23

1.9K 207 1
                                    



Taeyong memperhatikan suaminya dan selirnya yang tengah hamil itu sedang berada ditaman, dia yang melihatnya meneteskan airmata seketika. Disaat bersamaan diapun merasakan ada seseorang disebelahnya diapun langsung membungkuk karena itu adalah ratu atau bisa dikatakan mertuanya.

"Kenapa kau terus membiarkannya Puteri taeyong? Bukankah kau lebih berhak atas pangeran jaehyun?"

"Aku tak akan di dengar pangeran jaehyun ibu. Lagian aku tak bisa memisahkan pangeran jaehyun jika memang hanya dengan lady rose dia bisa bahagia." Ucap taeyong membuat luhan menatap menantu pertama nya itu.

"Itu bukan suatu alasan Puteri taeyong. Setidaknya dia harus bersama denganmu dan menghabiskan waktunya denganmu. Hanya dengan begitu kalian pasti bisa mendapatkan pangeran kecil kalian."

"Aku tidak mau bertengkar dengan pangeran jaehyun ibu. Jadi, aku tak masalah setidaknya pangeran jaehyun tetap akan ke kamar kami dan tidur denganku ibu."

"Aku tak mengerti jalan pikiranmu Puteri taeyong, tapi ini tak bisa di biarkan berlarut-larut. Atau yang mulia rajalah yang akan bertindak. Kau tau bukan?" Ucap Luhan dan taeyong hanya menganggukkan kepalanya tanda dia mengerti. Lalu luhan pun meninggalkannya.









Di kamar jaemren.

Jaemin meletakkan sang istri diatas tempat tidur mereka secara perlahan lalu diapun menyelimutinya dan mengecup dahi sang istru. Diapun memutuskan untuk melihat kearah jendela karena memang keduanya pindah kamar karena tak mau mengambil resiko saat renjun harus turun-naik tangga, akan sangat berbahaya bagi kandungannya. Jaemin lantas melihat dengan sangat jelas sang kakak bersama dengan selirnya bahkan jauh lebih mesra dari pada bersama dengan istri sah nya. Membuat jaemin mengepalkan tangannya dan merasa sangat muak karena harus melihat pemandangan itu. Tapi, jika dia meminta tinggal diluar istana pasti orangtuanya tak akan mau, itulah kenapa dia tetap bertahan dan tak mau berdebat dengan sang ayah, apalagi banyak rakyat yang menginginkan dia naik bersama sang istri menggantikan ayah dan ibunya karena semuanya telah tau mengenai renjun yang tengah mengandung.

"Sepertinya aku memang harus bicara dengan Hyung " Ucap jaemin lalu diapun langsung keluar dari dalam kamatnya.

Ceklek.

Johnny yang menjaga di depan kamar sang pangeran itupun langsung membungkuk seketika.

"Johnny tolong jaga istri saya, saya akan bertemu dengan putera mahkota sebentar "

"Baik yang mulia." Ucap Johnny membungkuk dan jaeminpun segera berjalan kearah taman belakang mansion itu dengan wajah datar dan auranya yang gelap sekali.



Di taman.

Jaemin mendekat pada keduanya membuat rose langsung berdiri dan membungkuk pada sang pangeran bungsu itu sedangkan jaehyun hanya menatap datar adiknya yang berpotensi mengambil kekuasaannya.

"Bisa tinggalkan saya dan Hyung, kami ingin bicara."

"Baik yang mulia." Ucap rose lantas membungkuk lalu pergi meninggalkan kakak-adik itu.  Sedangkan taeyong masih melihat dari lantai atas istana itu.

"Ada apa pangeran jaemin? Bukankah seharusnya kau menjaga istrimu yang penyakitan itu? Apalagi sekarang dia tengah mengandung, aku yakin anak itu tak akan terlahir dengan selamat.' datar jaehyun.

"Jaga omongan mu Na jaehyun. Aku kemari karena ingin memperingatkan sikapmu itu."

"Sikap? Apa yang salah pada sikapku Na Jaemin? Justru kau lah yang tak sopan padaku " Ucap jaehyun datar.

"Aku begini karena kau menghina istriku. Jadi, aku tak ada hak untuk menghormati mu bukan?" Datar jaemin membuat jaehyun langsung berdiri dan menatapnya penuh amarah.

"Aku tau yang ada didalam otakmu saat ini adakah, cara mengusirku atau cara bagaimana kekuasaan jatuh padamu, aku tak perduli. Aku juga tak tertarik, kau bisa pegang kata-kata ku na jaehyun, aku akan pergi dari istana ini bersama dengan istriku setelah anak kami terlahir dan kau bisa mengambil alih kekuasaan yang kau inginkan itu. Tapi, ada satu syarat yang harus kau penuhi."

"Kau tak bisa menarik kata-kata mu setelah ini oangeran jaemin."

"Aku tak akan menarik kata-kata ku putera mahkota "

"Apa syarat yang kau berikan?"

"Jadilah suami yang baik untuk Puteri mahkota. Bersikap romantis selayaknya suami dan istri. Apa kau bisa memenuhinya putera mahkota "

"Tentu saja."

"Dan satu lagi, yang pastinya sangat setimpal untuk kepergianku nantinya."

"Katakan."

"Setelah lady rose melahirkan maka usir semua pemuas nafsu mu dari istana ini, dan kau hanya perlu membesarkan anakmu dengannya tanpa dja di istana ini, dan menjadikan Puteri mahkota sebagai satu-satunya istri juga pemuas untukmu. Bagaimana? Kau setuju?"

"Oke, aku akan melakukannya."

"Baiklah, aku akan membuat surat itu dan meminta tanda tanganmu sebagai persetujuan juga surat penolakan ku untuk menggantikan posisi yang mulia raja." Ucap jaemin.

"Oke, aku tunggu surat itu di kantorku adikku." Ucap jaehyun lalu diapun pergi meninggalkan jaemin yang menatapnya dengan wajah datar tanpa ekspresi.

"Aku harap dia menepati janjinya. Karena aku tak ingin ada orang lain yang terluka atau pertumpahan darah karena merebut posisi. Aku hanya ingin hidup bahagia Dengan istri dan anak -anak ku nantinya " monoloh jaemin.












🎂🎂🎂





Up nih reader-nim😁
Gimana suka gak sama kelanjutannya?🤔
Semoga suka ya😁
Maaf up nya kelamaan😁
Sempat lupa alur😄
Jangan lupa votement nya ya😁
Jangan lupa jaga kesehatan😁
We love you💚😍😘

My Love (Jaemren) END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang