21. KALI INI KELIRU YANG NYATA

7 0 0
                                    

Keesokan harinya, pada saat jam sehabis istirahat, Naufal tengah bercerita dengan temannya, Dio dan juga Traffic. Samar-samar Senja mendengar arah pembicaraan mereka yaitu tentang seorang wanita. Senja yang sangat kepo memilih untuk pura-pura duduk di tempat Axel dekat dengan bangku Dio netra matanya melirik ke arah samping yang ia duduki Pran tengah tertidur, gadis itu pura-pura sedang menggambar sesuatu. Diam-diam Senja menajamkan pendengarannya.

"Kalo lo, tipe cewe lo kek gimana, Fal?" Traffic bertanya dengan nada yang menggoda.

Senja yang mendengar itu mengentikan gambarannya dan sedikit mencondongkan tubuhnya kearah mereka, agar mendengar lebih jelas.

"Hm, apa ya?" Naufal mengelus dagu seraya berpikir. Akan tetapi jika di lihat dengan jelas tingkah Naufal hanyalah sedang pura-pura berpikir.

"Gue suka cewek yang punya rambut sebahu, terus agak tinggi, dan yang paling penting dia pintar." Jawaban dari Naufal membuat Traffic dan Dio sama-sama menyerukan nada menggoda padanya.

Tapi tidak dengan Senja, gadis itu terdiam. Rambut sebahu? Tinggi? Pintar? Kemudian ia tersenyum kecut. Sudah pasti itu mengarah ke Priska.

Priska memang memiliki tubuh yang tinggi, rambut yang pendek, dan tentunya ia sangat pandai dibidang matematika. Sedangkan Senja? Ia memiliki tubuh yang lumayan pendek, juga memiliki rambut yang panjang. Mungkin untuk kategori pintar, kemungkinan Senja masih bisa dikatakan sebagai tipe cewek Naufal. Bahkan dengan percaya dirinya, Senja merasa dispesialkan karena panggilan Naufal ke Senja (aku-kamu) bukan (lo-gue)

Sial

Jika tau ternyata di balik semua ini hanya permainan kecil dari rencana Naufal, Senja tidak ingin jauh-jauh mendekati Naufal. Ia tak perlu susah payah maraton anime.

Dengan kesal, Senja menggebrak meja Axel yang membuat Pran duduk di sebelahnya pun seketika berjengkit kaget.

"Gila lo Nja! Lo kalo emosi jangan lampiasin ke gue dong!

Senja yang merasa kesal langsung memukul kepala Pran. "Buset gue salah apa, WOII?!" kata Pran melihat Senja langsung keluar meninggalkan kelas.

Kemudian Pran menatap kearah Naufal dan teman-temannya yang ternyata melihat interaksi mereka. Traffic dan Dio tengah menahan ketawa melihat Pran bangun tidur sudah kena timpuk oleh Senja. Sedangkan Naufal hanya diam tanpa menampilkan ekspresi apapun.

"Eh, tapi bener seperti itu tipe cewek lo?" tanya Dio penasaran.

Naufal hanya diam dengan pandangan yang mengarah pintu kelas.

-o0o-

Senja menggeram pelan menarik rambut panjangnya. Ia jadi menyesal terlalu gegabah. Kenapa ia tak berlaku normal saja? Jika sudah seperti ini lalu bagaimana? Ia sudah tak memiliki ruang lagi untuk masuk he hati Naufal. Pujaan hatinya kini sudah menyukai temannya sendiri.

Senja mendengus kasar, gadis itu menatap bangunan kosong yang berada di samping taman. Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya membuat Senja langsung menoleh kebelakang.

"WOIII, gue cariin dimana-mana, taunya disini." Sebenarnya Senja saat ini sedang tidak ingin diganggu siapapun, apalagi dengan seseorang yang menjadi bahan mood buruknya.

Senja memaksakan tersenyum. "Kenapa cari gue, Pris?"

Ya, seseorang yang saat ini bersama Senja adalah Priska. Ia tak tau harus berekspresi bagaimana. Memang sepenuhnya bukan salah Priska, gadis itu tak tau apa-apa.

"Hayolooo, lamunin apa hayo? Pasti Naufal ya?" Kata Priska mencolek hidung Senja.

Senja menatap Priska dengan raut bingung. "Maksudnya?"

Priska terkekeh kecil menggelengkan kepala. Lalu memposisikan tubuhnya dengan benar. "Semua orang udah tau kalik, kalo lo suka sama Naufal."

Ucapan dari Priska membuat kinerja jantung Senja menaik begitu saja. "Hah?! Kok bisa?"

"Pran udah ngomong ke semua orang. Bukan semua sih lebih tepatnya, gue, Naufal, Dio, Dewi, dan Mara."

"HAH?! NAUFAL TAU?!" Senja yang tersadar akan suara tingginya langsung menutup mulut dengan kedua tangannya.

"Kok bisa sih?" tanya Senja seraya menelisik taman, guna memastikan apakah ada seseorang yang tengah menguping atau berjalan kearah taman.

"Semua gara-gara si Dewi tuh, dia kan kepo banget sama orang yang lo suka. Katanya dia curiga sama gelagat lo selama ini. Nah, karena itu pas banget Pran lagi ada utang sama si Dewi. Sebagai gantinya, Pran harus jawab jujur pertanyaan Dewi, sebagai jaminannya semua hutang Pran dianggap lunas."

Senja tak habis pikir dengan isi otak Pran. Apa yang ada di dalamnya itu, sehingga membuatnya jadi kambing hitam pada Dewi. Sialan! setelah ini dia akan menjambak rambut Pran hingga rontok.

"Terus-terus, reaksi Naufal gimana?" Senja sangat penasaran dengan pertanyaan satu itu

"Hm." Priska bingung dengan jawaban yang akan diberikan dengan Senja. Gadis itu menatap kearah Senja dengan ragu. "Gue ngga tau pasti sih, Naufal cuma diem aja tanpa berekspresi apapun, tapi setau gue, Naufal udah punya pacar sejak lama tapi bukan dari sekolah sini.

Jawaban dari Priska mengundang keterdiaman Senja. Apa karena itu tadi Naufal mengatakan tentang tipe yang lelaki itu suka dengan keras sengaja biar Senja mendengar? Lalu agar Senja lebih memilih menyerah menyukainya?

Jelas! Sudah pasti yang Naufal katakan tadi bukan mengarah ke Priska, tetapi lebih mendefinisikan pacar rahasianya.

Mengapa sangat tepat sekali dengan waktu yang dijanjikan oleh dirinya sendiri? Waktu dua bulan habis dengan penolakan virtual. Meski ia tak tau pasti itu benar atau hanya karangan semata dari Priska. Tetapi jika melihat sifat Naufal akhir-akhir ini, membuat Senja yakin bahwa yang dikatakan Priska memang benar adanya.

Padahal selama ini, gadis itu justru menuduh bahwa Priska-lah yang tengah menjadi incaran Naufal, dan membuat Senja kalang kabut. Ternyata ia salah tangkap.

"Gue kira dia suka sama lo."

Priska menoleh kearah Senja dengan mengernyit. "Hah?!"

"Kok lo bisa mikir gitu?" kata Priska menahan tawanya.

"Ya abisnya, dia apa-apa lebih sering sama lo. Apa-apa juga minjem barang lo, juga beberapa kali dia sering ngobrol sama lo."

Jawaban dari Senja mengundang gelak tawa dari Priska. Ia tertawa terbahak-bahak. Senja yang melihat itu menatap dengan bingung.

"Aduh-aduhh, bisa-bisanya lo mikir gitu? Jadi kemaren lo marah-marah ngga jelas karena lo mikir kalo gue sama dia ada hubungan?" Priska berusaha menghentikan tawa kecil dengan memegang perutnya.

"Gue sama dia tetanggaan anjirrr. Bahkan gue tau noh kalo lo pernah diboncengin sama si Naufal."

Senja menatap Priska terkejut. "Kok lo bisa tau?!"

Priska mengangkat kedua bahunya. "Gue sama dia udah temenan dari kecil. Apa-apa pasti dia ceritanya ke gue. Lo tau sendiri kan, kalo dia anaknya cukup pendiem?" Senja mengangguk otomatis. "Nah, makannya itu, dia lebih mau terbuka sama orang yang emang deket sama dia."

Senja terdiam, sepersekian detik ia menoleh kearah Priska. "Kalo emang lo tetangganya, kenapa lo ngga tau siapa pacar rahasianya Naufal?"

Priska terdiam sejenak memilah kata-kata yang pas untuk memberikan pengertian kepada Senja. "Gini, gue emang tetangganya, tapi bukan berarti gue tau semua privasi dia. Dari opini gue nih ya, dulu waktu SMP dia sering main sama cewek yang ngga tau itu siapa. Soalnya gue dulu akrab cuma sekedar berbagi cerita doang. Nah setelah itu entah tahun keberapa rumor-rumor dari info ibu gue, dan beberapa anak kelas sembilan, katanya si cewek itu ninggalin dia ke luar negeri gitu. Dan itu buat Naufal yang tadinya pendiem, jadi lebih pendiem. Tapi entah kenapa sejak dia duduk di bangku kelas dua belas sifatnya sudah mulai hangat, mungkin dia udah ngerelain tu cewek.

Senja terdiam seraya menerka-nerka. Siapa gerangan sosok gadis yang membuat Naufal memilih untuk menutup rapat hatinya. Bahkan dengan perhatian kecil atau perlakuan kecil dari Senja membuat lelaki itu tak tergoyahkan sedikitpun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Diary Untuk Naufal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang