Naura terus berlari mengejar mobil yang membawa paksa Rahsya.
"RAHSYA." Teriak Naura terengah-engah.
Rahsya yang berada di dalam mobil berusaha melakukan perlawanan. Akan tetapi dia bukanlah Rahsya yang jago beladiri melainkan Lian yang tidak bisa beladiri sama sekali.
Saat Lian mencoba meloloskan diri dari para penjahat itu, salah satu dari mereka malah menodongkan pisau pada perut Rahsya.
Bukannya mencoba melawan, Lian yang berada dalam tubuh Rahsya malah pingsan. Akan tetapi Rahsya tiba-tiba bangun kembali dan menyadari bahwa dirinya ada dalam situasi berbahaya.
Rahsya tetap berusaha tenang dan tidak melakukan perlawanan karena ia tengah di todong pisau dan menahan rasa takutnya
Ia menekan tombol darurat yang berada di jam tangannya. Ternyata Rahsya sudah mensetting pengamanan untuk dirinya dimana jam tangannya tersambung kepada anak buahnya dan juga Gibran, di tambah ada GPS di jam tangannya.
Gibran dan anak buah Rahsya pun menyadari bahwa saat ini Rahsya ada dalam bahaya. Semuanya pun menuju lokasi Rahsya yang ada dalam bahaya.
Saat penjahat itu lengah, Rahsya melakukan pergerakan untuk melawan para penjahat itu. Perkelahian di dalam mobil pun terjadi.
Tujuan Rahsya mencoba menghentikan laju mobil yang membawanya itu. Akan tetapi jumlah penjahat yang cukup banyak membuat Rahsya kewalahan apalagi berkelahi di tempat sempit seperti itu ditambah lagi ada senjata tajam.
Rahsya pun menendang salah satu penjahat itu membuat pintu mobil terbuka dan Rahsya jatuh bersamaan dengan salah satu diantara mereka ketika mobil masih melaju.
Rahsya mencoba menahan rasa sakit pada kaki dan badannya yang jatuh dari mobil. Baru saja mau berkelahi dengan penjahat, satu diantara mereka menodongkan senjata api pada Rahsya.
Sontak Rahsya mengangkat Tangannya dan pasrah ketika tangannya di ikat oleh penjahat itu.
Ternyata dari belakang anak buah Rahsya dan juga Gibran datang dan langsung berkelahi. Gibran pun langsung menendang senjata api yang di pegang penjahat itu.
Rahsya dan Gibran pun bekerjasama melawan para penjahat yang mengancam nyawa Rahsya.
Tangan Rahsya terkena sabetan pisau, Gibran pun langsung menolong dan melindungi Rahsya.
Para penjahat itu merasa kewalahan menghadapi anak buah Rahsya, mereka pun pergi melarikan diri.
"Sya, loh gak apa-apa kan? Luka loh harus cepet di obatin." Tanya Gibran.
Gibran pun langsung membungkus tangan Rahsya yang terus saja mengeluarkan darah.
"Cepet bawa Rahsya ke klinik." Perintah Gibran.
Anak buah Rahsya pun membawa Rahsya ke klinik terdekat agar mendapatkan pertolongan pertama.
Ketika Gibran hendak masuk mobil, ia melihat handphone Rahsya yang jatuh. Baru saja simpan, ternyata Naura menelepon Rahsya.
"Naura?" Ujar Gibran.
"Halo"
" Sya loh dimana?"
"Gue Gibran Nau."
"Gibran? Ko handphone Rahsya ada sama loh?" Tanya Naura.
"Handphone Rahsya jatuh barusan Nau." Jawab Gibran.
"Tapi Rahsya baik-baik aja kan Gib, dia dibawa sama orang jahat yang pernah ngejar gue." Ujar Naura khawatir.
"Tenang aja Nau, Rahsya aman. Cuman dia kena sabetan pisau sekarang dibawa ke klinik deket sini. Kalau loh mau nyusul gue share lokasinya oke." Ucap Gibran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Naura Rahsya
FanfictionRasya terbangun dari koma, namun alangkah terkejutnya dia bahwa ini bukanlah raganya. Ia bergegas lari dari rumah sakit untuk menemui seseorang. Yakni Naura, yang kini hidup sebatang kara bahkan harus terusir dari rumahnya sendiri. Bertahan hidup ta...