25. Ketangkap

33 2 0
                                    

Happy Reading guys!!

🍁🍁🍁

Inti Sevtara sedang berkumpul dimarkas. Setelah pulang sekolah Alvaro meminta mereka berkumpul sebentar. Disya sudah aman dirumah bersama ketiga sahabatnya.

"Gila! Itu beneran ingatan Disya?," kaget Dava mendengar cerita dari Alvaro.

"Kalau beneran iya. Kuat banget sih Disya liatnya," sahut Nathan.

"Udah ada sedikit titik terang. Disya kunci dari ini semua," ucap Rey.

"Mungkin gak sih. Isi memori itu kebusukan Grian?," sahut Vino tiba-tiba.

"Bukan Grian. Pasti kuasanya lebih dari dia," ucap Kael.

"Atau salah satu dari mereka?," ucap Bintang menunjuk foto Axel dan Anthonio yang tertutup masker.

"Bisa jadi. Secara mereka ngotot banget buat dapetin memori itu," balas Deon.

"Gimana menurut lo Al?," tanya Bastian.

"Gue cuman mau ketemu dia," tunjuk Alvaro pada foto Antonio.

"Tapi kita nggak tau dia dimana sekarang," ucap Bintang.

Gibran sedang memantau laptopnya. Ia mendapat info pada orang suruhannya. Jika ada pergerakan dari Satria. Orang yang pernah menembak Disya.

"Kerumah lo sekarang At!," perintah Gibran.

"Lah? Kenapasih lo?," aneh Dava.

"Satria ada dirumah lo," ucap Gibran.

"Anjir! Beneran lo?," kaget Cakra.

"Kesana sekarang," titah Alvaro segera mengambil jaketnya dan pergi.

Berbeda dengan Satria yang sedang memantau keadaan disekitar rumah itu. Ternyata keamanan lebih diperketat sesuai dugaan Antonio.

Setelah ia rasa aman. Ia masuk kedalam pagar itu. Dan melumpuhkan salah satu pengawal yang berjaga dan menyeretnya keluar. Ia ikat dia dan ia tukar seragam itu. Jadilah dirinya memakai seragam pengawal itu.

Merapikan maskernya dan masuk kedalam rumah. Ia mendengar suara orang berbincang dilantai atas. Ia memutuskan untuk naik agar lebih cepat.

Saat akan menaiki tangga ia dikejutkan dengan teguran dari pengawal lain.

"Mau kemana?," tanya pengawal itu curiga.

Satria membalikkan tubuhnya dan menatap sebentar pengawal itu.

"Keatas. Ngecek keadaan nona," jawabnya santai.

"Kamu sakit?," tanya pengawal itu menunjuk masker yang dikenakan Satria.

"Hm," gumamnya.

"Yaudah sana. Habis itu jaga depan lagi," titah pengawal itu tanpa curiga.

Mungkin karena perawakan tubuhnya yang mirip dengan pengawal yang dimobil jadi tidak mencurigakan.

Sesampainya dilantai atas ia berjalan mendekati pintu yang sedikit terbuka. Suara perbincangan para gadis itu semakin jelas. Ternyata gadis itu bersama teman-temannya.

Ladisya (Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang