11 : Masalalu

674 65 5
                                    


———More narration in this chapter.


.

.

.

"Marimo." Sanji memanggil lelaki berambut hijau itu hingga Zoro mendengkus. Matanya masih mengarah pada ponsel.

"Berhenti memanggilku seperti itu alis aneh!" Zoro tidak pernah mengizinkan namanya di ubah menjadi panggilan lelucon.

Sanji mendengkus, seperti biasa tidak peduli dengan protes yang Zoro layangkan.

"Bersikap baiklah pada Robin." Sanji mengatakannya dengan serius, membuat Zoro membungkam mulutnya beberapa saat.

Luffy dan Usopp yang tengah bermain kartu dengan wajah keduanya yang sudah penuh tepung ikut menoleh pada Sanji.

Luffy dan Usopp belum bisa tidur sehingga keduanya memilih bermain kartu di beranda kamar mereka. Lain dengan Sanji yang sudah bersiap untuk tidur dan Zoro yang sudah nyaman berada di balik futon nya seraya memegang ponselnya, memantau pekerjaanya di kantor.

Tak ada sahutan diantara percakapan itu. Keheningan itu pecah ketika Usopp terbatuk-batuk saat Luffy menjatuhkan kotak tepung hingga benda bubuk itu mengudara. Atensi Zoro dan Sanji teralihkan, menatap kedua temannya yang tidak pernah terlihat lelah itu.

"Luffy! Baka!" Usopp masih terbatuk-batuk keras bersama Luffy yang ikut bersin, beranda luas di samping kamar tidur mereka menjadi berantakan, begitu Luffy hendak berdiri, lelaki itu terpeleset dan jatuh.

Usopp terbahak ketika tubuh Luffy terkatung di ubin, lelaki bermarga D itu tidak meringis kesakitan melainkan ikut terbahak.

"Sialan kau Luffy! Pakaianku penuh tepung!" Usopp ikut terbangun ketika sadar kimononya sudah penuh tepung karena ulah Luffy, sama dengan kejadian naas sebelumnya, Usopp ikut terpeleset dengan tepung yang berceceran di lantai.

BUG!

Luffy terbahak kencang. "Kau lebih konyol lagi Usopp!"

"Diam kau Luffy!" Usopp meringis, mengusap-ngusap bokongnya yang terasa kebas.

Tingkah kedua lelaki konyol itu membuat Zoro dan Sanji memandang datar, tidak mengherankan kekonyolan itu terjadi pada Luffy dan Usopp. Pemandangan selanjutnya, Luffy berlari terpontang-panting berusaha untuk mendekati futon Zoro dengan kaki licinnya yang penuh tepung.

Zoro melotot begitu tahu apa yang akan Luffy lakukan padanya, lelaki berambut hitam pekat itu selalu menebar kesialannya sebagai bentuk keseruannya.

Belum sempat menghindar, Luffy sudah melompat hendak memeluknya seperti bayi monyet bertemu induk. Tubuh Zoro yang hendak bangkit itu terdorong ke belakang dan punggungnya membentur lantai.

"LUFFY!" Teriak Zoro marah, tetapi seperti tidak punya rasa bersalah, Luffy terbahak-bahak.

Sanji memijat pelipisnya. Kamar yang rapih akhirnya berantakan, bahkan futon hangatnya yang sudah siap di tiduri menjadi berantakan oleh Usopp yang terus terpeleset dengan tepung.

Forced Romance [Zoro X Robin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang