❄️Nineteen❄️

1.5K 135 7
                                    

Sesampainya di kamar, Zelo membantu Renzo naik ke atas kasur. Setelah memastikan posisi tubuh kembarannya yang duduk bersandar pada headboard itu sudah terlihat nyaman, Zelo lantas membuka laci nakas, mengambil obat, lalu memberikannya pada sang kembaran.

Renzo menerima obatnya itu, kemudian meneguknya dengan bantuan air yang memang sudah tersedia sebotol di dalam kamar. Zelo kembali menyimpan obat Renzo ke dalam laci dan juga menaruh botol air minum di atas nakas.

"Sekarang mending lo tidur, istirahat. Gak usah mikirin apa yang Grandpa bilang tadi." Ujar Zelo yang masih berdiri di samping kasur. Sudah sangat hapal dengan tabiat Renzo yang mudah sekali kepikiran akan suatu hal. Zelo tidak ingin Renzo stres karena perkataan Grandpa.

"Tumben lo nyuruh gue tidur. Biasanya selalu ngelarang setiap gue mau tidur," balas Renzo heran.

"Selagi lo tidurnya gak lama dan masih ingat bangun, gue gak bakal ngelarang,"

"Kalo gue tidurnya lama dan gak ingat bangun, gimana?"

Zelo langsung terdiam untuk sesaat. Berusaha menetralkan keterkejutan atas pertanyaan yang Renzo lontarkan sebelum memutuskan untuk menjawabnya.

"Ya gue bakal bangunin lo lah,"

"Gue capek, Ze.." Renzo mengatakan itu dengan tatapan lurus ke depan. Tidak menatap ke arah Zelo yang berdiri di samping kasur.

"Heh, yang baru pulang sekolah itu gue. Kenapa jadi lo yang capek? Lo tadi di resto ngapain aja emang? Bantu ngelayanin pelanggan?"

Sebenarnya Zelo paham maksud perkataan Renzo. Namun ia ingin pura-pura tidak paham. Ia sungguh tidak suka kalau pembicaraan Renzo sudah mengarah kesitu.

Renzo menghela napas pelan,"nggak. Gue mau tidur. Lo mandi sana. Badan lo bau keringat." Ujar Renzo sembari membaringkan tubuhnya.

Zelo sama sekali tidak tersinggung ataupun marah. Ia justru memandang Renzo dengan raut wajah sedih, kemudian menghela napasnya juga.

"Yaudah, tidur aja. Ntar sejam lagi gue bangunin." Ujar Zelo, lalu ia berbalik badan, melangkah menuju kamar mandi yang berada di kamar Renzo itu. Semenjak papanya menyuruh Zelo tidur bersama Renzo, Zelo jadi benar-benar pindah ke kamar Renzo. Beberapa pakaian dan keperluannya sudah Zelo pindahkan ke kamar sang kembaran. Tapi sesekali Zelo masih menggunakan kamarnya juga. Supaya kamarnya yang berada di sebelah kamar Renzo itu tidak menjadi kamar yang angker.

◾◾◾◾

'Kamu ini pasti kecapean. Harusnya tadi gak usah ikut mama ke resto.'

Dari dalam kamar mandi Zelo mendengar suara sang mama yang sepertinya sedang berbicara dengan Renzo.

Karena merasa penasaran sekaligus khawatir, Zelo lantas mempercepat aktivitas mandinya, lalu keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk sepinggang dengan rambut yang masih sangat basah. Dirambutnya bahkan masih ada sedikit busa sampo yang menempel. Karena mandi dengan terburu-buru jadi membilasnya tidak bersih.

Melihat sang mama sedang duduk di tepi kasur sembari memandang Renzo yang sudah terduduk kembali dengan tangan terangkat menutupi hidung menggunakan tisu, membuat Zelo langsung melangkah cepat menghampiri keduanya.

"Renzo kenapa, ma?"

Zelo masih saja bertanya. Padahal jelas-jelas sudah tahu kalau kembarannya itu sedang mimisan.

Tapi sang mama tetap menjawab sembari menoleh ke arahnya, "Mimisan. Kayaknya kecapean karna habis dari luar."

"Enggak, gak pa-pa. Cuma mimisan sedikit aja kok,"

Kepala Renzo yang semula menunduk itu kini terangkat, netranya melirik Zelo yang berdiri disamping kasur.

"Hape lo dari tadi bunyi tuh, Ze. Kali aja penting." Ujar Renzo pada Zelo  sembari menurunkan tisu yang terdapat bercak darah itu dari tangannya. Mimisannya sudah berhenti.

KARENZOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang