33 (ekstra chapter)

4.9K 300 63
                                    




.


.


.


Suara desiran ombak memenuhi pendengaran. Jangkar diturunkan hingga menepilah sebuah kapal berukuran sedang di suatu pulau tak berpenghuni. Johnny turun lebih dulu hingga sebagian sol sepatunya terbenam di pasir putih.

Satu persatu penumpang kapal itu turun, Johnny tetap di tempat sembari menyapukan pandangannya ke birunya laut yang menyatu dengan langit berhias gumpalan awan berbentuk abstrak.

Pulau yang tengah ia jejaki saat ini ditemukan dengan tak sengaja oleh anak buahnya. Masih di wilayah teritorial negara Neo, tetapi tidak ada yang menghuni karena jaraknya lumayan jauh dengan pelayaran setempat. Memiliki sumber daya yang lumayan banyak dan layak untuk ditinggali, oleh karena itu Johnny menjadikan pulau ini sebagai tempat tinggal sementara mereka sebelum kekuatan mereka cukup kuat untuk menginvasi daerah terdekat untuk memperluas wilayah kekuasaan.

Tentunya dengan cara damai.

Suara ketukan berbeda terdengar terjun dari arah sampingnya. Johnny tersenyum kala mendapati Jisung yang tengah menggendong Chenle dengan mata memindai ke sekeliling. Ia pertama kali dibawa Johnny ke pulau ini.

"Masuk saja ke dalam. Orang suruhanku akan menangani slavemu. Kau juga beristirahatlah dengan cukup."

Jisung hanya mengangguk dan mengiringi langkah salah satu suruhan Johnny menuju markas Traitor yang jika dilihat dari jauh akan seperti perkampungan biasa.

Setelah tubuh Chenle diambil alih oleh tenaga medis yang mendatangi, Jisung mendudukkan dirinya di kursi rotan yang terletak di depan salah satu rumah yang akan menjadi tempat tinggalnya dan Chenle.

Angin laut menerpa surai perak miliknya hingga membuat berantakan. Entah apa yang dilamunkan oleh Jisung, angin sejuk itu mampu membawa kantuk hinggap di kedua kelopak matanya. Ia memejamkan matanya untuk menenangkan pikirannya sejenak.

Apakah Jisung menyesali keputusannya untuk ikut dengan Johnny? Tidak, ia tidak menyesal. Kalaupun merasa menyesal sekarang pun rasanya sudah sangat terlambat.

Puk

Jisung menunduk ke bawah guna melihat benda yang jatuh di samping kakinya.

Kalung berbandul batu stragon miliknya putus. Ia letakkan kalung itu di telapak tangannya.

"Benda ini sudah tidak diperlukan lagi."

Krak!

Dengan sekali genggam, bandul itu remuk dan serpihannya langsung dilempar ke tanah hingga berserakan. Milik Chenle mungkin sudah hilang entah dimana saat ia mengamuk menjadi monster.

"Tuan Jisung."

Jisung mendongak mendapati beberapa tenaga medis keluar dari pintu karena telah selesai dengan pekerjaannya.

"Slave anda telah selesai kami tangani. Dia sudah sadar di tempat tidurnya dan memanggil-manggil nama anda. Jika ada yang anda butuhkan segera saja panggil kami. Kami permisi."

Setelah tenaga medis tersebut pergi, Jisung masuk ke dalam dan benar saja ia mendapati Chenle tengah merintih kesakitan sembari memanggil-manggil namanya.

"Tu.. tuan..? Tuan datang.. uhh.. sa.. sakit.. haus.."

Tangan mungil Chenle berusaha meraih lengan Jisung yang tengah mendudukkan dirinya di kursi kayu samping ranjang yang Chenle tempati.

Ia tak dapat melihat dengan fokus akibat rasa sakit yang luar biasa menggerogoti seluruh persendiannya. Ditambah rasa dahaga yang teramat membakar tenggorokannya, membuat kepalanya pening bukan kepalang.

Inilah efek dari perubahannya menjadi monster. Lebih parah dari sebelumnya waktu dirinya menghabisi tiga perisak di gang kecil waktu itu.

Jemari kasarnya ia bawa usap surai keperakan Chenle yang persis seperti miliknya. Karena pergerakan itulah dengan cepat tangan Chenle menangkap jemari Jisung dan memasukkannya ke dalam mulut.

Taring kecil nan lancip terasa menembus permukaan kulit, hingga dirasa cairan merah keluar membasahi tenggorokan pemuda itu.

Jisung membiarkan Chenle menghisap darahnya sesuka hati.

"Chenle, kau mendengarkan ku?"

Netra merah semerah batu Ruby itu terbuka dan menatap ke arah netra kembar milik Jisung. Chenle sudah dapat melihat dengan jelas walaupun pening masih mendera kepalanya. Ia mengangguk tanpa melepas hisapannya pada jari sang tuan.

"Apa kau ingat sesuatu sebelum ini?"

Chenle terlihat berpikir sejenak, ia menggeleng. Sudah Jisung duga ingatan Chenle hilang akibat perubahannya menjadi monster.

Jisung tersenyum tipis. Ia tidak perlu repot-repot lagi menjelaskan apa yang telah terjadi.

"Kau akan setia padaku apapun keputusan yang aku ambil?"

Walaupun bingung dengan pertanyaan itu, Chenle tetap mengangguk. "Baguslah. Itu memang seharusnya menjadi tugasmu sebagai seorang slave."

"Kita akan memulai kembali semuanya dari nol. Aku harap kesanmu terhadapku tak seperti pertemuan pertama kita sebelumnya."

Jisung menarik pelan jemarinya dari mulut mungil Chenle dan menggantinya dengan kedua belah bibirnya. Chenle sedikit berjengit kecil kala sesuatu yang lunak menerobos rongga hangatnya.

Punggungnya terdorong ke belakang hingga menyentuh sandaran ranjang. Jisung melepas pagutan bibirnya kala matanya berubah warna.

"Aku menginginkan sesuatu darimu sejak dulu. Ini perintah dariku dan jangan membantah."

Chenle hanya menatap polos ke arah Jisung yang sekarang telah diselimuti kabut nafsu. Ia memekik kaget kala dengan mudahnya sang tuan merenggut kain yang membalut tubuhnya hingga tak bersisa. Ia merasa kegelian kala lidah sang tuan menyapu permukaan kulit sensitifnya.

"Emhh.. tuan.. ge-geli.."

Sedangkan di luar rumah, Johnny berbalik memutar haluannya menjauhi pintu sembari menggelengkan kepalanya.

"Dasar pasangan muda."



Selesai.



Nah, ini ekstra chapter yang saya janjikan. Enggak gantung kan ceritanya? Atau kalian ada yang masih belum paham sama alur cerita dari awal sampai akhir, atau kalian ada menemukan plot hole, silahkan dikemukakan lewat komentar ya🤗

Yang minta season 2 dari book ini saya minta maaf dulu ya🙏 Jujur saya gak ada kepikiran mau bikin season 2-nya😣 karena awalnya gak mengira kalo book ini banyak yang suka, jadinya ya sampai sini aja kisahnya🌝

Tapi nanti gak tahu ya, kalau saya ada waktu luang buat ngetik, terus nyari-nyari ide buat debutin book baru lagi, mungkin aja book ini akan saya buatin season 2-nya. Tapi jangan di tunggu ya, ini cuma wacana doang😅 sebenarnya banyak di draf saya cerita-cerita yang antri buat diselesain😂 kasihan mereka nunggu lama🤣 belum lagi kesibukan di real life saya juga gak menentu datangnya🤗 kadang sibuk banget, kadang santai banget sampai cuma kepikiran mau rebahan seharian😂

Saya mau ngucapin terimakasih banyak, banyak, banyak, buat kalian yang udah apresiasi karya saya dari awal sampai akhir, baik itu vote, komen, masukin ke reading list dan library kalian, nge-follow saya juga, ada yang ngasih saran juga, ngasih semangat juga😍, terus yang cuma sekedar baca aja, gak papa🤗 pokoknya ILY so much😘😘💚

Jangan lupa follow saya supaya kalian gak ketinggalan kalau saya debutin book baru🤗

Babay semua👋 have a nice day~

Master! [JiChen]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang