8. Pria misterius

53 3 0
                                    

Happy Reading guys!!

🍁 🍁 🍁

Afan mendengus kesal mengingat jika Grian tak ada dirumahnya. Bahkan nomor pria itu pun tidak aktif. Dan saat ini ia sedang menunggu kabar dari suruhannya untuk melacak keberadaan Grian.

"Tuan?," panggil Rian berjalan ke meja Afan.

"Obatnya sudah saya berikan kepada pelayan rumah tuan," lapor Rian pada Afan.

"Iya. Terimakasih Rian," balas Afan menatap sekilas sekretarisnya itu.

"Menurut kamu apa yang terjadi pada Disya saat di Italia Rian," tanya Afan.

Rian mengerutkan kening sebentar sebelum menjawab pertanyaan Afan.

"Saya tidak yakin tuan. Saya rasa Grian memang melakukan sesuatu kepada nona," jawab Rian.

"Hmm. Kamu benar. Terus selidiki pergerakan Grian selama di Italia dulu," ujar Afan.

"Tuan setelah ini ada meeting dengan Pak Damar," sela Rian setelah menyadari jam ditangannya.

"Oh ya? Kalo gitu kita kesana," jawab Afan segera bangkit dari duduknya.

"Baik tuan," ucap Rian sambil membawa berkas yang dibutuhkan.

Sesampainya di ruang meeting Afan segera menyapa koleganya tersebut.

"Selamat siang Pak Damar," sapa Afan sopan menjabat Damar.

"Siang Pak Afan," balas Damar tersenyum.

"Maaf saya sedikit terlambat," ucap Afan tak enak hati.

"Ah tidak apa-apa. Saya juga baru sampai," balas Damar.

"Kalo gitu kita mulai saja," ucap Afan.

"Baik Pak," balas Damar yang segera menjelaskan projek yang ingin ia buat bersama Afan.

Meeting pun berjalan lancar. Sesaat Damar mendekat kearah Afan yang sedang merapikan jasnya.

"Oh ya Pak. Saya dengar bapak memiliki seorang putra?," tanya Damar lancang.

Afan mengerutkan kening mendengar pertanyaan Damar.

"Iya benar," balasnya singkat.

"Wah. Saya juga punya seorang putri," ucap Damar antusias.

"Cocok kalo kita jodohkan. Bagaimana pak?,"

"Maaf. Putra saya masih kecil," balas Afan dingin yang membuat Rian menahan dirinya agar tidak tertawa.

"Oh begitu ya? Saya kira seumuran dengan putri saya," balas Damar kecewa.

"Saya duluan," ucap Afan berpamitan dan berjalan keluar ruangan.

Bisa-bisanya ingin menjodohkan putranya. Afan yakin jika menerima tawaran itu, Atlas akan membenci dirinya.

Tidak bisa ia bayangkan jika ia memiliki besan seperti Damar. Yang sedikit serakah terhadap kekayaannya.

Ladisya (Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang