Hari Senin pun tiba. Seluruh siswa SMA Barasakti kembali melaksanakan kegiatan belajar pada biasa nya. Termasuk zaisha. Ia tengah sibuk memasukkan buku-buku pelajaran yang akan di bawa nya.
"Bahasa Indonesia, matematika, terus apa lagi ya?" Tanyanya pada diri sendiri sembari melihat ke jadwal pelajaran.
"Yah ada tugas b.ingrris lagi."
Ia membuka tugas nya dan melihatnya siapa tau keburu buat ngerjain nya.
Karena kurang mengerti sama yang nama nya bahasa Inggris, ia pun menyerah dan memasukkan kembali buku pada tas nya. Ia harus cepat ke sekolah untuk melihat tugas pada teman nya.
"Mah, aku berangkat dulu. Udah di tunggu naureen di depan" pamit zaisha menyalami tangan Bu lisa.
"Gak sarapan dulu? Buru buru amat berangkat nya." Sembari menerima uluran tangan zaisha.
"Aku ada tugas yang belum dikerjain." Jelasnya yang sibuk mengikat sepatu nya.
"Kebiasaan banget tugas nya suka di nanti nanti."
Zaisha pun selesai memakai sepatu dan kembali menyalami mamah nya lagi.
"Yaudah aku berangkat dulu. Salim lagi mah" ucapnya terkekeh.
Bu Lisa tersenyum simpul. "Tugas nya dikerjain sendiri. Jangan liat punya orang." Saran nya.
Zaisha memalingkan wajahnya.
"Enggak kok. Aku kan paling jago kalo soal pelajaran bahasa Inggris." Ucapnya bohong. Kenyataan nya bahasa Inggris itu pelajaran yang paling gak bisa. Apalagi matematika.
Kalo disuruh milih ngerjain matematika sendiri atau lari keliling lapangan 5 putaran, ia lebih baik milih opsi yang kedua. Karena otak nya emang gak bisa di paksa buat masuk segala macam rumus. Apalagi ini harus ngapalin berbagai macam kosakata bahasa Inggris. Sangat tidak mungkin!
"Bagus kalo kamu jago bahasa Inggris. Nanti mamah kuliahin kamu di jurusan sastra Inggris." Tantang Bu Lisa melipat kedua tangan pada dadanya.
Zaisha kembali tercengang. Kemudian ia melirik ke arah jam dirumah nya dan bergegas pergi membiarkan mamah nya terdiam dengan gaya angkuh nya karena menantang anak gadisnya itu.
"Dahh mah berangkat dulu." Teriak zaisha yang sudah pergi beberapa langkah.
Bu Lisa hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak gadisnya yang semakin hari semakin cantik dan menggemaskan.
🐻🐻🐻
"Reen, Lo uda belum tugas b.inggris yang disuruh ngisi beberapa soal pilihan ganda?" Tanyanya di tengah perjalanan menuju sekolah.
Naureen terdiam mengingat-ingat.
"Udah kali kalo gak salah. Gue lupa." Cengir naureen.
"Hehe gue liat ya. Gue belum soalnya." Pinta zaisha dengan cengiran khas nya.
Naureen menatapnya sebal. Tiba-tiba ide briliant nya muncul begitu saja.
"Boleh boleh. Tapi ada syarat nya".
"Apaa??"
"Sini gue bisikin." Suruh nya.
Zaisha pun menurut dan mendekatkan telinganya pada mulut naureen.
"Gakk. Sampai kapan pun gue gak bakal balik lagi sama tuh anak." Tolak zaisha mentah mentah. Gila aja syarat dari naureen nyuruh dia buat balikan sama Ardan. Ya kali demi tugas bahasa Inggris beres ia rela ngelakuin kayak gitu.
"Yaudah gak bakalan gue kasih liat tugas b.inggris." ucapnya enteng sembari mempercepat langkah nya.
"Eh eh santai dong jalan nya." Gerutu zaisha kesal menyusul langkah naureen.
"Lo mah lama jalan nya."
Zaisha tergopoh-gopoh mensejajarkan langkah nya dengan naureen hingga keringat mulai bercucuran melapisi dahinya.
"Lo jalan apa marathon sih. Cepet amat." Ucapnya ngos-ngosan.
"Ayo cepet sha."
🐻🐻🐻
Dari kejauhan, Ardan melihat seseorang yang sangat familiar bagi nya.
"Zaisha bukan sih?" Ia pun menghampirinya.
Dirasa sudah dekat, ternyata dugaannya benar. Seseorang itu adalah zaisha. Lebih tepatnya zaisha dan naureen.
"Sha!"
Zaisha terkejut. Kenapa pagi ini ia harus bertemu dengan Ardan?
Zaisha dan naureen pun menghentikan langkahnya.
"Ada apa?" Balasnya tanpa menoleh sedikitpun.
Ardan segera turun dari motornya.
"Mau bareng aku gak? Lumayan loh masih jauh." Ajak Ardan sungguh-sungguh.
"Enggak makasih."
Kemudian Ardan menoleh pada naureen meminta bantuan untuk membujuknya supaya mau.
Naureen pun hanya bisa mengedikkan bahu tak tau harus bagaimana.
Ardan menghela nafas pelan. "Sha mau ya. Pliss." Ucap Ardan memohon.
Zaisha terdiam. Ia pun menoleh pada naureen dan menarik lengan kanannya melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda karena kehadiran Ardan.
Naureen hanya bisa pasrah dengan sikap zaisha.
Sementara Ardan, ia mengelus dadanya sabar dan harus lebih berusaha lagi untuk mendapatkan zaisha kembali.
Ia pun menaiki kembali motornya dan melajukan nya menuju sekolah.
"Duluan sha reen."
Naureen pun mengangguk dan menoleh pada zaisha yang melihat punggung Ardan yang semakin jauh.
"Kalo mau itu diterima. Bukan dipendem dan akhirnya menyesal." Sindir naureen
Ia sudah greget dengan teman nya satu ini yang malu-malu tapi mau. Bisa dibilang gengsi nya terlalu tinggi.
"Gue gak enak sama Lo. Masa dari rumah bareng sama Lo, tapi di tengah jalan gue dengan enaknya numpang bareng Ardan."
Naureen manggut-manggut mengerti.
"Sebenernya gue gapapa sih kalo tadi Lo bareng Ardan." Lirih nya.
"Tapi gue bakal bilang sama Dyara dan Reina kalo Lo berdua balikan." Sambung naureen dengan senyum jail nya dan pergi menyelamatkan diri dari amarah zaisha.
"Woy naureennn. Awas ya lo!" Teriaknya mengejar naureen.
Dari depan Naureen tak bisa menghentikan tawa nya melihat zaisha yang terus-terusan mengejarnya.
🐻🐻🐻
Tbc
Yuhuuu double up. Udah lama gak up, jadi author kasih double up.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARZA
Teen Fiction"Ardan! Kita putus." "Putusnya jangan lama - lama. Besok atau lusa kita balikan lagi." - Nama nya Ardan gracio . Dia emang suka gonta ganti cewek padahal dia punya cewe. Cantik pula. Dan dia Zaisha lexa clairine . Tapi seorang ardan tetap akan mempe...
