Bagian 17

1.3K 104 4
                                    

Naura menunggu Dokter yang memeriksa Rahsya di ruang tunggu. Terlihat wajah Naura yang cemas dengan keadaan Rahsya yang tiba-tiba pingsan setelah Lian pergi menghilang.

"Sya, kamu kenapa?" Batin Naura.

"Aku gak punya siapa-siapa selain kamu Sya. Aku mohon jangan tinggalin aku juga." Ucap Naura sedih.

Tak lama kemudian Dokter pun keluar dan menyuruh Naura ikut bersamanya ke ruangan Dokter.

Setelah berada di ruangan Dokter.

"Maaf sebelumnya adik ini siapanya Rahsya?" Tanya Dokter.

"Saya temannya Dok." Jawab Naura.

"Rahsya saat ini sudah tidak ada wali Dok selain pengacara dan juga saya." Lanjut Naura.

"Baik, saya akan menyampaikan tentang kondisi Rahsya saat ini. Saat ini Rahsya mengalami Diffuse Axonal Injury." Ucap Dokter.

Naura seketika mengerutkan keningnya yang asing dengan istilah itu.

"Jadi Diffuse Axonal Injury ini adalah jenis dari cedera otak traumatik yang tergolong sebagai salah satu cedera otak yang paling parah. Ini dikarenakan Diffuse Axonal Injury menyebabkan milyaran saraf yang ada di otak kita mengalami cedera yang cukup fatal." Ujar Dokter menjelaskan.

"Jadi Rahsya saat ini dalam keadaan koma." Lanjut Dokter.

"Koma?, mana mungkin Dok? Dia gak mengalami kecelakaan. Dia cuman pingsan." Elak Naura.

"Rahsya itu pernah mengalami kecelakaan fatal. Dia pernah mengalami cedera seperti ini, namun tiba-tiba ia tersadar seperti orang yang baru bangun tidur." Ujar Dokter.

Naura pun mengingat ketika Rahsya memeluknya di pinggir jalan dengan memakai pakaian pasien.

"Apa jangan-jangan Rahsya terbangun karena ada Kak Lian di dalam tubuhnya? Jadi kalau Kak Lian gak ada berarti Rahsya.." Batin Naura.

"Jadi Rahsya koma Dok?" Tanya Naura.

"Iya. Saat ini Rahsya dalam keadaan koma." Jawab Dokter.

Seketika tangis Naura pecah. Rahsya adalah orang yang selalu bersamanya, orang yang care kepadanya, orang yang selalu ada untuk melindunginya.

Naura pun menemui Rahsya yang sudah di bawa ke ruang ICU dan terpasang alat bantu medis di tubuhnya.

Dengan mata sayu, Naura menggenggam tangan Rahsya dan berharap Rahsya segera sadar dari koma.

"Jangan tidur lama-lama ya Sya. Aku sendirian sekarang." Ucap Naura memegang tangan Rahsya.

***

Gibran menghampiri Naura yang terdiam di dalam kelas.

"Nau." Panggil Gibran.

"Iya Gib." Jawab Naura.

"Gue mau nitip ini sama loh." Ucap Gibran memberikan sebuah amplop.

"Ini apa?" Tanya Naura.

"Gue mohon sama loh kasihin surat gue ke papah. Gue gak bakal datang ke pengadilan hari ini." Ujar Gibran.

"Tapi Gib, bokap loh pasti ngarepin loh datang ke pengadilan hari ini. Sejahat apapun bokap loh, dia tetap bokap loh yang harus loh hormati." Ujar Naura.

"Gue sayang sama bokap gue Nau, tapi gue malu sama loh, Rahsya dan juga Adara. Gara-gara bokap gue kalian menderita. Bokap gue terlalu jahat karena ambisinya ingin menguasai harta Rahsya." Ujar Gibran.

"Apalagi sekarang kondisi Rahsya yang koma karena kecelakaan yang di rencanakan oleh Papah waktu itu. Bahkan kakak loh meninggal karena bokap gue juga Nau." Lanjut Gibran.

Naura RahsyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang