15. Cemburu

35 3 0
                                    

Happy Reading guys!!

🍁🍁🍁

Disya berjalan dikoridor sendirian. Atlas ada urusan tadi jadinya ia ditinggal. Alvaro pun ia belum melihatnya hari ini.

Saat akan naik ketangga dirinya tiba-tiba disenggol oleh siswa yang membuatnya sedikit oleng.

"Sorry. Nggak sengaja tadi," ucap lelaki yang menyentuh lengan Disya agar tidak terjatuh.

"Iya nggak papa," balas Disya melepas pegangan lelaki itu.

"Ladisya," gumam lelaki itu membaca nametagnya.

"Kenalin gue Arga," ujar Arga mengulurkan tangannya guna mengajak salaman.

"Disya," balasnya tanpa menyambut tangan Arga.

"Gue baru tau kalo ada cewek cantik disekolah ini," ujar Arga memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana.

"Udah kan? Gue pergi kalo gitu,"

"Eits! Mau kemana? Gue belum selesai tau," ucap Arga menarik lengan Disya yang terluka.

"Akh. Lepasin tangan lo," ucap Disya dingin memberontak.

"Oh. Sorry gue bikin lo sakit ya?," ujar Arga tengil.

Disya pergi begitu saja tanpa ingin mendengar lebih basa-basi lelaki itu. Ia kesal jika diganggu dengan tak sopan seperti itu.

"Untung cantik," gumam Arga miring.

Sesampainya dikelas Disya segera mendudukan dirinya dibangkunya. Meletakkan kepalanya kemeja. Entah hari ini bawaannya ingin menangis saja. Ia merasa lelah. Apa mungkin ia akan haid?

"Kenapa deh lo? Loyo amat," ucap Mela setelah mendudukan dirinya didepan bangku Disya.

"Bener. Lo sakit?," tanya Safira menyentuh kening Disya.

"Nggak panas tapi,"

"Kenapa sih Sya? Ada masalah?," tanya Meysa menyingkirkan helaian rambut Disya yang menutupi wajahnya.

"Nggak tau," gumam Disya lemas.

"Ih kok nangis? Kenapa sih," ucap Safira melihat Disya mengeluarkan air mata.

"Mules," adu Disya pada ketiga sahabatnya.

"Lo haid mungkin. Ayo kekamar mandi kita cek dulu," ajak Meysa.

Disya terpaksa bangkit dari duduknya. Dan berjalan dengan dituntun oleh Safira. Meysa dan Mela pergi ke koperasi untuk membeli pembalut jaga-jaga jika Disya beneran haid.

Saat dijalan mereka bertemu dengan inti Sevtara.

"Kok cuma berdua?," ucap Dava heran.

"Iya. Disya sama Safira lagi kekamar mandi," balas Meysa.

"Udah ya. Kita buru-buru nih," sela Mela cepat menarik Meysa pergi.

Ia malu bertemu dengan Bintang. Rasanya jantungnya berdetak cepat jika berada didekat Bintang.

"Aneh dah si Mela," ucap Cakra.

Ladisya (Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang