11. PULANG BERSAMA

33 5 0
                                    

"Yahh, gue ditinggal kan sama Mara. Ini semua gara-gara lo kelamaan foto copy-nya!" Sahut Senja marah pada Pranata.

"Ya elah gitu aja marah Nja, lo kan tau gue ngga berani ke TU, nanti ketemu sama Pak Rossi di gibeng gue,"kata Pranata membela diri.

Senja mendengus kasar. "Makannya! Kalo jamnya Pak Rossi jangan bolos! Kalo udah gitu jadi buronan kan lo?!"

"Hehe ya mau gimana lagi, gue ngga bisa sama pelajarannya Pak Rossi! Ibarat nih ya, gue sama matematika itu kek lo sama Naufal. Ngga bisa nyatu deh pokoknya!"

Senja yang mendengar penuturan dari Pranata langsung menginjak kakinya. "Delicious aja lo! Ngga ada hubungannya masalah lo sama hubungan gue ya!"

Pranata yang melihat siluet tubuh seseorang yang sangat ia kenali langsung pura-pura pincang, padahal injakkan dari Senja tak seberapa dengan badannya yang besar.

"Aduh-aduhh! Sakit banget nih kaki gue, sory ya Nja gara-gara lo gue ngga bisa nganterin lo pulang deh. Keknya ini harus dibawa ke tukang urut nih," kata Pranata dramatis. "Gimana kalo lo bareng aja sama si Naufal? WOIII NAUFALL," teriak Pran yang dihadiahi pelototan dari Senja.

Gila saja, Pranata Ahmad Zainal ini! Pasalnya Naufal yang sedang asik bercanda gurau dengan Dio diseberang koridor kelas langsung menatap kearah Senja dan Pranata.

"Pliss jangan kesini, jangan kesini," Senja mengucap dengan batin.

Senja menatapnya dengan was-was, sesekali melirik kearah Pran dengan sengit.

Saat Naufal berdiri di depannya, Senja gugup bukan main bahkan seluruh tubuhnya tiba-tiba membeku.

"Gue minta tolong anterin Senja pulang ya, Bro? Gue mau ada urusan sama keluarga," tukas Pran yang dihadiahi Senja cubitan kecil di pinggangnya. Lelaki itu tersenyum geli pada Senja, menggodanya habis-habisan melalui telepati karena kehadiran Naufal.

Senja dan Naufal saling tatap. Lebih tepatnya Senja merasa canggung. Sebenarnya ia dan Naufal hanya dekat di kelas, jika di luar kelas, tak ada dari mereka yang saling sapa. Senja bermain dengan teman-temannya, begitupun Naufal sering menghabiskan waktunya dengan Pran, Traffic, dan juga Dio.

"Woii, jangan bengong aja lo!" Pran melayangkan tangannya ke hadapan Senja. "Baru pertama kali naik motor sama cowo ya lo? Nervous banget," ujar Pran sengaja menggodanya.

Senja berdesis melototi Pran. Bisa-bisanya lelaki itu menggodanya tepat dihadapan Naufal. Pran terkekeh kecil.

"Boleh ngga, bro?"

Pliss jangan Fal, jangan. Ucap batin Senja.

Jika sampai Naufal mengiyakan tentu saja hatinya akan kacau! Duduk di berseberangan di kelas saja sudah membuat Senja gugup. Apalagi duduk berboncengan!

"Boleh. Arah rumahmu searah juga kan sama aku?" Tanya Naufal kepada Senja

SIALLL

"Weisssss, tau dari mana lo kalo rumahnya Senja searah sama rumah lo?" Tanya Pran jenaka. Tapi untuk kali ini Naufal hanya diam.

Benar juga, dari mana Naufal tau kalau rumahnya searah dengannya?

Pran tampak tertawa puas mengerjai dua teman di depannya ini. Cengkraman Senja pada rok di kedua sisinya menguat, menandakan bahwa Senja benar-benar gugup.

"Yaudah gue duluan ya. Thanks ya bro, anterin sampe tujuan," kata Pran kepada Naufal, dan hanya dijawab dengan anggukan kepala.

Pran menatap Senja di sampingnya. "Gue duluan ya bocil, have fun," ujar Pran menepuk-nepuk kepala Senja sembari terkekeh kecil.

Kepergian Pran membuat kedua remaja itu terdiam sesaat. Mereka saling pandang selama kurang 2 detik dan sama-sama membuang muka kearah lain.

"Ayo, keburu malem nanti," ajak Naufal seraya berjalan duluan kearah parkiran.

-o0o-

Selama di atas motor, Senja hanya terdiam kaku. Bahkan ia hanya bisa berpegangan dengan tas Naufal. Apa yang diharapkan oleh Senja yang notebenenya hanya pengagum rahasia? Memeluk perut Naufal? Hei! dia tak selancang itu.

"Senja."

Jantungnya berdetak tak karuan. Ia menelan ludah berkali-kali.

"SENJAAA," teriak Naufal yang terendam dalam helm full facenya.

"Hah?! Kenapa, Fal?" Tanya Senja sedikit mencondongkan tubuhnya agar bisa mendengar suara Naufal. Bukan ia mencari-cari kesempatan dalam kesempitan ya!

"Tumben, diem aja? Biasanya kalo di kelas koar-koar mulu? Kamu ngga lupa jalan rumah kan?" Naufal bertanya dengan tak yakin.

Kenapa juga Naufal bertanya seolah-olah ia anak kecil yang takut hilang? Senja menatap jalanan yang hampir dekat dengan rumahnya.

"Ya-ya, taulah! Turunin gue di sana!" Bahkan suaranya keluar lebih keras dari perkiraan Senja.

"Hah?! Kenapa turun di sana? Emang itu rumahmu?" tanya Naufal ragu.

Senja menepuk-nepuk pundak Naufal. "Udah! Turunin gue, cepetan!"

Akhirnya Naufal pun menghentikan motornya dekat dengan pos satpam setempat. Ia melepaskan helmnya kemudian matanya menelusuri daerah ini yang terbilang cukup sepi.

"Beneran rumahmu daerah sini?" Naufal bertanya ketika Senja sudah turun dari atas motornya.

"Iya, rumah gue disana," tunjuk Senja di seberang jalan.

Naufal mengacak rambutnya sendiri yang membuat Senja salah tingkah.

Anjirrr ni cowo cakepnya minta di karungin deh, Eh. Senja membatin dengan pipi yang bersemu merah. Bisa-bisanya ia berkata seperti itu.

Naufal mengangguk pelan. Saat Naufal melihat kearah Senja, gadis itu membuang muka kearah kanan. Naufal mengerutkan kening dalam. "Kamu gapapa kan? Perasaan dari tadi aku lihat-lihat, kamu ngga pernah mau natap mukaku? Emang mukaku semenakutkan itu ya?" tanyanya heran.

Sialan. Senja memejamkan matanya. Jika saja nyalinya besar, ia ingin meneriakkan keras-keras di telinga Naufal, jika wajahnya bukan menakutkan, melainkan ia terlalu malu berhadapan dengan Naufal.

"N-ngga kok! Bukan! Yauda gue duluan ya, thanks udah nganterin gue." Dengan grogi Senja melangkah kakinya dengan cepat. Ia sudah tak tahan lagi berduaan dengan Naufal.

Aneh. batin Naufal seraya mengangkat kedua bahunya. Kemudian laki-laki itupun pergi meninggalkan pekarangan rumah Senja.

Sebenarnya jarak antara rumah Senja dan Naufal terbilang cukup jauh. Bahkan di pertigaan jalan yang mereka lewati tadi sebenarnya bukan searah dengan rumah Naufal. Tetapi lelaki itu tidak bisa menolak permintaan Pran, apalagi membiarkan Senja pulang sendirian saat hari sudah mulai gelap.

Diary Untuk Naufal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang