12. Alex

32 3 0
                                    

Happy Reading guys!!

🍁 🍁 🍁

Pagi yang cerah menyambut Alvaro. Setelah subuhan tadi dirinya kembali tidur sebentar karena hawa yang sangat dingin. Semalam ia tidak bisa tidur karena memikirkan kejadian yang menimpa gadisnya.

Setelah bersiap-siap ia segera menyambar tasnya dan turun kebawah untuk sarapan. Melihat ayahnya dan bundanya sudah duduk dimeja makan.

"Pagi bang," sapa Seyra.

"Pagi bun," jawab Alvaro.

"Mau sarapan roti atau nasi?," tanya bunda.

"Roti aja bun," ucap Alvaro meminum segelas susu yang sudah disiapkan bundanya.

"Kenapa? Kayak nggak semangat gitu kamu," tanya Yudha heran dengan putranya ini.

"Nggak," singkat Alvaro.

"Kamu ini. Ayah tanya baik-baik lho," tegur Seyra sambil meletakkan roti yang sudah ia beri selai kesukaan Alvaro.

"Maaf yah," sesal Alvaro.

"Kapan mantu bunda diajak kesini lagi?," tanya Seyra.

"Nggak untuk sekarang ini bun. Disya habis luka," jawab Alvaro.

"Luka? Kok bisa," ucap Seyra terkejut.

"Ada yang ganggu Disya?," tanya Yudha.

"Iya. Kemarin ada yang dateng kerumah Disya dan ngancem dia," jelas Alvaro.

"Terus? Disya diapain. Bunda khawatir tau," tanya Seyra.

"Kena tembakan tapi untungnya mleset bun,"

"Astaga. Terus sekarang dirumah sakit mana? Bunda mau kesana," ujar Seyra.

"Dirumah bun. Bunda tenang dulu. Disya baik-baik aja kok. Ini aja dia sekolah," jelas Alvaro.

"Syukur kalo gitu,"

"Butuh bantuan?," tawar Yudha setelah menyeruput kopinya.

"Boleh nanti Al kirim datanya yah," jawab Alvaro.

"Oke. Ayah tunggu," balas Yudha.

"Al berangkat dulu," pamit Alvaro menyalimi kedua orang tuanya.

"Iya hati-hati ya ganteng. Jangan kebut-kebutan," peringat Seyra.

"Iya bun," jawab Alvaro.

Alvaro segera melajukan motornya. Ia ingin menjemput gadisnya tapi Disya berkata jika ia berangkat bersama Atlas saja.

Sesampainya disekolah segera dirinya memarkirkan motornya disebelah khusus inti Sevtara. Ternyata anggota yang lain belum sampai. Saat akan membuka hpnya ia dikejutkan dengan pelukan tiba-tiba dibelakangnya.

"Anjing! Lepas!," sentak Alvaro melepas pelukan Aluna.

"Kasar banget sih," kesal Aluna terpaksa melepas pelukan itu.

"Lancang banget lo peluk-peluk gue," ucap Alvaro dingin.

"Jangan kelewat batas Aluna! Lo bukan siapa-siapa," geram Alvaro tajam.

"Aku calon tunangan kamu. Seminggu lagi kita tunangan. Jadi nanti pulang sekolah kita ke butik ya," ucap Aluna keras sengaja saat melihat Disya dan inti Sevtara datang.

"Lo pikir lo siapa? Berani ngatur-ngatur gue bangsat!," bentak Alvaro tak terkendali.

Pagi-pagi sudah membuat dirinya emosi. Sungguh jika Aluna bukan perempuan dirinya pasti sudah memukulnya.

Ladisya (Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang