlangsung.

TOK! TOK! TOK!

Sidang telah dibuka untuk umum oleh Hakim ketua, kemudian terdakwa di panggil dan dibawa masuk oleh petugas. Terdakwa kemudian duduk di kursi pemeriksaan.

"Terdakwa, apakah Anda dalam keadaan sehat dan baik-baik saja?"

"Iya, sehat yang mulia."

"Terdakwa, apa benar nama Anda Diki Raditiya?"

The Subtitute GroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang