19. Miss You

193 18 3
                                        

Alfa kebingungan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alfa kebingungan. Adanya adegan baru yang tiba-tiba muncul di pertengahan novel--dalam arti lain di alur yang sudah lewat--membuatnya hilang fokus. Otaknya mendadak buntu, tak tahu harus berbuat apa.

Dialog Aidan dan Gistha yang tertuang dalam novel membuat Alfa seketika merasa jadi orang asing. Dua orang itu seolah punya hubungan lain yang tidak Alfa mengerti. Keduanya seolah berada pada dunia yang tidak Alfa tempati.

Bagaimana Aidan tahu jika dirinya pernah menyatakan perasaannya pada Gistha? Apa Gistha sendiri yang menceritakannya? But, why? Buat apa? Terus, apa pula maksud dari “Bukan berarti aku nerima kamu”? Apa Aidan pernah nembak Gistha sebelumnya?

Alfa pening. Baru juga dirinya berhasil mengubah alur, sekarang dirinya malah dihadapkan pada kemungkinan bahwa Aidan sudah menembak Gistha--yang dalam novel seharusnya belum terjadi. Artinya, sekuat apa pun dirinya mengotak-atik Between Us, alurnya tetap berjalan sebagaimana mestinya. Apalagi kalimat “Cuma aku yang bisa mewujudkan apa yang kamu mau” seolah menegaskan kalau pada akhirnya Gistha tetap akan memilih Aidan dengan alasan yang sama seperti pada alur asli Between Us.

Alfa meremas kepalanya, mengabaikan potongan maket yang tak tersentuh sejak pagi.

Ini bener, nih? Ini adegan asli atau cuma narasi palsu, akal-akalan tuh novel biar gue nggak ngotak-atik alurnya lebih banyak lagi?

Alfa mencoba denial. Toh, tidak ada jaminan kalau alur yang muncul itu benar-benar terjadi di dunia nyata. Kecuali Alfa nekat bertanya langsung pada Gistha dan Aidan dengan kemungkinan dirinya akan dicap gila, atau bahkan dianggap sebagai penguntit seperti yang pernah ia tuduhkan pada Nila dulu.

Ck! Kacau!

Sebenarnya, dialog Aidan tentang Gistha menjawab alasan kenapa dirinya gagal move on selama ini. Karena jika dipikir-pikir lagi, ia yang sempat mencoba menaruh ketertarikan pada wanita lain, selalu gagal karena Gistha tiba-tiba terasa mudah digapai. Wanita itu seolah memberi harapan. Hatinya yang sempat berpaling, tentu saja goyah. Masalahnya, masa iya Gistha selicik itu? Tapi, bukannya itu juga menunjukkan kalau sebenarnya perasaan Gistha teramat kuat padanya?

Alfa mendesah keras. Pikirannya tumpang tindih antara pro dan kontra. Dan berhubung ia sudah tahu bagaimana cara mengubah alur, bukankah lebih baik kalau ia memikirkan alur selanjutnya? Perihal karakter Gistha yang baru ia ketahui itu, sejujurnya Alfa tidak mempermasalahkan. Seperti tujuan awalnya, Gistha hanya perlu diyakinkan. Wanita itu jelas-jelas tidak mau kehilangan dirinya, makanya bertindak tamak seperti itu. Selagi Gistha belum fix memilih Aidan, kesempatan Alfa masih terbuka lebar. Persetan jika orang mengatainya tolol atau sejenisnya.

Diraihnya ponsel yang diletakkan tak jauh dari maket setengah jadi buatannya itu, lalu mulai menghubungi Nila, mencoba mengajak berdiskusi tentang alur baru yang sekiranya bisa mewujudkan happy ending harapannya.

Change the WordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang