Prolog

633 29 0
                                    

HOLOLIVE SCHOOL

Merupakan salah satu sekolah yang terpopuler. Setiap tahunnya sekolah ini berhasil menghasilkan lulusan yang cemerlang dalam bidang entertainment. Sehingga banyak murid dari berbagai Negara yang mencoba mendaftar ke sini. Banyaknya murid dari berbagai Negara membuat sekolah ini depenuhi dengan murid yang memiliki paras yang luar biasa. Hal ini yang menjadikan sekolah ini termasuk sekolah bergengsi.

Suasana di akhir bulan maret menyambut musim semi yang menandakan akhir dari sebuah semester. Cahaya matahari senja yang masuk melalu jendela menghiasi ruang kelas. Detik jam dinding yang berbunyi. Suara gesekan pensil dan kertas serta Langkah kaki para murid yang berjalan keluar menuju gerbang sekolah.

"Risu aku bosan. Apa kamu tidak punya sesuatu yang menarik?"

Ucap seorang murid yang masih berada di Ruangan kelas.

"Kalau kamu memang sebosan itu, lebih baik kamu membantuku menyelesaikan berkas ini"

"Ehh, memangnya itu berkas apa ?"

"Laporan kegiatan OSIS selama ini"

"Kalau begitu ogah, aku tidak mau mengerjakannya"

"Bukannya kamu tadi bilang sedang bosan"

"Aku bilang aku sedang bosan, bukan berarti aku ingin mengerjakan sesuatu yang seperti itu"

"Ayolah kamu kan juga anggota dari klub seni, mengerjakan yang seperti ini pasti sudah biasa bagimu. Malahan kamu ketua klubnya"

"Aku bergabung karena kamu yang minta, kamu tau itu kan. Aku tidak menyangka kalau aku akan diangkat menjadi ketua"

"Kamu tau kalau kamu terlalu banyak mengeluh kan. Jadi kamu mau bantu gak?"

"Enggak"

"Cepat banget jawabnya. Kalo gitu tunggulah sebentar lagi, aku akan segera menyelesaikannya lalu kita pulang"

Hanya tersisa dua orang murid yang masih berada di dalam ruangan kelas. mereka duduk saling berhadapan di kursi paling belakang tepat di sebelah jendela. Ditemani dengan detik jarum jam yang terus berjalan, cahaya matahari yang mulai ikut terbenam menemani mereka.

"Hei Risu"

"Sudah kukatakan tunggulah sebentar lagi, apa jangan-jangan kamu berubah pikiran dan ingin membantuku?"

"Hal seperti itu mana mungkin akan terjadi"

"Ya kamu benar, jadi ada apa?"

"Ini hari terakhir kita menjadi anak kelas 2 ya di sekolah ini"

Suara gesekan dari pensil seketika berhenti. Risu menegakkan tubuhya lalu menatap keluar jendela

"Ya kamu benar. Tidak terasa sudah secepat ini waktu berlalu"

"Apakah tahun depan juga akan berlalu begitu saja'

"Siapa yang tahu, lagipula apa maksudmu berlalu begitu saja. Kamu tidak senang dengan waktu yang kita habiskan bersama selama ini?"

"Bukan begitu maksudku, menghabiskan waktu bersamamu memang menyenangkan. Tapi..."

"Tapi?"

"Ayolah kita berdua sudah mengenal satu sama lain dengan sangat lama bukan. Aku ingin sesuatu yang baru"

"Jadi intinya kamu sudah bosan denganku dan ingin mencari yang baru, lalu ketika kamu menemukannya kamu akan membuangku begitu ?"

"Mengapa kamu membuatnya begitu dramatis sekali. Maksudku aku hanya ingin sesuatu yang belum pernah kurasakan, seperti jatuh cinta. Aku belum pernah merasakannya kamu tau itu kan, selain itu Karena tahun ini akan menjadi tahun terakhirku berada disini."

Mendengar perkataan itu risu hanya bisa diam, dan melihat ke arah lawan bicaranya. Didepannya ada seorang murid perempuan yang memilik wajah kecil namun imut, rambuk berwarna pink muda yang diikat kesamping  kanan menambah kesan imut pada dirinya. Tubuh kecil dan bola mata berwarna ungu menjadi perpaduan yang sempurna untuknya.

"Apa maksudmu dengan itu coba, jika ini tahun terakhir mu disini maka begitu juga denganku kan"

"Ya kamu benar"

"Kalau begitu mari kita buat satu tahun yang tersisa ini menjadi tidak terlupakan, seperti mencarikanmu seorang kekasih"

"ahaha apa-apaan itu coba"

Tawa hambar diberikan terhadap candaan risu.

"Baiklah kalau begitu mari pulang"

"Eh bukannya tugasmu belum selesai"

"Aku akan mengerjakannya dirumah, jika terus berlama-lama disini aku takut kamu tidak akan bertahan lebih lama lagi"

"Asal kamu tahu aku ini bukan anak kecil, jadi menunggu bukan masalah besar bagiku"

"Iya iya, kalau begitu ayo"

"Iya"

Mereka berdua membereskan barang-barang mereka lalu pergi meninggalkan tempat duduk, dan berjalan mengarah ke pintu kelas. Namun sebelum sampai di pintu kelas Risu tiba tiba berhenti lalu berbalik.

"Ada apa, sudah melupakan sesuatu?"

"Aku harap kamu segara menemukan pangeranmu, Iofi"

Terkejut dengan ucapan risu yang tiba tiba, Iofi tertawa sambil memegangi perutnya.

"Apa-apaan itu, tapi setidaknya terima kasih. aku akan mencoba menemukannya nanti, untuk sekarang mari kita pulang dulu, aku sudah lapar"

"Kalau begitu bagaimana kalau kita mampir ke toko crape yang baru buka itu?"

"Kedengaranya asik, kalau begitu ayo"

Mereka berdua berjalan keluar dari kelas, sebelum mereka pergi iofi memastikan untuk menutup pintu kelas sambil bergumam.

(akakah pangeranku akan benar-benar datang?)

Pintu kelas tertutup, diikuti langkah kaki yangmulai menjauh. Matahari yang sudah kehilangan warnyanya. Hawa dingin yang mulaidatang menusuk serta Bulan purnama yang menerangi langit malam. Akankah harapan Iofi menjadi kenyataan.

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang