DEMAM

281 14 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


❄️ HAPPY READING ❄️

"mas" kelaya langsung menubruk dada bidang Haidar, ia memeluk sangat erat dan menumpahkan semua tangisnya.

"kamu kemana aja sayang, mas daritadi nyariin kamu" kelaya tak menjawab, ia hanya menyenderkan kepalanya di dada bidang Haidar.

sepuluh menit kelaya menangis, kini tangisannya mulai mereda. Haidar memegang bahu kelaya dan menjauhkan tubuh kelaya dari tubuhnya.

Haidar menatap mata kelaya yang sembab dan hidung yang memerah "kamu kemana aja ava? cerita sama mas"

"ternyata verloz di balik ini semua" lirih kelaya, Haidar mengernyit bingung.

"maksudnya?"

"kematian ayah dan varo karena dia mas, dia penyebabnya!"

Prangg

suara barang pecah berasal dari belakang Haidar, Haidar dan kelaya pun menoleh ke asal suara, dan mendapati sang bunda yang diam terpaku.

kelaya menghampiri harum dan menyentuh tangan harum yang dingin "bunda kenapa?"

"verloz teman kantor kamu dulu?" harum menatap mata kelaya, kelaya pun mengangguk samar.

tanpa Harum suruh, air matanya keluar dari matanya "bunda tidur ya, ini udah malem" kelaya membawa tubuh harum dengan cara menuntun.

setelah mengantarkan harum, kelaya menarik tangan Haidar dan memasuki kamarnya.

ia mendongak dan menatap tajam Haidar "mas harus cari tau verloz!" Haidar tersenyum dan mengelus lembut kepala kelaya yang terbalut hijab basah itu.

"kamu mandi dan ganti baju dulu ya, nanti kamu masuk angin"

"tapi mas harus janji dulu, kalau mas mau cari verloz!" kelaya menjulurkan kelingkingnya di depan Haidar.

Haidar mengangguk, lalu ia menautkan kelingking mereka berdua "mas janji istri kecilku"

❄️❄️❄️

"a-yah" gumam kelaya dengan gigi bergemelatuk dan mata yang tetap terpejam.

karena mendengar gumaman kelaya, Haidar bangun dan melirik ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul setengah tiga pagi.

"sa- astaghfirullah" ucap hajdar saat memegang pipi kelaya.

"pasti ini gara-gara semalam kamu hujan-hujanan" gumam Haidar, lalu ia mengecup singkat pipi hangat kelaya.

"mas shalat tahajud dulu ya"

"ikut" lirih kelaya

"hari ini ga usah dulu ya, badan kamu kayak lemes gitu. nanti mas bangunin waktu shalat subuh, kita berjamaah" Haidar bangkit dari kasur, tapi sebelum itu, ia mengecup kembali pipi kelaya.

tak terasa, adzan subuh berkumandang. Haidar segera membangunkan istrinya yang masih setia memejamkan matanya.

"ava, bangun dulu yuk. udah adzan subuh" Haidar menepuk pelan pipi kelaya, kelaya menggeliat tak nyaman.

ia membuka perlahan matanya dan mendapati wajah Haidar yang tersenyum ke arahnya.

kelaya mengubah posisi menjadi duduk yang di bantu oleh haidar.
"mas tuntun kamu ke tempat wudhu" kelaya bangkit dari kasur dan dituntun perlahan oleh Haidar.

Haidar wudhu terlebih dahulu lalu diikuti oleh kelaya. setelah berwudhu, mereka kembali ke kamar dan menjalankan shalat subuh berjamaah.

kelaya mengambil tangan kanan Haidar, lalu ia kecup singkat. begitupun haidar, ia mengucap kening istrinya dengan mata terpejam.

"sini, tiduran" Haidar menepuk pahanya untuk menyuruh kelaya tiduran dengan beralaskan pahanya.

Haidar mengelus lembut kepala kelaya yang tertutupi oleh mukena, bibirnya bergerak menyanyikan shalawat untuk kelaya.

kelaya yang mendengarkan itu, perlahan kantuk menyerangnya lagi. kelaya memejamkan matanya dan pergi ke alam mimpinya.

Haidar tersenyum saat melihat wajah kelaya  yang sangat damai, walau bibirnya sangat pucat.

dengan perlahan, Haidar mengangkat tubuh kelaya dan meletakkannya di kasur yang empuk.

setelah itu, Haidar keluar dari kamar tanpa melepas sarung dan pecinya. Haidar melangkahkan kakinya menuju dapur.

dan ia mendapati mertuanya yang bergulat dengan alat masak. "Aya dimana haidar?" tanya harum saat menyadari bahwa Haidar datang ke arah dapur.

"ava tidur bunda, badannya panas. mungkin karena kena hujan semalam" harum mengangguk mengerti.

"Haidar boleh tanya Bun?" Harum menghentikan aktivitas memotong sayuran, ia menoleh ke arah Haidar "tanya apa nak?"

"ava ada makanan favorit? maksudnya waktu ava sakit, ava dikasih apa biar sembuh?" harum tersenyum lalu menggeleng.

"Aya kalau sakit ga selera makan nak. di susah banget, walau di bujuk seribu cara juga ga bisa"

"minuman?" harum menggeleng samar lalu melanjutkan aktivitasnya yang tertunda.

"bikin wedang jahe aja ya? siapa tau ava suka" batin Haidar.

TBC

Hello!! my Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang