Bagian 2

2.5K 125 1
                                        

Gibran ada Adara menunggu di depan IGD, menunggu kabar bagaimana kondisi Rahsya yang terakhir terluka parah.

Tak lama kemudian perawat membawa 1 jenazah keluar dari IGD. Semua terkejut, bahkan Adara histeris melihat jenazah yang keluar dari IGD.

"Dar, Adara loh tenang dulu. Belum pasti itu Rahsya." Ucap Gibran memeluk Adara.

"Yang meninggal itu siapa mas?" Tanya Gibran cemas.

"Itu jenazah supir mobil box dek." Jawab perawat.

"Innailaihi wainnailaihi rojiun." Ucap Adara.

"Jadi bukan Rahsya. Kita doain Rahsya gak kenapa-kenapa Dar." Ujar Gibran.

Pak Hardi dan Tante Laras pun datang ke rumah sakit. Mereka sangat panik ketika mendapatkan kabar buruk tentang Rahsya.

"Gibran, gimana Rahsya? Apa yang terjadi?" Tanya Pak Hardi.

"Kita juga gak tau pastinya gimana Pah, tapi motor Rahsya ditabrak dan terpental beberapa meter." Ujar Gibran.

"Rahsya.." tangis Ibu Laras.

"Kita doain Rahsya gak kenapa-kenapa ya Mah."

Di tempat lain, Mila mendapat telepon.

"Halo, iya betul saya sendiri. Ada apa ya pak?"

"Apa?"

Seketika Mila lemas dan histeris bahkan pingsan. Semua pegawai ekspedisi kaget melihat Mila pingsan.

Ternyata itu telepon dari pihak rumah sakit yang memberitahukan bahwa Lian telah meninggal dunia akibat kecelakaan.

Dokter yang memeriksa Rahsya pun keluar dan membawa Rahsya ke ruang ICU.

"Dok, gimana kondisi keponakan saya?"

"Bisa ikut ke ruangan saya pak?" Ajak Dokter.

Dokter dan keluarga Rahsya pun pergi ke ruangan dokter yang menangani Rahsya.

"Maaf sebelumnya ya pak, jadi Rahsya saat ini mengalami Diffuse Axonal Injury."

"Maksudnya dok?" Tanya Gibran.

"Jadi Diffuse Axonal Injury ini adalah jenis dari cedera otak traumatik yang tergolong sebagai salah satu cedera otak yang paling parah. Ini dikarenakan DAI menyebabkan milyaran saraf yang ada di otak kita mengalami cedera yang cukup fatal." Ujar Dokter menjelaskan.

"Jadi Rahsya saat ini dalam keadaan koma."

"Rahsya koma?" Ucap Gibran.

Sedangkan Naura masih menunggu sang kakak yang masih saja belum pulang. Beberapa kali melihat jam, duduk di kursi masuk ke kamar lalu duduk lagi di kursi.

Terus menerus ia mengulangi gerakan yang sama karena menunggu sang kakak yang tak kunjung pulang. Tak lama kemudian terdengar suara mobil di depan rumah.

Naura pun membukakan pintu untuk sang kakak tercinta. Namun betapa terkejutnya Naura yang datang adalah mobil jenazah dan beberapa orang polisi.

Pintu mobil jenazah itu pun dibuka dan yang keluar terlebih dahulu adalah Mila kemudian jenazah yang di gotong oleh teman-teman Lian.

Naura masih diam dan terlihat syok.

"Ini siapa kak?" Tanya Naura meneteskan air mata.

Mila tidak bisa berkata apapun ia langsung memeluk Naura sambil menangis.

Pandangan Naura langsung gelap, setelah menyadari bahwa itu benar-benar jenazah sang kakak.

"Nau. Naura..." Panggil Mila yang masih memeluk Naura yang pingsan.

Naura RahsyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang