07. Kecurigaan

3.2K 473 24
                                    

Jangan lupa vote komen 💕
Happy reading~

Jangan lupa vote komen 💕Happy reading~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Tiara membuka matanya, nafasnya memburu, dahinya bercucuran keringat, tampaknya dia baru saja bermimpi buruk. Tangannya meraih ponsel yang ada di atas nakas lalu menghela nafas pelan saat melihat jam yang baru menunjukkan pukul 02.00 dini hari.

Jarinya membuka aplikasi pesan, dia menatap pesan yang belum dibalas oleh papanya sejak keberangkatannya ke Singapura. Apa yang terjadi sama Papa? Kenapa sulit sekali dihubungi? batin Tiara.

Tiara segera bangkit lalu meletakan ponselnya kembali. Tangannya meraih botol minum yang ada di atas nakas lalu segera berdiri untuk mengisinya.

Wanita bertubuh semampai itu segera keluar kamar dan menuruni tangga untuk menuju ke dapur. Tiba-tiba langkahnya melambat saat melihat pintu depan terbuka. Padahal seingatnya, dia sudah menguncinya. Tiara menelan ludahnya dengan susah payah lalu mengeratkan pegangan pada botol yang ada di tangannya.

Dia yakin kalau sudah mengunci pintu dan gerbang semalam saat baru pulang. Matanya menelisik setiap sudut ruangan saat teringat kalau lima hari yang lalu satpam komplek bilang, kalau ada tetangganya yang kemalingan.

Dugh!

"Aaa!" teriak Tiara saat kakinya di tendang hingga terjatuh dari tangga. Beruntung Tiara sudah berada di ujung tangga bagian bawah.

"Aw." Tiara memegang pinggangnya lalu menoleh. Dia membelakan matanya saat melihat seorang laki-laki yang wajahnya tertutup kain berjalan ke arahnya. Jantungnya berdetak begitu cepat, lidahnya kelu. Tiara ingin berteriak tapi seperti ada yang menahannya di tenggorokan.

"TOMphhh!" Mulut Tiara dibungkam lalu dilakban hingga tidak bisa berteriak lagi.

Dia memundurkan tubuhnya saat laki-laki di depannya terkekeh. Kekehan yang terdengar mengerikan. Bisa saja Tiara membuka lakban yang menutupi mulutnya, tapi entah kenapa dia tidak terpikir sama sekali.

"Habisi saja." Laki-laki lain muncul dari dapur dengan membawa tas besar.

Tiara membelakan matanya, dia yakin itu barang-barang berharga yang ada di rumahnya. Bukan soal barang-barangnya yang dicuri, tapi kenapa perasaannya menjadi tidak enak?

"Terlalu cantik untuk di habisi dengan cepat."

Tiara semakin tidak tenang, dia terus memundurkan tubuhnya mencoba menjauh. Dia mencoba menenangkan dirinya sendiri agar bisa berpikir, dia harus bisa menyelamatkan dirinya. Wanita yang berprofesi sebagai pengacara itu menarik napasnya dalam-dalam lalu mengeratkan tangannya pada botol.

klang!

"Argh, berengsek!" Laki-laki di depannya mengumpat saat kepalanya di pukul dengan botol oleh Tiara.

Tiara segera berdiri lalu melepas lakban di mulutnya. "TOLONG!" teriaknya sambil mencoba berlari keluar untuk minta tolong. Dia harap ada yang mendengar teriakannya.

The Subtitute GroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang