38. Fakta Mengejutkan

24 2 0
                                    

HAPPY READING GUYS!!

🍁🍁🍁

Di sebuah kamar mewah yang temaram. Suasana yang sepi dan sunyi di pagi hari membuat hawa menjadi lebih dingin.

Disya masih terlelap entah dari bius yang diberikan atau karena kelelahan yang membuat gadis itu belum juga terbangun.

Beberapa saat ada pergerakan dari Disya. Mengerjapkan matanya sesaat sebelum tersadar jika ini bukan kamarnya. Spontan dirinya bangun dari tidurnya.

"Sudah bangun sayang?," sahut Ona yang duduk di sofa tak jauh dari ranjang.

Disya hanya membisu menatap Ona. Entah apa tujuan wanita gila itu membawa dirinya kesini.

Ona berjalan mendekat keranjang dan mendudukkan dirinya di samping tubuh Disya. Mengelus sebentar rambut gadis disampingnya sebelum tangannya di tepis oleh gadis itu.

"Ayo turun dan sarapan," ujar Ona lembut.

"Saya mau pulang," tajam Disya.

"Ini rumah kamu. Itu artinya kamu sudah pulang," jawab Ona.

"Nggak. Apa tujuan anda bawa saya kesini?," tanya Disya menatap Ona.

"Emm. Akan saya jawab setelah kita sarapan," tegas Ona.

"Bersihkan tubuhmu setelah itu turun," lanjut Ona sebelum keluar dari kamar itu.

Disya menghela nafas pelan. Ia tak tahu bagaimana caranya keluar dari sini. Sejauh yang ia tahu wanita itu tidak menyakiti dirinya tapi justru sebaliknya ia malah memperlakukan dirinya seperti anaknya.

Disya bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah jendela guna membuka tirainya. Sialnya. Jendela itu dilapisi tralis besi.

"Papa," gumam Disya sedih.

Tok.tok

"Permisi nona ini pakaian Anda," ucap maid itu.

Disya hanya diam.

"Mari. Saya bantu membersihkan diri nona,"

Disya hanya menurut. Setelah beberapa lama Disya sudah berganti dengan dress putih gading itu.

Berjalan mengikuti arahan maid di depannya. Sesekali ia memperhatikan rumah besar ini. Supaya memudahkan dirinya untuk kabur dari sini.

"Duduk sayang," ucap Ona sambil menarik kursi agar Disya duduk.

"Mau pake lauk apa?"

"Ini ada ayam kesukaan kamu"

"Atau meatball ini?" tanya Ona pada Disya.

"Terserah," ujar Disya dingin.

Segera Ona menyendokan nasi dan lauk yang sekiranya Disya suka.

"Makan. Setelah itu kamu bisa tanya apapun," ucap Ona kembali duduk di sebrang Disya.

Disya mulai memakan dengan pelan. Sejujurnya masakan ini mengingatkan pada mendiang mamanya. Kenapa wanita ini mengetahui makanan kesukaannya. Siapa dia sebenarnya?

Ladisya (Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang