11 | Brixton

130 35 70
                                    

London dan Andrew adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. London adalah kota kelahiran Andrew dan setiap aku mengingat kota ini, bayang-bayang Andrew selalu muncul berdampingan. Selama sepuluh tahun aku terus dihantui oleh salah satu dari sembilan juta warga London ini. London dan Andrew juga memiliki satu kesamaan, yaitu tidak pernah gagal memberiku kejutan.

Begitu tahu bahwa Andrew membawaku ke Greenwich, jujur saja aku sudah menebak bahwa dia akan membawaku kembali terbang menggunakan London Cable Car (yang sering disebutnya dangleway). Sepuluh tahun silam, Andrew membawaku dari selatan ke utara, kali ini dari utara ke selatan. Tadinya aku ingin sekali membahas tentang kalung London Eye pemberian hadiah ulang tahun dari Andrew. Namun, kuurungkan niat itu karena apabila aku mengungkit kalung, itu artinya mengungkit jurnal juga dan aku belum siap.

Aku yang merasa kepalaku dikorek habis-habisan mengetahui bahwa Andrew tahu isi pikiranku.

Sebelum ke London, semua orang boleh membaca jurnalku yang kebanyakan berisi tentang Manchester United. Namun, setibanya di London, isinya jauh lebih personal dan ada beberapa tulisan tentang Andrew. Aku malu karena ternyata Andrew membacanya.

Mungkin nanti. Pembahasan jurnal bisa ditunda. Barangkali Andrew juga sama malunya sehingga kami berdua menghindari topik itu dan tidak pernah diungkit lagi hingga aku pulang ke Indonesia nanti.

Sekarang fokus pada masa kini.

Setelah kembali ke selatan kota London, ternyata Andrew mencoba satu hal yang tidak pernah kupikir akan kulakukan: memanjat O2 Arena! Selama ini aku hanya tahu bahwa bangunan itu sering digunakan sebagai venue konser penyanyi ternama. Namun, tidak pernah muncul dalam benakku bahwa aku akan naik ke kubahnya. Aku ingat betul Andrew dulu bercerita bahwa desainnya berdasarkan jam, minggu, dan bulan dalam setahun sebagai bentuk bahwa lokasi arena tersebut yang berada di Greenwich.

Andrew tahu aku tidak takut ketinggian. Sebenarnya aku bisa saja memanjat dengan mudah. Namun, yang dia tidak tahu adalah keberadaannya yang membuatku gugup. Beberapa kali aku tidak bisa berkonsentrasi, entah sedikit tersandung tangga atau pengaitnya sedikit menyangkut. Itu semua murni karena ... Andrew yang berada tepat di belakangku, bukan aku takut ketinggian. Perlu dicatat! Konsentrasiku buyar setiap Andrew secara refleks menahan punggungku agar tidak jatuh, yang juga disebabkan oleh kulit tangan kami yang tidak sengaja bersentuhan ketika aku dan Andrew menggeser pengait pengaman dari talinya.

 Perlu dicatat! Konsentrasiku buyar setiap Andrew secara refleks menahan punggungku agar tidak jatuh, yang juga disebabkan oleh kulit tangan kami yang tidak sengaja bersentuhan ketika aku dan Andrew menggeser pengait pengaman dari talinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Journal: The LessonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang