2 : Para Perempuan

726 74 4
                                    






.

.

.

"Nami, apa kau yakin jika rencanamu ini tidak akan membuat Zoro marah?" Hancock tampak khawatir, meski sebenarnya ia cukup setuju dengan rencana perjodohan ini. Hanya saja, mengetahui sahabat karib kekasihnya itu yang cukup apatis dengan perempuan. Baik Hancock dan Kaya cukup ketar-ketir.

"Tidak! Aku memasang taruhan, kalau rencana kita kali ini berjalan mulus." Nami bertindak sebagai pencair suasana. "Nico Robin, siapa yang tidak akan menyukai dia? Teman Kaya berasal dari orang-orang populer, Luffy berhasil bertemu denganmu juga karena pesta yang di selenggarakan oleh Kaya!"

Nami ingat pertemuan pertama Luffy dan Hancock, itu adalah dimana Kaya menyelenggarakan acara selebrasi kelulusannya sebagai dokter. Dari situ, teman bodohnya itu bertemu Hancock dan mulai dekat hingga akhirnya menjadi sepasang kekasih.

"Hmmm. Tetapi, Zoro adalah kasus berbeda." Kaya terlihat apatis, di beberapa kesempatan jika dirinya melihat Zoro, sangat sulit menebak pembicaraan apa yang bisa cocok dengan lelaki itu.

"Ugh, Zoro memang lelaki payah." Hancock menghela napasnya dan meminum rasberry juice kesukaannya. "Apa sulitnya mendekati wanita? Bukankah kita patut curiga kalau dia mungkin saja menyimpang? Apalagi Zoro ikut klub gym di pusat kebugaran kan? Bukankah pria yang seperti itu terkadang———"

Nami terbahak mendengar ucapan Hancock.

"Hancock, itu tidak mungkin!"

"Bisa saja bukan?" Hancock mencoba menelisik.

Kaya terkekeh lembut dan menaruh dagunya di tangan kanan. "Hmm, tidak ada yang salah dari pemikiran Hancock. Tetapi Aku percaya Zoro masih normal. Dia bahkan bergidik jijik kalau Sanji menggodanya berlebihan."

Nami tertawa. "Benar, Sanji dan Luffy yang kerap menggodanya berlebihan!"

"Bukankah kau mengundang Robin untuk bergabung dengan kita Kaya? Mengapa dia belum datang?" Mata Hancock kembali menyisir sekitar kafe dan belum mendapati wanita tinggi berkulit putih yang punya rambut hitam bergelombang, ciri-ciri yang Kaya sebutkan mengenai Robin.

"Sebentar lagi. Dia sudah ada di parkiran." Kaya mengecek ponselnya dan memeriksa pesan yang Robin kirim padanya.

"Apa dia sudah tahu mengenai rencana kita mendekatinya dengan Zoro? Dia tidak punya kekasih?" Nami bertanya pada Kaya, membuat wanita berambut pirang itu menyengir.

"Belum. Yang terakhir aku ketahui mengenai Robin, dia hanya pernah dekat dengan lelaki bernama Law, satu jurusan dengannya waktu itu. Tapi sepertinya itu hanya berakhir dengan teman tanpa status lebih."

Jawaban itu membuat Nami dan Hancock terkejut. "Benarkah? Dia tidak tertarik memiliki kekasih? Dia cantik tahu! Sangat tidak mungkin Robin tidak dekat dengan pria lain."

Hancock mengangguk setuju. "Benar, sungguh aku tidak percaya dia tidak punya pacar." Hancock dan Nami tentu saja sudah melihat foto Robin, Kaya yang menunjukkannya pada mereka.

Kaya terkekeh. "Maka dari itu, aku rasa Robin terlalu sibuk dengan penelitiannya. Kasusnya sama seperti Zoro, nol pengalaman soal asmara."

"Ussop baru saja mengirim pesan, dia merencanakan pertemuan Robin dan Zoro yang tidak di sengaja. Aku rasa dengan tidak memberitahukan Robin mengenai perjodohan dadakan ini semuanya jadi impas, karena Zoro juga tidak tahu. Kita sepakat untuk mendekatkan mereka secara alami." Penjelasan Kaya kali ini membuat Hancock semakin ketar-ketir, di tambah Nami yang juga merasa takut akan respon lelaki itu.

"Benar, sebaiknya memang seperti itu. Zoro tidak akan mau mengikuti perjodohan kita jika kita menyuruhnya terang-terangan." Nami kembali mengingat jika Zoro bukan orang yang mudah di setir oleh teman-temannya. Terbukti ketika lelaki berambut hijau itu tidak memedulikan status single-nya sementara para teman-temanya memiliki kekasih.

Forced Romance [Zoro X Robin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang