27 : Pesta

751 74 12
                                    

.

.

.

Nami datang mengunjungi Robin di apartemennya, wanita bersurai jingga itu menunjukkan banyak belanjaan padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nami datang mengunjungi Robin di apartemennya, wanita bersurai jingga itu menunjukkan banyak belanjaan padanya. Robin terkekeh, menyambut wanita fashionable itu untuk memasuki kediamannya.  Ada Chopper yang begitu senang Nami membelikannya makanan manis dan anak itu melanjutkan kegiatannya bermain lego di ruang tv sementara Nami memasuki kamar Robin.

"Nami, kau membawa banyak pakaian." Komentar Robin, ketika Nami memperlihatkan semua rancangan desainnya di kamar Robin, berpasang-pasang pakaian di letakan di ranjang, Robin tampak bingung melihat kekasih Sanji itu membawa pakaian rancangannya.

Lebih membingungkan, ketika Nami memasangkan gaun di tubuh Robin dan terlihat mencocokkan warnanya.

"Sempurna. Sesuai prediksiku. Kau cocok mengenakan night-dress musim ini. Ini salah satu rancangan terbaikku!" Nami berseru girang di tengah kebingungan Robin menerima perlakuan wanita itu.

"Nami———"

"Zoro mengundangmu ke acara Tante Shakky 'kan? Ya! Wine-party yang berlangsung setiap tahun! Itu pesta kecil yang meriah. Kami semua di undang, sesekali menjadikan pertemuan itu sebagai reuni ketika Zoro sulit di hubungi untuk sekadar bertemu." Nami mengoceh, asik sendiri. Sementara Robin kini paham apa yang coba Nami lakukan padanya.

"Nami, aku pikir tidak perlu———"

"Tidak perlu sungkan! Zoro yang meminta langsung padaku! Dia mengira kau butuh bantuan, mengetahui kau sendiri di sini dan Zoro tidak terlalu mengerti hal-hal mengenai perempuan. Awalnya Zoro ingin membelikan gaun untukmu, tapi dia berakhir menyerahkan semuanya padaku. Tenang saja! Aku ahlinya!" Nami masih mengoceh, terlihat berbinar ketika memilih perhiasan di kotak yang ia bawa dan juga tiga pasang gaun yang ia bawa untuk perbandingan.

Robin menggaruk tengkuknya. Bingung untuk menginterupsi hanya untuk sekadar membantah, nyatanya, Nami bergerak mendominasi, Robin di tuntun untuk duduk di kursi depan meja rias, Nami mulai mencocokkan perhiasan ke tubuhnya. Wanita itu terlihat bersemangat, seperti biasanya.

"Kulitmu bagus sekali. Kau punya perawatan khusus?" Nami bertanya, terkagum-kagum.

Robin menyelipkan helai rambutnya ke belakang telinga, menggeleng. "Tidak ada yang khusus dari perawatanku, hanya bodycare yang aku pakai dengan konsisten."

Nami terkekeh. "Semua perhiasan yang aku bawa cocok denganmu, menyatu dengan warna kulit dan membuatnya menjadi elegan. Kau memang wanita mahal, Robin." Mendengar itu, Robin mendengkus pelan dengan senyum geli-nya.

"Penilaianmu berlebihan Nami."

Nami terkikik. Wanita itu tampak memisahkan perhiasan yang cocok untuk Robin dan gaunnya, Robin kembali berdiri dari duduknya, memerhatikan Nami yang tampak sibuk, aura seorang designer kompeten tampak menguar dari sosok Nami. Wanita itu selektif dan tampak begitu cantik dengan wajah seriusnya.

Forced Romance [Zoro X Robin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang