❄️Duabelas❄️

1.9K 152 5
                                    

"Kenapa Abang ngajak bang Lino?" Zelo bertanya dengan suara berbisik. Membicarakan oknum yang berdiri di belakang abangnya. Lino Mahendra.

Ternyata abangnya itu tidak datang sendiri. Melainkan membawa seorang teman yang memang sudah Zelo kenal. Di ruangan itu hanya ada Zelo yang menemani Renzo. Karena Lusi dan Nando sudah pulang dari beberapa menit yang lalu.

"Gue mau jenguk Renzo. Gak boleh?" Ternyata Lino mendengarnya dan langsung menyahut.

"Hehe, b-boleh kok, Bang.. Silakan!" Zelo nyengir dengan tangan mempersilahkan Lino untuk mendekati ranjang Renzo.

Lino melirik ke arah Zelo sekilas dengan wajah datar sembari melangkah ke samping ranjang.

Zelo hanya tersenyum, walaupun malas sebenarnya. Sahabat abangnya itu rada ngeselin. Mukanya kayak ngajak ribut mulu.

"Camilannya mana, bang?" Tanya Zelo saat melihat tangan abangnya tidak membawa apa-apa.

"Oh iya, Abang lupa, Ze! Kalo gitu Abang beliin dulu ya. No, titip adek-adek gue bentar!" Darzen baru akan melangkah pergi tapi langsung dihentikan oleh Zelo.

"Eh, gak usah, Bang! Delivery aja 'kan bisa," ujarnya.

"Oh iya ya, emang kamu mau pesan camilan apa, Ze?"

"Hmmm.. Pizza, kentang goreng, karage, takoyaki, sama donkatsu!" Zelo ingin balas dendam karna kemarin nafsu makannya sempat hilang dan karena sekarang sudah kembali lagi, jadi ia ingin memakan berbagai cemilan yang diinginkan.

"Heh, Banyak banget bocah! Lo disini mau nemenin orang sakit atau mau pesta?" Celetuk Lino dengan nada yang tidak enak di dengar.

"Pesta apaan? Itu cuma cemilan doang elah. Lagian bukan buat gue aja. Emangnya Bang Lino gak mau?" Balas Zelo. Balik bertanya.

"Enggak! Gue gak makan junkfood," jawab Lino datar.

"Iiih, rugi banget lo gak makan junkfood, Bang. Junkfood enak lho padahal,"

"Terserah gue lah, mau makan atau gak!"

Zelo mendengkus kemudian tersenyum paksa,"iya, terserah lo."

Zelo beralih pada Renzo yang sedang tidur, ingin membangunkan kembarannya itu. Malam ini keadaan Renzo sudah sedikit membaik. Ia sudah tidak memakai alat bantu pernapasan lagi. Tapi tubuhnya masih sangat lemah. Jadi yang bisa remaja itu lakukan hanya tidur saja.

"Ren.. bangun dulu," Zelo menepuk-nepuk bahu Renzo untuk membangunkan.

"Kenapa dibangunin, Ze? Biarin aja Renzo tidur," Ujar Darzen melarang.

"Sudah dari tadi dia tidur, Bang. Dia belum makan. Lagian Renzo juga udah banyak tidur 'kan dari kemaren," Zelo tidak suka kalau Renzo terlalu banyak tidur. Zelo takut.

"Kembaran lo lagi sakit. Wajar aja dia banyak tidur." Ujar Lino menyambar.

Zelo tidak menyahuti ucapan Lino dan tetap melanjutkan niatnya untuk membangunkan Renzo. Netra yang nampak sayu itu pun perlahan terbuka.

"Lo mau makan apa? Dari tadi lo belum makan," tanya Zelo pada Renzo yang mengerjap lemah, masih mengumpulkan nyawa.

"Sembarang.." jawab Renzo pelan.

"Soup aja, ya? Soalnya kata mama lo gak boleh makan yang aneh-aneh dulu,"

"Makan yang aneh-aneh. Emang makan apaan?" Lino lagi-lagi menyambar. Kali ini dengan alis yang mengkerut.

Zelo merotasikan bola matanya malas,"Ya.. kayak junkfood gitu maksudnya."

"Ooh." balas Lino singkat.

KARENZOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang