9. SEBUAH KEBERUNTUNGAN

22 6 3
                                    

Sesampainya Senja di tempat cafe, Senja sudah dimanjakan dengan interior minimalis bergaya Eropa. Di berbagai sudut terdapat lampu hias dan juga dekorasi yang sangat Instagramble. Sangat cocok untuk dijadikan tempat tongkrongan para pemuda.

Pengunjung pun juga banyak. Senja tidak pernah melihat cafe ini sepi pengunjung, meski bukan hanya hari weekend pun. Mungkin karena tempatnya yang strategis, dan menu yang dijual sangat enak, menjadi point penting mengapa cafe ini banyak diminati. Apalagi harga menu yang dijual sangat ramah.

Senja ingin suatu saat ia memiliki usaha cafe sendiri. Karena Senja juga termasuk pencinta kopi.

Saat Senja sedang sibuk menelisik ruangan cafe, ia dikejutkan dengan kehadiran waiters yang sudah berdiri di sampingnya.

"Eh maaf, ada apa ya, Kak?" kata Senja seraya mengerutkan kening.

Waiters perempuan itu tersenyum ramah. "Mohon maaf Kak, untuk pesanan rasa cappuccinonya ternyata sudah habis. Apakah kakak ingin mengganti menu lainnya?" ujar Waiters yang menunjukkan senyum ramahnya.

Senja terdiam sejenak. "Emm.. ganti sama mocha aja. Terus tambahannya croffle aja, Kak."

Waiters itupun mencatat dengan baik dan mengangguk. "Baik Kak terima kasih, mohon tunggu sebentar ya, Kak," kata Waiters itu dan berjalan meninggalkan meja Senja.

Senja membuka ponselnya sebentar guna melihat notifikasi. Beberapa detik Senja terdiam menatap ke layar ponselnya. Ada nomor tak dikenal, mengaku sebagai teman satu kelasnya, Naufal. Untuk memastikan kebenaran bahwa itu memang Naufal, akhirnya Senja mengirimkan nomor pada Pran.

Pranata
Iya, itu emang nomornya Naufal

Senja
Oke. Thanks

Barulah setelah itu Senja menyimpan nomor Naufal di kontaknya sebelum membalas pesan yang dikirim untuknya. Beberapa kali ia mengetik balasan, tapi tak lama ia hapus lagi. Begitu terus berulang kali. Ia merasa bimbang juga bingung untuk membalas pesan. Setelah beberapa kali menghapus pesan, akhirnya Senja memulai mengirim balasan.

Senja
Oke, gue save nomor lo ya

Naufal Putra Galaksi
Btw, katanya kamu bisa buat cerpen ya?

Senja mengerut kening dalam.

Senja
Darimana lo tau?

Naufal Putra Galaksi
Ada pokoknya. Boleh ajarin gue? cukup dasar-dasarnya aja kok, sama konsep dari cerpen itu gimana gitu?

Ketika Senja membaca balasan dari Naufal ia menjerit tertahan. Sial! Demi doraemon yang sering ia tonton! Kalau saja ia tau bahwa hobinya membawa keberuntungan, harusnya ia meminta Bu Ana untuk memberikan tugas cerpen sejak dulu.

Senja
Boleh. Lo dateng aja di cafe BFF kebetulan gue disini lagi ngerjain cerpen.

Naufal Putra Galaksi
Oke. aku otw kesana

Barulah setelah itu Senja membuka aplikasi kamera guna melihat apakah penampilan sudah cukup baik atau belum. Jika ia tau kalau hari ini bertemu dengan Naufal, sudah pasti ia akan berdandan lebih baik dari ini.

Setelah menghabiskan waktu selama dua puluh menit, akhirnya orang yang ditunggu-tunggu telah datang.

Saat netra matanya Senja bertemu dengan Naufal, kesan pertama yang ia lihat adalah penampilan Naufal berbeda. Rambut barunya. Rambut Naufal sengaja ia potong bagian samping, dan menyisakan sedikit bagian atas. Memang model potongan rambut seperti Naufal sudah tak asing bagi kalangan pria. Akan tetapi, ketika melihat Naufal yang juga berpenampilan seperti itu menjadikan ia tampak lebih tampan sembilan puluh persen dari laki-laki lain, dan itu sangatlah cocok bagi Naufal.

Diary Untuk Naufal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang