19.

746 98 14
                                    

Hari sudah siang dan waktu pun sudah menunjukan pukul 12, Lisa Jennie beserta yang lainnya masih berada di Rumah Joy, keenam gadis tersebut sekarang sedang menonton film, Jennie dan Seulgi masih tidur, Jennie di atas sofa, Seulgi tidur dibawah dengan beralasan karpet berbulu di samping kekasihnya Irene. Sedangkan Lisa berada di belakang halaman rumah Joy.


terlihat Lisa duduk seorang diri di kursi taman, karena bosan Lisa memilih keluar menikmati semilir angin menerpa tubuhnya yang terasa sangat menyejukkan.

kemarin malam Daddy-nya menelpon menanyakan kabar dirinya setelah itu mereka berdua mengobrol menceritakan kegiatan keseharian mereka. sang Daddy masih di luar negeri lebih tepatnya berada di Jepang, Siwon  sedang membangun sebuah proyek kemungkinan besar sang ayah akan pulang Minggu depan.

ucapan terakhir sang Daddy masih terngiang-ngiang dipikirannya"siap tidak siap, kamu harus siap Lisa, ingat kamu udah janji pada Daddy"mengingat perkataan terakhir Daddy-nya yang mengharuskan dirinya untuk menjalani sesuatu dan itu pun wajib dilakukan, jika tidak nanti bisa berdampak bagi kesehatannya, Lisa harus siap meskipun ia takut dan cemas dalam waktu bersamaan.

Lisa mendongak meelihat ke atas langit yang nampak biru sekali sampai-sampai tidak ada awan putih yang menghiasi, Lisa menundukkan kepalanya melihat kedepan, ia menghela nafas lemah terbayang wajah Jennie sambil tersenyum lirih, sampai sekarang dirinya masih merasa bersalah pada Jennie karena telah membuat sahabatnnya itu menangis karena dirinya yang mendiaminya, padahal Lisa pun tidak sadar ternyata atas kediamannya ini membuat Jennie menjadi salah paham"gara-gara memikirkan ucapan Daddy, gue jadi gak sadar udah dua hari ini, gue diemen Jennie, dan berkahir Jennie nangis karena gue, Jennie maaf"ucap Lisa lirih.

Yaa memang benar karena memikirkan ucapan sang ayah Lisa tidak sadar karena kediamannya membut Jennie salah paham sahabatnnya itu mengira jika ia marah karena kejadian di mobil, padahal dirinya tidak sama sekali marah atas kejadian kemarin.

Lisa mengusap wajahnya sampai kebelakang, sehingga poni yang semulanya menutupi keningnya itu sekarang menjadi terbelah dua ke sisi kiri dan kanan, dengan poni terbelah seperti itu Lisa terlihat mempesona"karena kejadian kemarin sebenarnya gue malu dan canggung Kalau gue ada di dekat lo Jenn, gue gak tau kenapa sama diri gue sendiri yang tiba-tiba aja ada perasaan, ah entahlah gue juga masih bingung dan bimbang"ucap Lisa pada dirinya sendiri sambil terkekeh lirih, bayangan ia dan Jennie hampir saja bibir keduanya menempel jika tidak ada suara klakson mobil yang menyadarkan mereka berdua, dirinya pun terbawa suasana karena terhipnotis dengan kecantikan wajah Jennie dan tanpa sadar ia juga ikut memajukan wajahnya, dan berkahir sekarang Lisa menjadi canggung dan malu pada Jennie, entah lah ada perasaan yang mulai tumbuh untuk sahabatnnya itu, tapi Lisa sediri masih bingung dan bimbang atas perasaanya sekarang, gadis berambut sebahu itu masih dilema dengan perasaanya.

Jennie masih tidur, saat ia akan keluar dengan hati-hati Lisa menggendong Jennie agar posisi tidur sahabatnnya itu tidak pegel ketika Jennie bangun nanti, dan untung saja Jennie tidak terbangun saat dirinya merubah posisi tidurnya.

Lisa Melihat jam di ponselnya menunjukkan pukul 12:30 lalu ia membuka aplikasi WhatsApp untuk mengirimkan pesan pada salah satu teman laki-lakinya"semoga aja mereka belum pulang"ucapnya sambil meletakkan kembali ponselnya di atas meja dan mengambil rokok elektrik-nya.

"Hufttt huhh..."Lisa mengeluarkan asap melalui mulut, kegiatan itu Lisa lakukan berulang kali entah ia mengeluarkan melalui mulut atau hidung.

Wendy dan Seulgi baru saja keluar rumah, keduanya keluar dari pintu belakang menghampiri Lisa yang sedang duduk sendiri itu"pegang gii, gue mau nutup pintu dulu"Seulgi dengan santai-nya memegang dua gelas tanpa tau jika gelas tersebut berisi kopi yang masih panas, saat Seulgi  memegang kedua gelas tersebut matanya terbelalak karena merasakan kedua telapak tangannya panas"bangsat... Panas anjirrr"Seulgi dengan cepat meletakkan dua gelas tersebut di atas meja, untung saja ada meja di samping pintu, jika tidak mungkin Seulgi akan melempar kedua gelas ke bawah lantai.

Boat Paper(JL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang