Happy Reading guys!!
🍁🍁🍁
Diperjalanan pulang hanya ada keheningan diantara mereka. Disya sedikit mengantuk jadi hanya bersandar pada punggung Alvaro saja.
Alvaro mengelus pelan jari-jari Disya yang melingkar di perutnya. Alvaro sedikit kepikiran tentang usulan rencana dari Darel. Ia harus mempertimbangkan dengan baik agar tidak melukai gadisnya.
"Udah sampai," ucap Alvaro menyadarkan Disya.
Disya segera turun dan melepas helmnya. Selisih sebentar terdengar suara motor dari belakang. Ternyata Atlas baru saja pulang.
"Abang baru pulang?," tanya Disya.
"Iya. Masuk gih papa nyariin kamu," titah Atlas.
"Iyakah? Kalau gitu aku masuk ya Al. Hati-hati pulangnya," ucap Disya memperingati.
"Iyaa. Istirahat habis ini," balas Alvaro.
Setelah melihat Disya masuk segera Atlas mendekat ke Alvaro.
"Pikirin mateng-mateng. Gue nggak mau Disya kenapa-napa lagi," dingin Atlas.
"Bukan hak gue buat mutusin. Bokap lo lebih berhak," balas Alvaro tak kalah dingin.
"Bener. Yang penting adek gue aman," ucap Atlas.
"Hm. Gue pikirin nanti. Balik dulu," pamit Alvaro.
"Yoii. Ati-ati Al," ucap Atlas.
Diperjalanan Alvaro merasa seperti sedang diikuti. Menoleh sebentar ke spion motornya. Ada mobil sedang hitam yang berada tepat dibelakangnya.
Menambah kecepetan motornya dan memutar arah berbeda dari jalur menuju rumahnya. Dan benar saja mobil itu mengikuti dirinya.
Beberapa meter didepan terdapat lampu merah yang menampilkan warna hijau tinggal lima detik lagi. Dengan yakin ia mengegas motornya dan melewati jalan raya itu dengan selamat.
Tersenyum miring saat melihat mobil itu berhenti karena lampu merah. Setelah aman ia kembali ke jalur untuk pulang kerumah.
Seorang pria yang berada dimobil memukul stir kasar. Targetnya lolos begitu saja. Ia akui kemampuan anak muda itu cukup baik.
"Sialan!," umpat pria itu kesal.
Kembali pada Alvaro yang baru saja masuk kedalam rumahnya. Ia menghampiri bundanya yang sedang menonton siaran tv bersama ayahnya.
"Bun?," panggil Alvaro.
"Udah pulang?," tanya Seyra menoleh pada putranya.
"Iya," singkat Alvaro merebahkan tubuhnya dipangkuan sang bunda.
"Manja banget," sindir Yudha tak suka.
Alvaro cuek saja. Dengan jail ia memeluk perut bundanya erat. Dan langsung mendapat lemparan bantal oleh Yudha.
"Yah? Jangan gitu kasian Alvaro," tegur Seyra menyingkirkan bantal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ladisya (Love Story)
Ficção Adolescentecover by pinterest Alvaro Kendrick Yudanta. Kisah cintanya yang lama ia pendam akhirnya kini ia berani ungkapan pada gadisnya. Rasa ingin melindungi semakin besar ketika melihatnya sering dalam bahaya. Persahabatan dengan anggota gengnya membuat ia...