03

1.1K 116 4
                                    

Minjee menatap Yoojung berdiri paling depan, disusul Inhye, Deokjoong, Youngsoo, Soonyi, Yeonjoo, Youngshin, Jangsoo, kemudian Wootaek yang berdiri di depannya tengah berkacak pinggang. Salah satu tangannya tak lepas dari kemeja yang dikenakan Wootaek, si pemilik pun merasa tak keberatan dengan kepalan tangan yang ia rasakan di pinggangnya secara tak langsung. Namun, rupanya pemuda di belakang Minjee lah yang terus menatapnya tak suka meski sudah mencari masalah dengan Chiyeol dan Younghoon barusan.

"Ck, jangan terlalu sering mencari perhatian," kata Ilha tetapi tak diindahkan oleh Minjee.

Setelah lumayan lama menunggu, kini gilirannya mendapat senjata pribadi miliknya. Minjee menyebutkan namanya juga nomor seri dari senjata yang ia dapat kemudian berlalu menyusul Yoojung dan duduk di belakang Jangsoo.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Jangsoo begitu Minjee mengambil tempat tepat di belakangnya.

Pertanyaan yang dilontarkan Jangsoo mengundang perhatian Yoojung, Youngshin, Soochul, juga Aesol yang duduk tak jauh darinya. Minjee hanya tersenyum tipis mengangguk pelan.

"Hei, diam dan lari."

Suara Ilha di barisan paling belakang menarik perhatian Minjee. Gadis itu menoleh melihat Ilha yang tengah menodongkan senapannya ke arah Taeman dibalas penolakan oleh pemuda jangkung itu. Bisa ia lihat setelahnya Bora, Heerak, Hana, juga Wootaek ikut menodongkan senapan mereka membuat Taeman mau tak mau beranjak dari tempatnya.

"Tunggu, teman-teman. Beri aku waktu dua detik saja." Setelahnya Taeman berlari ke arah lapangan disusul kelima orang yang tadi menodongkan senjata ke arahnya bahkan Soochul ikut beranjak dari tempatnya.

Minjee terkekeh melihat Deokjoong kembali dengan raut paniknya setelah Sersan Kim berteriak menegur pemuda bertubuh gempal itu.

Letnan Lee, Sersan Kim, dan Sersan Seo. Ketiga tentara itu rupanya menjadi penanggung jawab kelasnya ketika Minjee mencuri dengar perbincangan Jangsoo dan Youngshin juga Aesol yang membicarakan mereka.

"Istirahat kalian sudah selesai, berkumpul," titah Sersan Kim namun tak didengar oleh anak-anak kelas tiga dua kecuali Minjee yang langsung beranjak berdiri beberapa meter di hadapan Sersan Kim dengan senjata di salah satu tangannya.

Suara keras dari peluit yang ditiup membuatnya terlonjak kaget mengundang tawa kecil Sersan Seo yang kata Aesol tadi sangat galak ketika di asrama.

"Berkumpul, semuanya! Kalian tidak mendengarku?" tanya Sersan Seo lantang dibalas desisan pelan dari Minjee.

Dari tempatnya berdiri, Minjee melihat Letnan Lee yang tengah memandang sekitar. Lelaki itu berseru membuat Minjee terkejut untuk kedua kalinya. "Berkumpul!"

Begitu mendengar seruan Letnan Lee, Yoojung beranjak dari tempatnya sambil memerintahkan teman-temannya untuk segera berkumpul seperti yang diserukan oleh Letnan Lee tadi. Yoojung berdiri di sebelah Minjee sedangkan tepat di belakang Minjee ada Younghoon yang tengah menatap Letnan Lee, komandan peleton kelas mereka.

Sambil melangkah ke tengah antara Yoojung dan Soyeon berdiri. Dengan nada tegasnya Letnan Lee berkata, "Senjata yang baru kalian terima bisa menyelamatkan atau membunuh kalian." Langkahnya terhenti tepat di depan Ilha lalu mengambil senjata di tangan pemuda itu. Matanya menatap ke arah kiri memperhatikan satu persatu anak kelas dua dan kembali berucap, "Dalam keadaan darurat, satu-satunya hal yang bisa kalian percayai bukan teman atau kolega di samping kalian, tapi senjata di tangan kalian. Jadi, bolehkah kalian menggunakannya dengan ceroboh?"

"Apa yang bisa kau percaya dalam situasi seperti ini?"

Duty After SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang