17. ANDAI

201 28 3
                                    

(apa apaan dengan situasi ini ?)

Kini Iofi dan Moona saling berdiri bersebelahan di bawah sebuah pohon dengan diselimuti cahaya rembulan yang menyinari mereka melewati dedaunan. Tidak ada dari mereka berdua yang saling berbicara, keduanya hanya saling memperhatikan seluruh murid yang berada di lapangan, namun tidak disangka kegelisahan yang Iofi rasakan sebelumnya kembali terjadi.

(tunggu, kok kembali berdetak cepat sih)

Kini Iofi merasa gelisah karena detak jantungnya kembali berdetak dengan sangat cepat, bahkan lebih cepat dari yang sebelumnya sampai sampai membuat Iofi sendiri khawatir dengan keselamatannya sendiri.

(hei hei, kok jadi lebih cepat dari pada sebelumnya, bisa bisa aku mati nih nanti)

Namun disaat Iofi tengah disibukkan dengan kegelisahannya, sang pembawa acara kembali mulai berbicara.

"Baiklah semuanya, kita akan melaksanakan acara terakhir kita"

Semua murid yang awalnya sibuk dengan diri mereka sendiri, kini kembali memperhatikan ke arah dimana sang pembawa acara berbicara.

"Dalam hitungan...3...2...1...Nyalakan"

Setelah hitungan mundur yang dilakukan, terlihat tumpukan kayu yang berada di tengah lapangan dibakar dengan seseorang yang membuat tumpukan kayu itu menjadi seperti sebuah api unggun.

"Hehh mengadakan api unggun di sekolah ya... Memangnya tidak apa apa ?"

Iofi merasa takjub serta merasa khawatir di saat yang bersamaan setelah melihat api unggun dinyalakan di lingkungan sekolah. Namun sepertinya tidak hanya sampai segitu saja acara penutupan yang disiapkan, sebuah melodi iringan lagu tiba tiba dimainkan.

"Baiklah semuanya ini adalah acara terakhir yang akan kita lakukan, jadi temukanlah pasangan kalian lalu mari kita berdansa bersama"

"YEAHH"

Teriakan bersemangat para murid pada apa yang dikatakan sang pembawa acara, meskipun hanya mengadakan sebatas dansa namun para murid terlihat sangat bersemangat dengan hal itu.

"Ehh jadi mereka akan mengadakan dansa ya"

Iofi sama sekali tidak akan mengira jika mereka akan mengadakan dansa sebagai penutup acara.

"Dansa ya..."

"Moon ?"

Mendengar nada bicara Moona yang tiba tiba berubah menjadi begitu datar membuat Iofi tersadar akan sesuatu.

(sial, aku baru ingat kalau mood Moona masih belum membaik... bodohnya diriku, kenapa aku bisa sampai melupakannya)

Iofi kembali teringat jika dia masih belum memperbaiki mood Moona yang rusak karena tindakan yang tidak disengajanya.

"Seandainya aku tau soal drama itu, apa mungkin aku bisa berdansa denganmu ya..."

"Eh, apa Moon ?"

"Bukan apa apa"

Meskipun terdapat banyak gangguan dari suara musik serta suara para murid, namun Iofi masih dapat mendengar dengan sedikit jelas apa yang baru saja Moona katakan. Iofi kemudian meneguk ludahnya sendiri dan berniat untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk mengajak Moona berdansa.

"Moon ma-"

"MOONA ! ! !"

Namun tiba tiba segerombolan murid datang mengerumuni Moona yang tidak lain mereka adalah murid laki laki yang ingin memanfaatkan acara untuk dapat berdansa bersama Moona.

"Moona, maukah kamu berdansa bersama ku ?"

"Tidak, aku yang lebih dulu. Karena itu berdansalah bersamaku"

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang