Rahsya tetap menunggu kabar dari Dokter mengenai keadaan Naura. Sesekali melihat ke arah IGD dengan rasa cemas dan khawatir.
Lian tidak bisa diam, ia terus saja berjalan mondar mandir menunggu Dokter keluar dari IGD.
"Kenapa loh kasih dia coklat kacang sih Sya?" Ujar Lian kesal.
"Coklat kacang? Gue gak pernah kasih dia coklat kacang." Elak Rahsya.
Semua orang merasa aneh pada Rahsya karena berbicara sendiri. Rahsya yang baru sadar pun diam dan tetap tenang.
"Gue gak pernah kasih coklat kacang ke Naura." Bisik Rahsya.
"Terus siapa?" Ucap Lian juga berbisik.
"Naura itu punya alergi berat sama kacang. Dia bisa sesak nafas bahkan pernah ada pembengkakan pada tenggorokannya waktu kecil."
"Gimana kalau ada apa-apa sama Naura." Ujar Lian.
Rahsya baru menyadari bahwa Gibran lah yang memberikan kacang coklat pada Naura tadi siang.
Tak lama kemudian Dokter yang memeriksa Naura keluar dari ruang pemeriksaan. Rahsya pun segera menanyakan keadaan Naura.
"Dok, gimana kondisi Naura?" Tanya Rahsya cemas.
"Saya sudah memberikan suntikan anti alergi. Karena Naura mempunyai alergi terhadap suatu makanan yang cukup berat. Sempat mengalami syok anafilaksis, menyebabkan tekanan darah menurun secara drastis serta penyempitan saluran pernapasan." Jelas Dokter.
"Naura bisa di jenguk setelah di pindahkan ke ruang rawat ya." Sambung Dokter.
"Iya, makasih Dok." Jawab Rahsya.
Rahsya pun langsung memberitahu Gibran keadaan Naura saat ini. Bukan menyalahkan Gibran atas kejadian ini tapi menjadi sebuah pelajaran untuk ke depannya agar berhati-hati karena Naura memiliki alergi kacang yang cukup berat.
***
Gibran yang baru saja mengetahui keadaan Naura bergegas menuju rumah sakit. Baru saja hendak mengeluarkan mobil, Adara datang.
"Loh mau kemana?" Tanya Adara.
"Gue mau ke rumah sakit." Jawab Gibran.
"Rumah sakit? Siapa yang sakit?" Tanya Adara.
"Naura masuk ke rumah sakit." Jawab Gibran terburu-buru.
"Ko bisa?" Tanya Adara penasaran.
"Mending loh ikut deh, nanti gue ceritain. Cepet masuk." Ucap Gibran.
Adara pun masuk ke mobil Gibran. Ia pun menceritakan bagaimana Naura bisa masuk ke rumah sakit sebagaimana yang sudah di ceritakan oleh Rahsya.
"Harusnya gue gak usah kasih dia coklat kacang." Ujar Gibran cemas.
Adara hanya diam memperhatikan Gibran yang cemas dengan keadaan Naura.
"Begitu cemas nya loh sama Naura Gib?" Ucap Adara dalam hati.
"Gak seharusnya gue ngarep lebih dari loh Gib, karena bagi loh kita hanya sahabat. Dan di hati loh kini hanya ada ruang buat Naura bukan buat gue." Sambungnya dalam hati.
Adara tetap memandang Gibran yang sedang fokus menyetir. Baru kali ini ia melihat Gibran menyukai seseorang dalam hidupnya.
Sedangkan dirumah sakit, Naura sudah di pindahkan keruang rawat inap. Di sana Rahsya terus menjaga Naura yang masih belum sadar.
"Nau, kok loh gak bangun-bangun." Ucap Rahsya memegang tangan Naura.
"Heh pegang-pegang tangan adek gue. Lepasin!." Bentak Lian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naura Rahsya
FanfictionRasya terbangun dari koma, namun alangkah terkejutnya dia bahwa ini bukanlah raganya. Ia bergegas lari dari rumah sakit untuk menemui seseorang. Yakni Naura, yang kini hidup sebatang kara bahkan harus terusir dari rumahnya sendiri. Bertahan hidup ta...