Happy Reading guys!!
🍁🍁🍁
Alvaro membawa Disya menuju ruang Atlas. Diikuti inti Sevtara yang lain.
"Anjing! Udah nangis-nangis ternyata di prank Alvaro," sindir Dava kesal.
"Makanya dengerin dulu," sahut Gibran.
"Ya lo diem-diem aja. Mana wajahnya kayak pasrah gitu ya kita pikir itu Atlas," sahut Bastian sebal.
Alvaro mengkode yang lain untuk masuk lebih dahulu.
"Kenapa? Aku mau ketemu Atlas," berontak Disya.
"Dengerin dulu. Atlas baik-baik aja jadi berhenti nangis ya? Nanti kamu pusing," ucap Alvaro menghapus air mata Disya.
"Em. Udah," balas Disya yang masih sesenggukan.
Disya masuk kedalam ruangan Atlas. Disana abangnya sedang terbaring entah tidur atau tak sadarkan diri. Hatinya seperti diremas melihat kondisi abangnya.
Lebam diwajahnya membuat Disya kembali menangis. Disya menggenggam tangan Atlas.
"Abang. Kenapa bisa gini?," ucap Disya nanar.
Menundukkan wajahnya tak kuat untuk berbicara. Inti Sevtara hanya terdiam. Mereka dapat merasakan apa yang dirasa oleh Disya.
Atlas membuka matanya. Tersenyum kecil melihat adiknya yang menangis.
"Sttt. Udah ya. Abang nggak papa," ucap Atlas serak.
"Abang?," ucap Disya kaget.
Segera Disya memeluk erat tubuh abangnya. Menangis dibahu Atlas.
"Takut. Takut abang ninggalin Disya," isak Disya.
"Mana mungkin abang ninggalin Disya. Abang nggak papa kok," ucap Atlas mengelus kepala adiknya.
Disya mengurai pelukan itu dan menatap wajah lebam Atlas. Mengelus pelan sudut bibir yang sedikit membiru.
"Siapa yang udah ngelakuin ini ke abang?," lirih Disya.
"Abang nggak tau. Tiba-tiba kejadian gitu aja," jawab Atlas.
"Kalian nggak liat?," tanya Cakra pada Alvaro dan Gibran.
"Nggak. Atlas duluan ke parkiran waktu kita di panggil OSIS," jawab Gibran.
"Beneran nggak tau At? Mungkin nggak suruhan Antonio?," tanya Dava.
"Bukan. Ini beda. Mereka pakai jubah hitam dan sama sekali gue nggak lihat mukanya," jelas Atlas.
Disya membeku. Jubah hitam mengingatkan pada wanita yang menghampirinya tadi. Mengepalkan tangannya kuat jika memang wanita itu penyebab abangnya seperti ini.
Kael menatap Disya curiga. Kenapa terlihat sangat marah gadis itu.
"Athena?," panggil Alvaro.
Disya mendongak menatap Alvaro. Alvaro panik melihat darah yang keluar dari hidung gadisnya.
"Kenapa?," tanya Disya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ladisya (Love Story)
Teen Fictioncover by pinterest Alvaro Kendrick Yudanta. Kisah cintanya yang lama ia pendam akhirnya kini ia berani ungkapan pada gadisnya. Rasa ingin melindungi semakin besar ketika melihatnya sering dalam bahaya. Persahabatan dengan anggota gengnya membuat ia...