44

3K 209 55
                                    

Tanpa di rencanakan ternyata pemberontakan itu kini terjadi lagi.

V sudah menyuruh Hobi untuk mengamankan Jungkook secara diam-diam tanpa sepengetahuan siapapun.

"Yoongi.. Pasukan kita gimana?"

"Sudah siap V"

"Ini sungguh di luar rencana kita Yoon"

V mengambil sebuat revolver kesayangannya. Memasukkan beberapa senapan ke dalamnya. Membidik satu persatu anak buah Jae Hwan.

"Yoongi.. Segera keluarkan anak buah kita. Mereka semakin membabi buta saja"

Suara tembakan terdengar membabi buta di ruangan itu.

Di sisi lain,

"Kak.. Kita akan kemana?"

"Aku akan bawa kamu ke tempat yang aman. Kita harus hati-hati"

Jungkook berjalan cepat mengikuti Hobi. Sedari tadi perasaannya tak enak. Mereka menyusuri jalanan setapak dengan berbekal cahaya rembulan. Kebetulan saat ini tengah terjadi bulan purnama.

"ahhhh.. kak"

Jungkook memegang perutnya yang terasa sakit. Membuat Hobi menghentikan langkahnya.

"Kook.. kamu oke?"

"Perutku sakit kak"

Hobi tak mau membuang waktu terlalu lama lagi, ia tak mau mengecewakan bossnya untuk menyelamatkan Jungkook dari masalah yang tejadi saat ini.

"Kook, maaf ya.. Kakak gendong kamu"

Hobi pun menggendong Jungkook ala bridal style. Berjalan lurus ke depan hingga mereka tiba di sebuah gudang tua.

Hobi menurunkan Jungkook kemudian membuka gudang tersebut dengan fingerprint yang ada di sudut tersembunyi.

Terbukalah pintu gudang itu hingga menampilkan sebuah mobil mewah di sana.

Hobi membuka pintu mobil itu dan menggendong Jungkook ke kursi penumpang.

Ia melajukan mobil mewah itu membelah jalanan setapak.

"Jungkook.. Bertahanlah"

"Kak, perut aku sakit sekali"

"Bertahan Kook.. sebentar lagi kita sampai di jalan raya"

Sedangkan di mansion mewah itu masih terjadi baku hantam dan aksi tembak menembak.

"Menyerahlah Kim"

"Tidak sebelum dendam orang tuaku terbalaskan"

Pria paruh baya itu tertawa sangat kencang, persis seperti di saat ia berhasil membakar jasad kedua orang tuanya.

Lagi lagi bayangan gelap itu terngiang-ngiang di kepalanya. Membuat dia meremat kasar surainya.

"Ku mohon kuatlah Kim.. Demi orang tuamu"  Ucapnya menyemangati dirinya sendiri.

Ia membuka kedua matanya. Tatapan itu terfokus dengan satu titik di depannya. Tepat pada sosok Jae Hwan yang tengah bersmirk ke arahnya.

Pandangannya menajam, kilatan amarah terpancar jelas di matanya. Dendam lama yang ingin sekali ia balaskan sedari dulu ialah menghabisi sosok di depannya.

"Lihatlah.. Bahkan untuk mengayunkan senjata padaku kau tak mampu. Dasar bocah"

"Lebih baik kau serahkan saja semua aset peninggalan orang tuamu padaku"

"Jangan harap ku serahkan milikku pada bajingan sepertimu"

"Ayahmu lah yang bajingan. Dia merebut cinta pertamaku dan semua aset milik si tua bangka itu"

TROUBLE TAEKOOK/VKOOK (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang