Bagian 19

1.4K 101 3
                                        

Tubuh Naura menggigil karena basah kuyup sepulang sekolah tadi. Tubuhnya memang sedang tidak fit ketika ia berusaha mengingatkan moment romantis bersama Rahsya.

Tubuhnya gemetar, suhu tubuhnya tinggi dan  wajahnya pucat. Dengan keadaan Naura yang seperti itu membuat Mila khawatir.

"Lepasin Rahsya Nau, kalau kamu terus bertahan maka hati kamu yang semakin sakit Nau." Ucap Mila.

Naura yang sedang terbaring sakit memalingkan wajahnya dan sesekali mengusap air matanya.

Di tempat lain Gibran datang ke rumah Adara dengan membawa gitar kesayangannya. Sambil menengok kanan dan kiri ia mensetting senar gitarnya dahulu.

Sesekali mencoba memetik senar gitarnya namun menurutnya masih belum pas dengan nada yang ia inginkan.

Adara yang sangat hapal terhadap suara gitar Gibran pun mengintip dari jendela kamarnya.

"Gibran? Ngapain dia disitu?" Tanya Adara.

Setelah pas dengan nada yang ia inginkan, Gibran langsung bernyanyi untuk Adara. Akan tetapi baru saja ia memulai bernyanyi tiba-tiba Adara dari loteng kamarnya memanggil Gibran.

"Woi lagi ngapain disitu? Loh ngamen sekarang?" Tanya Adara.

"Adara? Kenapa loh keluar sih?" Tanya Gibran kecewa.

"Lah suka-suka gue." Jawab Adara.

"Ya, jangan sekarang juga Adara. Gue baru mau mulai nyanyi." Ujar Gibran.

"Yaudah nyanyi ya nyanyi aja." Ucap Adara polos.

Gibran hanya cemberut dengan tingkah Adara yang tak paham dengan niatnya itu. Gibran berniat bernyanyi di bawah loteng kamar Adara.

Namun belum saja Gibran mulai bernyanyi, Adara sudah keluar dan mengacaukan planning nya itu untuk memberikan surprise kepada Adara.

***

Rahsya yang baru saja terbangun dari mimpinya terus bertanya-tanya siapa Lian dan siapa perempuan yang harus ia jaga.

"Ko gue gak inget apapun ya?" Tanya Rahsya.

"Kalaupun dia Naura, tapi kenapa gue cuman inget saat dia pecahin spion motor gue? Sambungnya.

Ditempat yang lain, Gibran dan Adara duduk di kursi taman rumah Adara. Gibran yang terlihat kikuk mencoba tetap tenang di depan Adara

"Loh kenapa?" Tanya Adara aneh.

"Dar, kita udah sahabatan dari kecilkan?" Tanya Gibran.

"Iya." Jawab Adara singkat.

"Gue.." Ucap Gibran.

"Loh mau nembak cewek ya?" Potong Adara.

Gibran langsung terdiam. Ia mengira Adara mengetahui bahwa saat ini ia akan menyatakan cintanya.

"Kita sahabatan dari kecil. Bahkan gue udah suka sama loh dari kecil. Mungkin loh juga udah tahu perasaan gue sama loh. Tapi gue bakal dukung loh nyatain cinta loh sama dia." Ujar Adara.

"Emang loh suka sama siapa sekarang? Jangan sama Naura ya. Dia pacar Rahsya, ya meskipun sekarang Rahsya gak inget sama Naura. Tapi awas loh kalau loh tikung dia!" Ancam Adara menunjuk muka Gibran.

"Siapa juga yang mau nikung Rahsya?" Elak Gibran.

"Terus?" Tanya Adara.

Gibran pun langsung memegang tangan Adara yang sedang menunjuk wajahnya. Adara terkejut dengan tingkah Gibran yang tak biasa.

"Gue suka sama loh Dar. Gue sadar, rasa suka gue sama Naura ternyata hanya sekedar mengagumi. Tapi sama loh, gue takut kehilangan loh Dar. Gue takut terjadi apapun sama loh." Ujar Gibran menatap Adara.

Naura RahsyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang