24.

292 38 2
                                    

Dara tersenyum melihat Lisa berdiri di depan pintu Rumahnya, setelah ia membuka pintu, anak dari dari Tiffany itu sudah lengkap dengan baju seragam sekolah-nya.

"Mom, gimana sama keadaan Jennie sekarang? apa Jennie masih sakit?"tanya Lisa masuk kedalam rumah, dengan tangan menenteng bubur untuk Jennie.

"Jennie masih sakit Li, tadi subuh aja dia muntah-muntah, sambil nangis karena gak nyaman sama perut-nya yang terasa mual"jelas Mommy Dara dengan wajah sendu, dirinya sangat cemas pada putrinya itu, baru pertama kali Jennie sakit sambil terus muntah-muntah, karena efek dari sakit lambung.

"Jennie sekarang dimana mom?"

"Di kamar-nya, Jennie Belum minum obat Li, dia gak mau makan, Mommy gak berani kalau langsung kasih obat,  Mommy paksa buat makan, Jennie langsung nangis, Mommy jadi ikut pusing dengan putri Mommy itu..."Dara menggeleng pelan, dengan raut wajah frustasi karena Jennie susah sekali untuk makan.

Kata dokter kemarin, putrinya itu harus minum obat setelah makan, jangan sampai tidak makan, jika langsung minum obat, sakit lambung Jennie tidak akan sembuh.

"Lisa samperin Jennie dulu ya mom"Lisa dengan wajah khawatir langsung saja berjalan menuju kamar Jennie, berada di lantai atas.

Saat Dara ingin berbicara kembali Lisa sudah berlari menaiki tangga.

waktu sudah menunjukkan pukul 7, Dara tidak mau sampai Lisa telat sekolah, dirinya menghela nafas seraya tersenyum, sebegitu'kah  khawatir-nya Lisa pada sang putri, sebelum Lisa berangkat sekolah, gadis menawan itu menyempatkan membeli bubur untuk Jennie.

Dara merasa kagum akan sahabat dari putrinya, yang begitu tulus, perhatian dan selalu menjaga Jennie.

Lisa, memang pantas di cintai oleh putrinya.

Dara menghela nafas, kemudian wanita itu pergi ke arah dapur.

Lisa menutup pintu kamar Jennie, lalu ia melihat Jennie sedang berbaring dengan posisi membelakangi pintu.

"Nini"panggil Lisa.

Jennie yang tengah tiduran, seketika menolehkan kepalanya ke samping   kala mendengar suara Lisa.

"Lili"Jennie langsung bangkit dari berbaring-nya, ia pun duduk dengan punggung bersandar di tiga tumpukan bantal.

Lisa menyimpan bubur yang ia bawa di atas meja nakas samping tempat tidur Jennie, lalu Lisa melihat Jennie sedang menatap ka arah-nya, dengan  air mata mengalir membasahi pipi mandu'nya.

Lisa mendudukkan dirinya di pinggir kasur Jennie, lalu tersenyum, seraya mengusap air mata Jennie dengan kedua jempolnya.

"Lili..."panggil Jennie lagi dengan bibir melengkung ke bawah, sedih, entah kenapa setiap ada Lisa, dirinya begitu manja pada orang yang dirinya cinta'i.

"Kenapa gak mau makan humm..."lembut Lisa menggenggam kedua tangan Jennie, di elus-nya punggung tangan sahabatnya itu dengan jari jempolnya.

"Perut Nini sakit?"tanya Lisa.

Jennie mengangguk lucu seraya menunduk melihat tangannya yang di genggam Lisa"perut aku mual kalau di isi nasi, aku gak mau makan Lili..."

Jennie mengangkat kepalanya melihat Lisa dengan wajah cemberut.

Lisa terkekeh melihat Jennie seperti bayi kecil, dan dirinya selalu menyukai tingkah menggemaskan sahabatnya ini.

"Lili suapin yah..."Lisa menunjuk bubur di atas meja"tuh liat, aku bawain bubur ke suka'an kamu, makan yah, biar bisa minum obat..."ucapnya lagi

Jennie menghela nafas seraya mengangguk"tapi sedikit aja, Nini makannya"

Lisa tersenyum"iya gak papa, yang penting perut Nini ke isi nasi..."

Boat Paper(JL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang