18

489 59 1
                                    

Penjara Yongwon

Teriakan Aesol menghentikan pergerakan mereka termasuk Minjee. Gadis berjaket abu-abu itu berlari menuju sumber suara yang ia yakini berasal dari penjara bawah tanah, tempat dimana mereka bertemu dengan para narapidana yang menjengkelkan. Sesampainya di sana, Minjee melihat seorang narapidana tengah berteriak di depan wajah Aesol. Rupanya mereka tidak menyadarinya, Minjee merasa itu adalah kesempatan bagus untuknya.

"Tutup mulutmu brengsek!" seru Minjee sambil melayangkan sebuah tendangan ke arah narapidana yang Aesol buka pintu selnya.

Minjee menatap Aesol yang gemetar begitu melihat sang narapidana tersungkur karena tendangannya. "Kau tak apa-apa?" tanyanya tak lupa menggenggam kuat tangan Aesol.

"Sialan, beraninya kau menendangku!" Sebuah pukulan Minjee dapatkan di tengkuknya membuat dia terjatuh karena tak siap. Pukulan dilayangkan bertubi-tubi ke arahnya juga tendangan yang membuatnya meringkuk melindungi kepalanya.

Aesol hanya diam, ia tak tau ingin melakukan apa untuk menolong Minjee. Ia masih bergeming di tempatnya meski narapidana yang ia tolong sudah beranjak membuka satu persatu pintu sel membebaskan narapidana yang lain.

Minjee merangkak, ia menarik tangan Aesol kuat hingga tubuh gadis itu jatuh terduduk di hadapannya. Seorang narapidana tiba-tiba saja mengambil senapan milik Aesol dan mengarahkannya ke sembarang arah. Pelatuk ditarik, ujung laras mengeluarkan peluru mengenai Minjee dan menembus bahu gadis itu.

"Ini senapan sungguhan."

Di tengah keributan itu, kerah belakang Minjee ditarik, seseorang menariknya membuat Minjee terseret dan genggaman tangannya pada Aesol terlepas. Minjee hanya diam sambil memegangi luka di bahunya, ia menatap tajam begitu mengetahui siapa yang menariknya.

Sementara Yoojung, Taeman, dan yang lainnya tengah berlari mengejar Bora mencari Aesol. Langkah mereka sempat terhenti namun setelahnya mereka kembali berlari setelah Youngshin pergi lebih dulu disusul Jangsoo begitu suara tembakan kembali terdengar.

Begitu sampai di tempat yang memang sedari awal mereka duga sebagai sumber suara, Youngshin dan Jangsoo langsung menutup pagar besi dan menguncinya. Tindakan keduanya tentu saja mengundang emosi para narapidana bahkan ada yang menendang pagarnya.

Aesol melangkah dituntun narapidana berambut uban, tangannya digerakkan seakan tengah melambai pada teman-temannya. "Teman-temanmu datang, beri salam," kata narapidana itu sambil menggerakkan tangan Aesol yang terkepal.

"Kau tidak melihat apa yang terjadi, Berandal?" Minjee hanya diam di tempatnya menyaksikan keributan para narapidana juga teman-temannya yang ia yakini tengah merasakan takut. Senapan miliknya sudah tidak lagi bersamanya, melainkan bersama seorang narapidana yang mencekik leher Heerak tadi.

"Hei, buka dahulu. Jika tidak, temanmu akan mati. Mengerti?" Narapidana yang dilepaskan Aesol menodongkan senapan ke arah gadis itu, tentu saja Jangsoo dan yang lainnya merasa cemas.

Jangsoo, Taeman, Youngshin, dan Yoojung saling melempar pandangan, mereka seakan bertukar pikiran begitu tatapan mereka bertemu. Terjadi keheningan selama beberapa detik sampai akhirnya Aesol disuruh berlutut tetapi dia tidak menurutinya. Lipatan lutut Aesol ditendang hingga dirinya jatuh berlutut, para narapidana kembali mengoceh sampai akhirnya tatapan Bora bertemu dengan manik narapidana yang paling muda.

Bora menodongkan senapan miliknya mengejutkan narapidana itu. "Dia bukan teman kami," katanya lalu mengubah laras senapannya ke arah lain.

"Dasar wanita jahat. Tunggu. Apa yang kau lakukan?" Narapidana yang paling berisik bertanya, tetapi Bora tidak menjawab, gadis itu malah menyuruh teman-temannya untuk mengangkat senjata mereka juga.

Duty After SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang