01

2.7K 176 11
                                    

Bosan, mungkin itulah kata yang menggambarkan Minjee sekarang. Di saat teman-temannya masih sibuk dengan soal-soal matematika, ia justru tengah menopang dagunya dan sorotnya menatap ke arah langit yang dipenuhi bola berwarna ungu sambil menahan kantuknya.

Tak sadar matanya terpejam, tangan yang ia gunakan untuk menopang dagunya jatuh bersamaan suara yang lumayan keras dari kepalanya yang jatuh di atas meja. Ia tak sadar jika semua pasang mata kini mengarah padanya, termasuk guru pengawas di depan kelas. Youngshin di belakangnya hendak membangunkannya, namun ia dilarang oleh guru yang kini berdiri di depan meja Minjee.

Seisi kelas kembali mengerjakan soal ujian mereka begitu guru pengawas berdeham pelan. Di saat yang lain kembali sibuk dengan rumus-rumus membingungkan, tetapi tidak dengan Ilha, Bora, dan Heerak yang kembali melanjutkan tidur mereka. Puluhan siswa itu tidak sadar, jika ada seorang pemuda sedang menatap Minjee sambil tersenyum kecil sebelum akhirnya ia kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.

• • •

"Cukup sulit bukan soal matematika tadi?" Minjee menoleh ke arah Yeonjoo yang menyamakan langkahnya di sebelahnya, ia tersenyum tipis sebelum akhirnya mengangguk pelan.

Tiba-tiba saja Deokjoong datang menanyakan hasil dari nomor satu bagian essay kepada mereka, lalu setelahnya pemuda itu berlari ke arah Chiyeol dan menanyakan hal yang sama seperti yang ia tanyakan pada mereka. Deokjoong mendesah berat begitu jawaban yang dilontarkan Chiyeol sama seperti jawaban yang diucapkan Yeonjoo tadi.

Dari tempatnya berdiri, Minjee terkekeh pelan, mengundang perhatian Yeonjoo dan Aesol yang entah sejak kapan berdiri di sebelahnya. "Orang seperti Deokjoong dan Taeman harus diberi umur yang panjang," gumamnya.

Minjee, Aesol, dan Yeonjoo kembali melanjutkan langkahnya yang sempat berhenti karena Deokjoong yang bertanya. Namun, entah darimana datangnya tiba-tiba saja Wootaek menarik ikat rambut yang dikenakan Minjee disusul Soochul yang mengambil ponsel di tangannya kemudian berlari begitu saja.

"Ponsel dan ikat rambutmu diambil mereka, mengapa kau tak marah atau mengejar mereka?" tanya Yeonjoo bingung dibalas anggukan Aesol membuat Minjee tersenyum kecil.

"Nanti juga mereka akan mengembalikannya," kata Minjee lalu menyuruh Aesol dan Yeonjoo menghitung sampai lima.

Kedua gadis itu terlihat bingung, namun tetap saja mereka mengikuti apa yang dikatakan Minjee. Namun, belum sampai di hitungan ke lima, Soochul berdiri di hadapan mereka membuat Yeonjoo terkejut begitu pula dengan Aesol.

"Nih, aku kembalikan ponselmu." Minjee menerimanya kemudian membuka galeri fotonya begitu Soochul membalikkan tubuhnya lalu melangkah menyusul Wootaek yang tengah memainkan ikat rambut milik Minjee.

Yeonjoo dan Aesol yang penasaran pun mencuri pandang ke arah ponsel Minjee yang ternyata tengah membuka galeri foto yang penuh foto Soochul, Wootaek, Chiyeol, Deokjung, juga beberapa temannya.

"Ah, sekarang aku paham kenapa mereka sering mengambil ponselmu tanpa izin," ujar Yeonjoo disusul anggukan Aesol setelahnya.

Mobil hitam berhenti tak jauh dari gerbang sekolah mengalihkan perhatian Minjee juga Aesol dan Yeonjoo. Gadis yang mengenakan tas berwarna biru itu mematikan ponselnya sebelum akhirnya ia berpamitan pada kedua temannya. Namun, sebelum ia melangkah lebih jauh, ia lebih dulu berbalik dan berseru, "Jangan cemburu padaku Choi Yeonjoo!"

Paham akan maksud ucapan Minjee, Yeonjoo tersipu lalu pergi begitu saja meninggalkan Aesol yang masih berdiri di tempatnya dengan tatapan bingung.

"Apa semua orang sedang jatuh cinta kecuali aku?" tanyanya pelan sambil menunjuk dirinya sendiri sebelum akhirnya melangkah menyusul Yeonjoo yang masih salah tingkah.

Duty After SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang