21. MENYUKAINYA

236 31 1
                                    

~KRING KRING

Dering dari sebuah telepon yang terus berbunyi, sampai akhirnya berhenti ketika ada orang yang mengangkatnya.

[Halo Iofi, ada apa menelepon malam malam ?]

Risu mengangkat telepon yang diterimanya, namun tidak mendapat balasan dari Iofi yang menelponnya.

[Haloo, Iofi...]

Risu mencoba memanggil sekali lagi memastikan jika telepon yang diterimanya bukan karena salah sambung.

[Risu...]

Risu akhirnya mendapat balasan dari Iofi, namun Risu sadar ada yang salah dengan Iofi. Karena suara Iofi terdengar sedikit serak dan hanya berbisik yang membuat Risu langsung khawatir.

[Iofi kamu kenapa ?]

[Risu, tolong aku...]

[Jawab dulu, kamu kenapa ?]

Namun Iofi masih tetap tidak menjawab pertanyaan Risu, yang mana membuat Risu semakin khawatir.

[Dia menemukanku...]

Risu seakan mengerti alasan mengapa temannya seperti itu tanpa harus mendengarkan penjelasan terlebih dahulu.

[Ayah mu ?]

[Ya ...]

Iofi hanya membalas dengan singkat, namun Risu tidak mempermasalahkannya dan lanjut bertanya kepada Iofi.

[Ayahmu tidak meminta yang aneh aneh kan ?]

[Dia menyuruhku pulang...]

[Tung- pulang ? sekarang ? bagaimana dengan sekolah mu ?]

[Dia bilang tidak usah memperdulikannya, karena nanti setelah aku pulang aku akan langsung menikah]

Seakan tidak percaya dengan apa yang barus saja didengarnya, membuat Risu sangat terkejut dan mencoba memastikan sekali lagi.

[Ap- menikah ? apa kamu serius ?]

[Ya, itu yang dikatakannya. Aku harus bagaimana Risu...]

Iofi yang pasrah mencoba meminta saran dengan sahabatnya, namun Risu hanya diam karena tidak tau harus apa dengan situasi ini.

[Aku ingin lulus bersama kalian...]

Tepat setelah mengatakan itu, Iofi menangis dengan sangat keras karena merasa tidak punya pilihan lain selain menuruti kehendak ayahnya untuk menikah dengan orang yang tidak dikenalnya. Disisi lain Risu merasa kesal dengan dirinya sendiri yang sama sekali tidak tau harus bertindak seperti apa, meskipun mereka sudah sangat lama berteman.

[Iofi tenangkan dirimu dulu, pasti ada jalan lain]

Iofi yang tengah menangis mencoba menahan tangisannya setelah mendengar apa yang dikatakan sahabatnya.

[Apa memang masih ada jalan lain...?]

Meskipun merasa tidak yakin, namun Iofi berusaha meyakinkan dirinya mengikuti apa yang dikatakan sahabatnya.

[Ayollah, sebelumnya kau juga sudah pernah melakukannya kan]

[Hmm... ?]

Iofi hanya kebingungan mendengar apa yang baru saja dikatakan sahabatnya.

[Apa kau lupa bagaimana kau bisa berada disini]

Iofi kemudian mencoba mengingat semua kejadian yang membuatnya bisa sampai disini.

[Kau mencoba kabur kesini bersamaku disaat ayahmu menyuruhmu masuk ke sekolah bisnis kan]

[Kau benar...]

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang