Bagian 9

1.4K 99 6
                                        

Naura terbangun dari tidurnya, ketika ia membuka matanya ternyata Rahsya tengah tidur di depannya.

Rupanya Rahsya semalaman menemani Naura yang tidur di ruang keluarga hingga dirinya sendiri pun tertidur.

Naura baru menyadari ada selimut di sampingnya.

"Loh nemenin gue Sya?" Ucap Naura dalam hati.

Giliran Naura yang menyelimuti Rahsya sekarang. Ia pun langsung pergi untuk mengambil air wudhu dan shalat Subuh.

Rahsya pun terbangun dan melihat sekelilingnya mencari Naura yang sudah tidak ada di hadapannya malah selimut hangat yang menyelimutinya.

Rahsya pun mencari Naura ke kamarnya dan melihat Naura sedang menunaikan shalat Subuh.

Naura yang baru saja selesai menunaikan shalat Subuh melihat Rahsya di balik pintu kamarnya.

"Sya?" Panggil Naura.

Rahsya diam.

"Loh mau shalat juga?" Tanya Naura.

"Hm. Gue lupa caranya, loh bisa ajarin gue?" Ujar Rahsya.

"Bisa dong." Jawab Naura.

Baru kali ini Naura melihat Rahsya dalam kesedihan yang mendalam. Rahsya begitu khusyuk dalam shalatnya. Mendoakan kedua orangtuanya yang telah tiada.

***

Sepulang sekolah Naura bergegas menuju cafe tempat ia berkerja. Lian yang sudah berada dalam tubuh Rahsya pun segera mengikuti Naura.

Naura langsung mengganti seragam sekolahnya dengan pakaian seragam cafe. Sejenak menghela nafas panjang melihat begitu banyak cucian piring yang harus ia cuci.

Tugas pokok Naura disana memang hanya mencuci piring dan beberapa alat masak. Naura sudah terlihat sangat lelah, membuat Lian tidak tega dengan hanya melihat Naura harus bekerja keras seperti itu.

Lian yang berada dalam tubuh Rahsya pun segera menggantikan posisi Naura.

"Minggir, biar gue aja." Perintah Rahsya.

"Rahsya? Ngapain loh disini?" Tanya Naura tercengang.

"Ya, bantuin loh lah Nau." Ucap Rahsya.

"Loh duduk manis disini oke. Loh istirahat aja." Sambung Rahsya.

Naura bingung dengan sikap Rahsya yang memaksa ingin membantunya. Sedangkan ia tahu Rahsya itu tidak bisa mengerjakan pekerjaan seperti itu.

Tapi setelah di perhatikan, ternyata Rahsya sangat cepat dan rapih saat bekerja.

"Keren, loh percis banget sama ka Lian. Dia jago banget nyuci piring, nyuci baju, masak. Pokoknya semua deh." Ucap Naura.

Akan tetapi tiba-tiba Rahsya memecah piring yang dicucinya.

"Ini apaan?" Tanya Rahsya.

"Ini gue ngapain? Gue dimana?" Tanya Rahsya.

Rahsya melihat sekelilingnya yang ternyata berada di dalam dapur sebuah cafe dengan beberapa makanan sisa dengan begitu banyak cucian piring di tangannya.

"Ya loh di tempat kerja gue Sya." Jawab Naura.

"Terus ini apa? Kenapa gue bisa nyuci piring Nau?" Tanya Rahsya.

"Lah, loh kan yang maksa mau gantiin gue buat nyuci piring. Ternyata loh keren tau Sya." Ujar Naura.

Rahsya mencari keberadaan Lian. Dan benar saja, Lian memberikan senyuman pada Rahsya.

Rahsya sangat kesal pada Lian yang selalu membuatnya berada di posisi yang tidak pernah ia lakukan selama hidupnya.

"Sya, ko nyucinya jadi begitu? Bukan gitu caranya." Ujar Naura.

Naura RahsyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang